Sebelas; Siapa Ini?

5 2 0
                                    

Pagi ini Pelita High School masuk seperti biasa. Dan Cilla sudah bersiap-siap berangkat sekolah. Biasanya Cilla berangkat sendiri, kali ini tidak. Cilla kini berangkat bersama sahabat lamanya, Lissa.

Cilla mengetuk pintu depan rumah Lissa dengan perlahan.

"Permisi.." Ucapnya sambil mengetuk pintu Lissa. Tak ada jawaban, Cilla mengetuk pintu dengan agak keras. Akhirnya, pemilik rumah membuka pintunya.

"Ehh, Nak Cilla. Mau berangkat bareng Lissa ya? Apa enggak kepagian, sekarang baru setengah enam loh.." Kata Ibunda Lissa ramah.

"Saya udah biasa berangkat sepagi ini, Tante. Ngomong-ngomong, Lissa ada?"

"Ada kok.. Tapi baru mandi, kalo sekolah emanh agak males Lissanya. Apa mau nunggu didalem?" Cilla mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Wahh, dasar Lissa.. Masa jam segini baru mandi? Dasar pemalas, awokawokawokwo." Batin Cilla sambil tertawa cekikikan. Lima menit kemudian Lissa keluar sambil berpakaian baju seragam saja dengan bawahan handuk.

Bukannya bersiap-siap, Lissa malah ikut duduk disofa bersama Cilla. Nih anak bukannya ganti baju malah nongkrong! Mau jadi apa, ha?! Ucap Cilla membatin sambil menepuk jidatnya.

"Kenapa kamu?" Tanya Lissa yang melihat tingkah aneh Cilla.

"Kamu ini! Bukannya siap-siap malah duduk, gimana si."

"Udah biasa laa.. Hehe,"

"Kamu emang kalo sekolah berangkat jam berapa sih?" Tanya Cilla mengerutu.

"Setengah delapan, hoho." Balas Lissa sambil tertawa renyah, hiya sangat renyahh.

"Cepetan ganti baju! Ntar nama aku jadi terkotori," Jelas Cilla dengan nada yang tinggi namun juga ada nada bercanda.

"Iya iyaa.." Tukas Lissa sambil berdiri meninggalkan Cilla di sofa.

Dua puluh lima menit akhirnya Lissa datang dengan pakaian yang sama dengan Cilla. Sangat terlihat, Tinggi? Yaa, Lissa memang tinggi. Seperti Tower Listrik, paan si.

Cilla melihatnya agak mengangga lalu berdiri dan berjalan cepat terus memberhentikan Lissa. Cilla berdiri sejajar dengan Lissa hendak menyamakan tingginya. Parah, kira-kira Lissa lebih 2-3 senti dari Cilla.

"Uhh, untung lebih tiga senti doang. Hahah," Lissa melihat Cilla geleng-geleng kepala dan menarik Cilla keluar rumah dengan tas yang sudah dibawa masing-masing.

Mereka pergi ke sekolah dengan diam. Mereka berusaha mencari topik pembicaraan yang sepertinya sudah langka, awokawokwo. Syukur, tak lama kemudian mereka tiba disekolah.

Cilla menuntun Lissa untuk berjalan dikelasnya. Cilla agak kesal karena sekolah sudah ramai. Bila Cilla tak bersama Lissa, pasti Cilla sudah tiba satu jam yang lalu.

"Tuh kan telaat!" Gerutu Cilla kesal.

"Ampun dah, baru juga jam tujuh." Balas Lissa santai.

Mereka tiba dikelas dengan Cantika yang sudah berdiri di samping pintu kelas. Cantika tersenyum pada Cilla, namun seketika senyumnya memudar dikala Cilla tengah mengandeng seseorang -selain Cantika. Lalu, Cantika masuk kelas dengan gelisah.

"Haee, Cantikaa.. Lama ga ketemuh," Salam Cilla manjah, Cantika yang melihatnya hanya.. Bodoh amat.

"Hemmm.." Balas Cantika ber-hm panjang.

"Siapa ini?" Tanya Cantika menyelidik.

"Ohh yah, kenalin.. Namanya Elissa Bella, panggil aja Lissa. Ini loh Lissa yang kumaksud di mimpiku dulu" Tukas Cilla sambil tetap mengandeng Lissa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya Dia (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang