Seorang pria terduduk tenang pada singgasana, memimpin sebuah pertemuan yang penting di kediaman miliknya. Di saat menyelesaikan masalah-masalah yang menimpa perusahaan, pria itu dikejutkan dengan salah seorang pelayan yang tiba-tiba masuk dengan panik.
"Tuan gawat. Tuan muda Eren tidak ada di kamarnya."
Seketika mata tajam itu menjadi lebih tajam. "BAGAIMANA BISA? CARI DIA! TUTUP PINTU MASUK DAN KELUAR! JANGAN SAMPAI ADA YANG MASUK DAN KELUAR DARI TEMPAT INI! CEPAT!" Titahnya.
Disaat semuanya ingin berdiri dan langsung mencari Eren, tiba-tiba terdengar suara tawa mendekat.
"Tak perlu merepotkan diri mencarinya." Terlihat seorang wanita dengan surai kuning berjalan mendekati Levi.
"Kau!"
"Tenanglah cebol. aku kemari tidak sedang mencari keributan dengan mu, mari duduk dan bicarakan hal ini dengan tenang." katanya.
"Pertama, perkenalkan namaku adalah Annie Leonheart, tunangan Xavi. pria yang kau tahan saat ini. aku disini ingin bertukar dengan mu. kau dapatkan kekasih manismu, dan aku dapatkan tunanganku."
"Baik, tapi aku memiliki 1 syarat."
"Katakan, aku akan mendengar dulu." kata gadis itu angkuh.
"Setelah kau mendapatkan yang kau mau, dan aku dapatkan yang aku mau. aku tak ingin melihat kelompok kalian berada di dekat kami. jika kau, pria brengsek itu ataupun anak buah mu terlihat tamatlah kalian. Dan aku ingin bocahku tidak terluka sedikitpun." Jelas Levi dengan mantap.
"Baik, itu bisa di atur." katanya dengan arogan. "Ternyata tidaklah sulit berdiskusi dengan mu pendek."
"Senang bisa berbisnis cepat dengan mu gadis es."
Keduanya sama-sama menyeringai menakutkan. Ya seluruh orang dalam ruangan itu tidak akan pernah tahu apa yang dipikirkan oleh kedua tokoh besar tersebut. keduanya memiliki skill dan jalan pikir yang bisa dibilang hampir sama.
Memiliki pikiran cerdik dan licik bersama. Mungkin, jika mereka adalah saudara maka tidak akan ada lagi anggota kelompok lain yang berani menentang.
Setelah pertemuan mendadak tersebut, waktu dan tempat sudah di tentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak. kini Levi mengumpulkan semua anggotanya berkumpul di depan rumahnya. semua rencana cadangan dibuat dengan begitu rapi dari semua arahan yang telah Levi berikan, mereka pun mendengarkan dengan sangat baik.
Levi adalah pemimpin yang dimana menjelaskan dengan sangat teliti dan detail, hal-hal sekecil apapun kemungkinannya maka akan tetap ia gunakan. Walau perbandingannya 1 : 8 akan dia lakukan. Itu semua ia lakukan untuk bocahnya, bocah yang selama ini ia tunggu setelah kepergian Issabela kekasihnya.
Namun, semua orang tahu bahwa Eren sangatlah special dimatanya. Ia berbeda dengan Issabela. Eren memiliki tempat sangat special di hati seorang Levi yang berdarah dingin dan tanpa perasaan. Banyak orang mengira setelah kepergian Issabel ia menjadi lebih tidak berperasaan dan tidak punya hati, dia jauh lebih dingin dari sebelum berhubungan dengan gadis periang tersebut. Tapi setelah Levi bertemu dengan Eren dia jauh lebih baik, dia lebih terlihat seperti manusia pada umumnya.
.
.
.
Sebuah gedung kosong dengan tempat yang begitu luas kini sudah di penuhi oleh banyak orang. Mereka berpakaian rapi dan serba hitam dan putih dan di bagi menjadi 2 kelompok yang saling berhadapan. Dengan Levi dan Anne yang berada di barisan utama paling depan."Apa kau membawa Xavi?." Tanya gadis es tersebut memastikan.
"Aku ingin lihat bocah ku terlebih dulu, baru ku berikan tunangan mu yang tidak berguna itu."
Mendengar perkataan Levi, Anne pun memberikan arahan kepada salah satu anak buahnya untuk membawa Eren begitu pula Levi.
Tak lama, terlihat Eren dengan mata tertutup di giring menuju barisan depan. Mata dingin Levi kini memperhatikan bocah itu dari ujung kaki hingga ujung rambut, apakah ada sedikit goresan atau tidak. Tapi trauma Eren yang b3lum sepenuhnya hilang membuatnya bungkap dan ketakutan."Lepaskan dia." Kata Levi mengintrupsi.
"Rivaile. Apa itu kau?." Tanya Eren begitu mendengar sura berat yang tidak asing di telinganya. "BUKA! BUKA AKU INGIN MELIHAT RIVAILE!." Pekik Eren dengan suara yang bergetar.
"Tenanglah bocah. Ini akan segera berakhir" kalimat ini membuat Eren sedikit tenang.
"Manis sekali. Kalian memang pasangan yang manis. Tapi sayang, aku tidak ada waktu untu melihat hal-hal seperti ini. Masih banyak yang harus ku kerjakan. Jadi dimana Xavi!" Anne sedikit berteriak tidak sabar.
Levih yang mendengar langsung memanggil Xavi. "Kita tukar bersama." Katanya.
Xavi yang di tuntun Hange berjalan menuju bagian Anne sedangkan Eren di tuntun oleh anak buah pihak dari Anne sendiri. Mereka berdua bertemu di pertengahan, masing-masing memberikan sandra mereka.
Awalnya semua rencana berjalan dengan begitu mulus tanpa adanya kerusuhan dan pertikaian. Sampai saat Xavi sendiri berada di barisan awal kelompok, dia mengambil sebuah pistol yang berada di saku sang anak buah. Saat pelatuk di tarik dan berbunyi tembakan, sontak hange menarik Eren mengamankan bocah itu jauh dari kericuhan. Xavi dengan sengaja melakukan hal tersebut, dia tidak ingin menunggu untuk kesempatan lain. Dia ingin Eren dan ingin membunuh Levi agar bisa seutuhnya mendapatkan apa yang dia inginkan.
Levi yang dihujani oleh banyaknya peluru tidak gentar. Dia memang monster seperti sebelumnya, jiwa monster itu tidak akan pernah hilang darinya walau dia terlihat sedikit hangat dan memiliki hati tapi tetap saja monsterq tetaplah akan menjadi monster yang ganas jika dibangunkan. Anne yang melihat tindakan Xavi kini sudah angkat tangan, gadis itu pergi dah sudah tidak mau lagi membantunya. Dia kesal dengan rencana yang di hancurkan oleh Xavi sendiri.
Levi yang melihat gadis itu pergi pun mengerti maksud Anne. Gadis itu tidak akan kembali berulah, dia tidak akan perduli Xavi mati atau hidup. Levi sedari tadi memang sengaja tidak membidik dengan benar agar pria bersurai putih itu tidak mati. Namun saat melihat tindakan Anne kini ia pun membidiknya dengan benar, sekali tembak langsung mrngenai tepzt di dada sebelah kiri. Pria itu kini terkapar tak berdaya dengan memegangi dada yang kini bercucuran darah.
Semua anak buah yang melihat disekitar mereka tidak ada Anne dan Xavi pun tertempak langsung pergi mundur, mereka meninggalkan Xavi yang masih sekarat terkapar di tanah. Semua tembakan berhenti seketika. Levi mendekati tubuh yang kini sudah tidak berdaya.
"Kau sudah tidak dibutuhkan gadis es itu. Kau sudah menggagalkan rencananya. Jadi inilah akibat perbuatan mu sendiri." Kata Levi
Sementara itu, Eren kini berada di dalam mobil, ikatan penutup mata miliknya di buks oleh hange. Bocah bersurai coklat itu senang begitu melihat wajah yang dikenalinya. "Hange-san." Katanya sambil memeluk Hange dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tenang manis, semua sudah berakhir."
Tak lama kemudian, Terlihat Sosok berjalan menuju mobil Mereka. sosok dengan mata tajam dan tinggi hanya 160 an. seluruh bajunya berlumur darah membuat Eren ketakutan dan panik.
" Apa yang terjadi?"
" Tenang lah bocah, Ini bukan darah ku."
" Bagaimana tidak, lihat lah banyak Sekali."
Levi yang melihat mata berwarna zambrut sudah berkaca-kaca, kini langsung memeluknya dengan erat. Menenangkan Semua kegelisahan dan kepanikan bocah Manis miliknya Itu. Tidak banyak berkata-kata hanya Sebuah pelukan dan tepukan hangat pada punggung Eren bisa Membuatnya tenang.
"Mata empat, bereskan Semua aku akan pulang." Hange yang mengerti maksud Levi hanya menganggukan kepala.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Of World (Riren/Funfiction)
Fiksi Penggemar"Seorang pria yang menyandang jabatan sebagai ketua Mafia terkuat didunia dengan sengaja menghancurkan sebuah gedung seorang diri, karena kematian sang kekasih. Ia tak memiliki identitas. Sampai akhirnya ia tertangkap oleh Militer Survey corps. La...