Chap 10. Setelah Badai

731 89 6
                                    


"JAUHKAN TANGAN KOTOR MU DARINYA BRENGSEK!" Pukulan menghantam wajah pemuda bersurai pirang itu. hingga membuatnya terlempat jatuh ke tanah.

Orang yang terduduk di lantai dengan wajah lebamnya kini tertawa dengan cukup kencang. "Hahahahaha, kau tak ada kesempatan lagi cebol. Bocah itu. Bocah manis itu." Sambil berdiri menunjuk Eren yang berada di atas kasur tak berdaya.

"Eren sudah menjadi milik ku." Tawanya nyari bergema di dalam kamar

"Tidak Xavi! Belum. Dia hanya akan selalu menjadi milik ku, Levi Ackerman. Tidak ada yang bisa merebutnya dia selain aku sendiri ingat itu!" Titah nya. "Xavi, aku tau kau hanyalah makhluk kecil yang bisa ku hancurkan kapan pun ku mau." Levi berjalan mendekat dan menghamtamnya dengan kepalan tangan kosong. membuat Xavi tak berdaya.

"hahahahahaha dasar kau cebol sialan. Bocah itu sudah jadi milik ku kau lihat lah betapa bahagianya dia saat ini setelah merasakan pelayaan ku saat kau tidak ada"

"HENTIKAN OMONG KOSONG MU ITU! Sekarang kau ikut dengan ku." Titah Levi sambil memberikan perintah pada Hanji untuk membawa tersangka penculikan.

Levi berjalan mendekati tempat tidur. dimana Eren terbujur lemas tak sadarkan diri, dengan baju yang sudah terkoyak dan luka memar di seluruh tubuhnya.

Perih hati ini melihat orang yang dia cintai terluka, kini Levi tak akan pernah mau melepaskan orang paling berharganya. Tidak untuk yang kedua kalinya.

Di kediaman Ackerman. Eren masih terbaring di atas kasur dan tak sadarkan diri. Sudah 3 hari setelah kejadian penculikan Xavi. sang bocah manis itu terus saja tertidur di atas kasur tak sadarkan diri. Sudah 5 dokter tercanggih di datangkan dari luar negeri namun hasilnya tetap saja nihil.

"Pendek tidurlah aku akan menjaganya." Ucap Hanji yang muncul tiba-tiba di belakang Levi.

"Bagaimana dengannya? apa sudah mau membuka mulut?" tanya Levi pada Hanji.

"Tidak, dia hanya tertawa gila saat di beri pertanyaa."

"Baiklah, jaga dia aku akan memberi pelajaran padanya." Berjalan mendekat dan membisikkan sebuah kata di telinga Eren dan mencium keningnya lalu pergi.

Beberapa jam kemudian setelah kepergian Levi, Eren perlahan menunjukkan responnya. Jari-jari tangan itu mulai bergerak, matanya mulai membuka secara perlahan. Melihat sekeliling namun yang di temuinya hanyalah Hanji yang tertidur di atas sofa panjang.

"H..Hanji...san.." ucap Eren perlahan. Hanji yang mendengar sebuah suara langsung saja terbangun dan menghampiri Eren.

"Eh Eren kau sudah sadar? Aku akan periksa kau dulu. Apa ada yang sakit? Katakana padaku."

"Ti...tidak, di..dimana Levi?" tanyanya kemudian dengan suaranya yang masih lemas setelah koma beberapa hari.

"Tenang lah. Si pendek itu sadang beristirahat, dia sudah 3 hari 2 malam menunggumu di sini tanpa istirahat dan tanpa makan juga."

mendengan perkataan dari Hanji, membuatnya sidikit merasa tenang. "Baiklah, tapi apa dia tidak apa-apa? Apa dia terluka?"

"Hahahahaha Eren kau meragukan kemampuan si pendek itu?" hanji tertawa mendengan pertanyaan Eren. "SweetHeart dengar ya. Dia bukanlah orang yang akan mati kelaparan dan tanpa istirahat. Tubuhnya itu bagaikan robot. Dia tidak akan pernah bisa di lukai oleh musuh-musuhnya. Hanya satu saat ini yang bisa melukainya. Yaitu kau sendiri Eren." Lanjut Hanji menenangkan bocah tersebut.

"Apa maksud perkataan mu?"

"Saat ini dia sangat mencitaimu. Ke pergian Isabel membuatnya kembali menjadi orang yang dingin tanpa perasaan, namun setelah dia bertemu dengan mu. Kini dia begitu hangat. Mungkin kau belum merasakan betapa berbedanya dia saat ini. Tapi kami yang sudah bertahun-tahun berteman dengannya bisa merasakan perubahan yang ada dalam dirinya." Hanji berjalan mengambil kursi untuk bisa duduk di sebelah kasur Eren.

"Eren, perubahan si cebol itu begitu berbeda dengan perubahan dia saat bersama Isabel. Dia lebih berperasaan saat bersamamu. Di bandingkan saat dia bersama Isabel. Jadi aku meminta padamu, tetaplah di sisinya dan buat dia menjadi manusia sepenuh nya." Senyum dengan penuh harapan terpancar di wajah hanji.

Terlihat jelas memang sepertinya Hanji sama sekali tidak berbohong, mungkin memang benar Levi lebih berperasaan di bandingkan dulu. Mungkin memang benar orang dingin tanpa perasaan tersebut tidaklah ada lagi setelah Eren bertemu dengannya.

Namun saat ini yang berada di benak Eren hanyalah bagaimana keadaannya sekarang. Apakah dia baik-baik saja, atau mungkin memang dia terluka namun yang lain hanya saja tidak menyadarinya.

Beberapa saat kemudian teman-teman Eren datang berkunjung, setelah mereka semua mendapatkan kabar dari Hanji sendiri. Mereka semua meninggalkan tugas Negara mereka hanya untuk melihat keadaan Eren. Betapa di cintainya Eren selama ini.

Selama ini Eren hanya berpikir bahwa dia menyusahkan mereka, bahwa dia hanya menjadi beban untuk teman-temannya. Namun Eren tidak tahu, bahwa selama ini teman-temannya memang sangat menyayangi Eren seperti keluarga sendiri.

Semua orang berkumpul di kamar Eren. Mereka tertawa menghilangkan perasaan tidak enak yang kini memang sedang Eren derita. Tanpa menyadari sosok orang yang memang sedari tadi Eren pikirkan berdiri bersandar di ambang pintu masuk. Melihat betapa bahagianya Eren yang kini tertawa bahagia.

"Sepertinya bahagia sekali kalian, sampai aku tidak ingin mengganggu." Jelas sosok tersebut dan berjalan mendekat.

"Mr. L." Panggil Eren yang lansung saja saat melihat ke arah suara.

Semua mata tertuju padanya. Hanya satu mata yang memandang benci padanya. Ya Mikasa. Gadis tersebut sangatlah tidak suka dengan Levi sejak mereka bertemu.

"Hy bocah, bagaimana keadaanmu?" jelas nada suara itu dingin seperti es batu di telinga banyak orang, namun tidak untuk Eren.

"Baik." Senyum terlukis di wajah manis itu.

"Baiklah Eren sepertinya kami harus kembali ke tugas masing-masing kami tidak bisa meninggalkan nya terlalu lama. Mr. L tolong jaga adik kecil ku ini." Jelas jean lalu berjalan pergi bersama yang lainnya.

"Levi apa kau terluka?" Tanya Eren khawatir.

"Tidak."

"Benar tidak? Jika ada yang terluka bilang saja pada ku, aku tidak akan memberi tahu pada yang lain."

"Tidak."

"Yakin?"

"Kau ini cerewet sekali. di sini yang harusnya bertanya adalah aku bukan kau dasar bocah sialan!" bentak Levi kemudian. Namun dengan cepat pria itu langsung saja memeluk Eren dengan eret. "Apa ada yang sakit?" tanyanya kemudian dengan nadanya yang lembut.

"Tidak, aku tau kau akan datang menyelamatkan ku. Aku tau itu."

"Eren, ku mohon jangan pergi tinggalkan aku. Tinggalah di sini, di sisiku, untuk selamanya."

"Eh? Aaapa ma-ma-maksudmu?"

"bocah, aku mencintaimu."

"eh ta..ta.. tapi kita.."

"Aku tahu, tenang saja, tidak akan ada yang berani menentang atau membicarakan hal buruk pada mu. Jadi apa kau menerimanya?" Tanya Levi meminta kepastian.



mungkin setelah chap ini tidak akan ada embel-embel dari author ya.

semoga kalian menyukainya. ^.^

The Devil Of World (Riren/Funfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang