"Wahhh, biasah.. Malmingan sendiri," Cilla mendengus kesal. Cilla mengotak-atik ponselnya sambil melihat notifikasi, tapi tak ada satupun notif yang terlihat membuatnya tambah kesal.
"Kakk Cillaaa... Turun sini, ada yang nyariin kamu.." Terdengar teriakan Linda, ibu Cilla dari bawah.
"Siapa dah malem-malem yang kemari." Cilla turun kebawah untuk melihat keadaan. Betapa kagetnya ternyata itu..
"Ehh, Raka?!" Sahut Cilla terkejut.
"Yaudah, kakak bincang-bincang dulu gih. Ajak ke ruang tamu. Mami bikinin teh dulu," Kata Linda sambil berpaling ke dapur.
"Ayo duduk," Cilla mempersilahkan Raka untuk duduk. Cilla dan Raka duduk berhadapan. Mengapa Raka datang kerumahnya? Dan, bagaimana Raka bisa tahu alamat rumahnya?!
Baru saja Cilla dan Raka duduk, ada adiknya Cilla yang usil langsung berteriak.
"Waaaa... Kakak bawa pacar!! Papii... Kak Cilla bawa pacarr...!!!!" Teriak adiknya Cilla, Dewi dengan sangat keras.
"Dek, kesini bentar." Sahut Cilla dingin, Dewi langsung mendekat dengan tawa cekikikan. Dan akhirnya..
"KAKAK BILANGIN YA, DEK... MAS INI BUKAN PACAR KAKAK!! DIA TEMEN SEKELAS KAKAK! ISENG DOANG MAEN KESINI!! JANGAN CEPAT AMBIL KEPUTUSAN YAAA...!!" Cilla membentak sambil menjewer kuping Dewi. Entah kenapa bocah itu malah tertawa.
Kebiasaan deh, setiap ada tamu cowok Dewi usil menganggapnya sebagai pacar kakaknya. Dan setelah itu, Dewi mendapat ganjaran dengan jeweran dari Cilla. Apa mungkin udah kebal yah?
"Udah, biarin aja. Kunci aja dikamar," Raka menyahut.
"Huweee... Pacarnya kakak nakalll...," Terdengar Dewi pura-pura menangis menjauhi Raka dan Cilla.
"Jangan ditanggapin. Usil banget bocahnya.. Kamu kenapa kesini? Malem-malem segala," Tanya Cilla.
"Ehm.. Mau ngajak kamu malmingan," Balas Raka sambil malu-malu.
"Isshh paan sih. Jan bercanda,"
"Lahh, beneran tauk. Mau gak? Malmingan ama gue? Kalo gak mau, lo udah nyia-nyiain kesempatan. Tadi banyak loh cewe yang ngajakin aku malmingan, tapi gue tolak karena gue pen malmingan ma elo,"
"Gimana yah. Yaudah lah, ijin dulu ya." Cilla pamit ke dapur dan mendekati mami nya.
"Mami.. Cilla ijin keluar boleh enggak?" Tanya Cilla sambil mempermainkan jarinya.
"Mau ngapain?" Selidik Linda sambil menyeduh teh.
"Ketemuan ama temen yang lain. Katanya di grup chat mau malmingan bareng-bareng." Kata Cilla bohong. Cilla takut kalau mengecewakan Raka. Toh lagipula ngak ada yang bisa dilakukan dirumah.
"Hmm.. Kalo gitu bolehlah. Pulang jan malem-malem. Kalo kemaleman ntar dikunci terus kamu ga boleh masuk sampe pagi!"
"Oke, Mi..!!" Sahut Cilla gembira. Cilla pergi ke kamar untuk mengambil jaket hijau mudanya yang selalu di bawa kemanapun saat Cilla pergi. Setelah itu, Cilla turun kebawah dan mendapati Dewi sedang bermain dengan Raka. Gembira sekali mereka.
"Masa sih, Kak?"
"Ehh iya, suer. Tanya aja sendiri," Raka dan Dewi terlihat gembira sekali. Entah apa yang sudah diceritakan Raka pada Dewi.
"Raka, ayo berangkat. Mumpung dibolehin nih," Rengek Cilla.
"Hahhaa, iya iya.." Balas Raka sambil menghentikan tawanya.
"Kakak pergi dulu ya, Dek.. Ntar disambung lagi, Oke? Hahaha." Pamit Raka. Sempat ada rasa kecewa dari Dewi melihat Raka pergi, tapi itu sudah sirna saat Raka mengedipkan matanya sebelah. Sebelum pergi Raka dan Dewi melakukan tos. Apa maksudnya sih?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Dia (Slow Update)
Cerita PendekBuset dah, sering bat gonta-ganti cover XD. Priscilla Maia adalah gadis Pelita High School yang jadi bocah bullyan. Selama 2 bulan bersekolah, Ia jarang tertawa akibat luka yang diterima. Dia hanya bisa tersenyum hampa dengan tatapan kosong. Dan itu...