"Pasti mau bully aku lagi. Tapi tenang aja, aku bakal masuk sekolah ko.." Batin Cilla sambil menaiki kendaraan milik Cantika.
* * *
BRUMMM....
Terdengar deru mobil milik Cantika yang melaju sambil fokus kejalanan. Cilla menoleh ke arah Cantika seakan ingin berucap terima kasih padanya."Cantika..," Panggil Cilla pelan. Cantika menoleh sebentar dengan tatapan tanya.
"Yaa?" Katanya sambil melihat kejalanan lagi.
"Engga pa pa ko, cuman mau ngomong makasih aja.. Hehe"
"Hmm, aku juga mau terima kasih udah bantuin tugas aku yang lalu." Balas Cantika sambil tersenyum.
Hening. Hanya suara motor dan mobil serta truk yang saling mendahului. Cantika berhenti di persimpangan karena ada lampu lalu lintas sedang berwarna merah.
"Kamu emang udah punya SIM?" Tanya Cilla. Cantika menghembuskan nafas pelan dan menoleh kepada Cilla.
"Nih, lihat.. Aku udah punya dong, kan aku udah umur delapan belas tahun. Wkwk" Ucap Cantika sambil memamerkan Surat Izin Mengemudi nya pada Cilla.
"Kamu kok sama orang lain manggilnya lo-gue sih? Kok sama aku enggak?" Tanya Cilla sambil memiringkan kepalanya.
"Yaa, gimana yaa. Menurut aku, kita paling pas manggilnya pake aku-kamu. Kalo lo-gue berasa kaku gitu.." Balas Cantika sambil kembali melajukan mobilnya di jalan raya.
* * *
Sementara itu disekolah tampak Revando yang sedang gelisah. Entah apa yang cowok itu gelisahkan terlihat jelas bahwa ia sedang memikirkan Cilla."Bisa tenang gak sih? Lo jadi bikin mood gue tambah buruk!" Bentak Rahmat.
"Alah, lo jangan ngelak dah kalo sebenernya lo itu juga mikirin Cilla. Boong dosa loh." Balas Revando yang tak kalah sinis.
"Sssttt!! Ngapain juga gue mikirin bocah kampung itu."
* * *
Cilla tiba dirumahnya dengan bantuan Cantika. Cilla masuk kerumahnya yang sederhana tapi istimewa. Cantika sudah izin bahwa ia tidak bisa masuk sekolah dikarenakan menjaga Cilla. Makhlum, hanya Cilla dan dua orang ARTnya yang juga sibuk mengurus rumahnya.Ayah dan Ibunya Cilla ada pekerjaan dan beda kantor. Cilla juga anak tunggal, jika dulu sewaktu kecil Cilla selalu bermain dengan Lana dan Lissa. Sekarang semua berbeda. Cilla hanya berteman dengan buku, jika dikatakan mungkin hanya Cantika yang senang jadi sahabatnya.
Lana sudah berubah semenjak kenal dengan Rahmat dan teman genknya. Tapi, entahlah kemana Lissa sekarang. Mungkin saja ia sudah berubah seperti Lana, tapi mustahil. Karena sebelum Lana, sudah ada Lissa yang senang dengan Cilla apa adanya.
Melihat kedatangan Cilla yang pucat dan demam itu, Bik Sumiati meninggalkan kegiatannya untuk membantu Cilla berbaring di ranjangnya. Cantika meletakkan tas kepunyaan Cilla di meja belajarnya.
"Makasih ya, Non Cantika udah bantuin Cilla. Tapi ngomong ngomong, Non Cantika ngak ke sekolah lagi?" Kata Bik Sumiati.
"Iya, sama sama Bik. Saya sudah izin untuk nemenin Cilla hari ini. Jadi, bibi bisa ngelanjutin kegiatannya lagi." Ucap Cantika yang tak kalah ramahnya.
"Oohh, iya. Ya sudah, kalo Non mau apa-apa bisa minta tolong kok sama bibi." Balas Bik Sum sambil meninggalkan Cilla dan Cantika.
Sepeninggalnya Bik Sum, Cilla tertidur diranjangnya sambil bermimpi.
* * *
"Nanananaa... Tangkap aku, Cilla. Aku yakin kamu ngak bakal bisaa. Hahaha.." Ucap Lana dengan gembiranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Dia (Slow Update)
Short StoryBuset dah, sering bat gonta-ganti cover XD. Priscilla Maia adalah gadis Pelita High School yang jadi bocah bullyan. Selama 2 bulan bersekolah, Ia jarang tertawa akibat luka yang diterima. Dia hanya bisa tersenyum hampa dengan tatapan kosong. Dan itu...