"Berangkat..?" Tanya Cantika yang tengah menatap Cilla.
"Eumm... Engga deh," Balas Cilla lirih.
"Lho?! Kenapa? Kitakan udah siap-siap." Kata Cantika yang terkejut mendengar perkataan Cilla.
Cantika menghembuskan nafas panjang sambil mengambil handphonenya untuk melihat notifikasi.
~Rahmat bocah Bangke~
P
Oy, Cantika.. Cilla pokonya harus masuk hari ini!Enak ajaa!
Nih gtw napa Cilla gak mau berangkat.Ahhh, bomat. Pokonya Cilla harus masuk.
Emang kenapa sih?
Gpp
Bangkai memang Rahmat, batin Cantika. Cantika mendekat pada Cilla dan menarik paksa tangannya yang mungil itu. Cilla melotot pada Cantika karena genggamannya erat sekali.
"Kenapa?" Tanya Cilla tergesa-gesa. Tanpa basa-basi lagi Cantika memasukkan Cilla ke dalam mobilnya sambil menancap gas cepat. Pada persimpangan pertama, mobil dihentikan mendadak karena lampu merah.
"Cantikaaa...!" Panggil Cilla kasar.
"Apa!"
"Apa yang terjadi?! Kok maen buru-buru ae?"
"Ga pa pa, ntar kamu juga tau kok." Balas Cantika datar. Lampu hijau menyala membuat Cantika dengan cepat meluncur ke PHS.
Cilla dan Cantika tiba di Pelita High School dengan cepat. Cilla berusaha mengontrol gerak tubuhnya, tidak dengan Cantika yang berjalan sempoyongan.
Dari jauh kelas XI IPA 2, ada Rahmat sedang berdiri seperti menunggu orang dengan tangan dimasukkan kedalam saku. Terlihat tampan, itulah yang dikatakan kaum hawa di PHS. Rahmat memang punya banyak penggemar rahasia, tapi sepertinya ia tak tertarik.
"Oy.. Cepetan..!!" Teriak Rahmat dari jauh. Cilla dan Cantika bergegas menuju kelas walau pandangan kabur. Dengan susah payah, akhirnya Cilla dan Cantika tiba dikelas. Tanpa basa-basi lagi, Rahmat menarik paksa tangan Cilla yang kecil itu.
"Gue pinjem Cilla-nya bentar. Udah, lo gak usah ikut." Itulah pesan terakhir Rahmat sebelum membawa Cilla ke gudang yang gelap.
* * *
"Rahmat, kita mau kemana?" Tanya Cilla parau.
"Ke kondangan.. Ya enggaklah, pastinya mau bully lo." Balas Rahmat sambil tersenyum licik. Mendengar rencana busuk Rahmat, Cilla memberontak ingin tangannya dilepaskan. Tapi tidak, Rahmat malah memperkuat cengramannya.
"Cukup Rahmat.. Lepasinn,"
Tenaga Cilla tidak cukup kuat melepaskan tangan Rahmat. Dan sekarang mereka tiba di depan gudang yang gelap. Ternyata, tak hanya Rahmat, ada juga Lana, Anggun, Arda. Revando? Ahh, sudah jelas Revando tidak akan mau membully gadis cantik ini.
"Wahh, cepet juga lo bawa Cilla," Kata Arda.
"Udah gue bilang, kalo gue udah ada rencana."
"Pandangan Rahmat jauh kedepan ternyata.." Guyon Anggun. Anggun memang tak pandai guyon sehingga semua genknya hanya menatap Anggun dengan tatapan "Garing".
" Ahh, banyak drama.. Langsung aja ish.." Kata Rahmat sambil menendang kaki Cilla dan melepaskan cengramannya.
"Gue pengen cobaa.." Pinta Lana. Sepertinya ia ingin balas dendam pada Cilla yang polosnya sampe ke ubun-ubun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Dia (Slow Update)
Short StoryBuset dah, sering bat gonta-ganti cover XD. Priscilla Maia adalah gadis Pelita High School yang jadi bocah bullyan. Selama 2 bulan bersekolah, Ia jarang tertawa akibat luka yang diterima. Dia hanya bisa tersenyum hampa dengan tatapan kosong. Dan itu...