Calista|Pt.12

851 149 42
                                    

•••


[Selamat membaca]

Sudah lima hari Calista menginap di rumah Kennard. Calista juga menyetujuinya saat itu daripada dia harus pulang ke rumah yang sangat menyeramkan. Lebih baik dirinya tinggal sebentar di rumah Kennard. Walaupun sebenarnya anak gadis tidak diperbolehkan menginap di rumah seorang laki-laki yang baru dikenal.

Memang nya siapa yang peduli akan hal itu? Orang lain saja sibuk dengan urusan nya masing-masing. Memang masih ada yang bisa menyibukkan dirinya untuk mengomentari hidup orang lain?

Hanya orang yang tidak punya pekerjaan lah yang melakukan nya.

Calista duduk di taman sekolah sendiri. Tidak tahu Kennard pergi kemana. Entah lah seperti hilang di telan bumi saja.

Calista menggoyangkan kedua kakinya ke atas ke bawah. Mengikuti setiap angin yang menerpanya. Tiba-tiba seseorang datang dihadapan Calista. Tentu Calista terkejut bukan main "Ih lo mah ngagetin gue aja sih!" ucap Calista.

"Hehehe, maaf. Kantin gak? Kan lo dari tadi belum makan. Kasian nanti sama perut lo itu, dia kan juga butuh makanan!" tanya Kennard.

Ya, orang itu adalah Kennard yang datang dihadapan Calista.

"Kantin lah! Iya apa iya yang perut nya mulus punya roti sobek." sindir Calista.

"Hehehe, udah yok kita kantin! Hati-hati sama luka bakar di tangan lo takut ke senggol sama orang!" ucap Kennard memperingati.

"Iya Kennard, Calista tuh bakal hati-hati kok." balas Calista dengan mata yang di kedipkan berkali-kali.

"Jijik gue Lis. Ternyata setelah lo sembuh dari sakit, lo bakal berubah jadi orang gila Lis." ledek Kennard di tengah perjalanan mereka.

"Apaan sih. Jahat bego lo. Ini gara-gara lo kali yang ngerawat gue jadinya gue begini dah!" ucap Calista.

"Idih, enggak lah."

"Dasar kutil anoa gak mau ngaku lagi!" sindir Calista.

"Dasar upil anoa gak mau ngaku lagi!" sindir Kennard.

"Ngikutin aja sih lo. Dasar copas!" sindir Calista.

"Udah deh sehari aja gitu gua gak debat sama lo. Capek kayaknya gue Lis. Bisa-bisa gue darah rendah nih." ucap Kennard.

"Siapa suruh Calista di lawan. Darah tinggi Kennard! Eh gue juga capek sebenarnya, wkwkw." balas Calista.

"Bodo amat,"

"Lo duduk disini jangan kemana-mana lagi kayak waktu itu. Ngilang aja kerjaan lo, udah tahu gue capek bawa makanan buat lo. Eh orangnya hilang tau-taunya dia di bully sama kakel. Ngabisin duit gue aja itu. Hampir setiap istirahat gue harus nolongin lo. Awas aja istirahat kali ini juga sama kayak waktu it-" ucap Kennard terpotong.

Mereka berdua kini memang sudah sampai di tengah-tengah kantin, tentu nya untuk bersarapan sebentar.

"Udah ngomel nya? Iya tahu gue salah! Udah ih sonoh katanya mau pesenin makanan. Gue disini kok gak bakal kemana-mana." jawab Calista.

"Awas ya. Gue pergi nih 1 2 3." ucap Kennard sambil mundur kebelakang dengan pelan-pelan.

"Kennard cepetan lari di belakang lo ada Rita si gendut itu yang demen sama lo!" suruh Calista sambil berteriak, dia berucap seperti itu hanya ingin menjaili Kennard saja.

"Anjir beneran? Kaburrr!"

"Ngakak sumpah," Calista tertawa manis dengan sendirinya.

Disaat dirinya sedang tertawa, ada beberapa gerombolan manusia yang datang menghampiri Calista.

She Is Mine[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang