Tiga; Sadar

16 2 0
                                    

"Dua cangkir, dan satunya Galon.. Okey?" Tambah Revando. Rahmat dan Cantika ngakak dan ditambah dengan ngakakan Revando.

Cantika pergi ke dapur untuk membuatkan teh, karena Revando ingin membuat teh segalon, maka ia ikut ke dapur dan meninggalkan Rahmat dan Cilla berdua.

Hampir tangan Rahmat mengelus puncak kepala Cilla, alis Cilla bergerak gerak dan perlahan membuka matanya. Rahmat langsung mengurungkan niatnya dan mengubah sikapnya yang didingin dan cuek.

"Mph... A-ak-aku.. Dimana..??" Tanya Cilla samar-samar. Dilihatnya Rahmat yang sedang duduk sambil melihat arah lain.

"Lo di UKS sekarang. Tadi lo pingsan dikamar mandi, ngomong-ngomong siapa yang ngunci lo disana?" Tanya Rahmat datar. Sebenarnya Rahmat sudah tau siapa pelakunya, tapi ini hanya untuk memastikan.

Cilla hanya diam saja, ia mempermainkan selimut yang menyelimutinya. Ia tak mau Lana dalam musibah karena Cilla ember.

"Heh! Ditanyain ini! Jawab dong!" Marah Rahmat.

"Ehh... Lana, yang ngunci aku dikamar mandi," Jawab Cilla pelan.

"Elo jangan mikir yang aneh-aneh. Gue nolong lo tadi cuman bantuin Cantika yang panik pengen masuk ke Toilet. Cantika lari ngak jelas nyariin lo, ternyata kuncinya dibawa Lana." Jelas Rahmat berbohong. Hampir saja Rahmat keluar dari UKS datang Cantika dan Revando yang mendengar percakapannya tadi.

"Ehh!! Sape bilang gue panik banget?! Justru elo sampe bentak anggota geng lo sendiri buat minta kunci toilet dari Bocah Tengil tuh tadi! Jan percaya Cilla," Tambah Cantika sambil menunjuk Rahmat dengan jari telunjuknya. Rahmat berusaha menghindar dari pernyataan Cantika dengan mengubah alur pembicaraan.

"Eehh, Revando. Lo gak jadi pake galon minum tehnya? Malah bawa cangkir." Rahmat pura-pura tertawa.

"Sial! Galonnya dipake buat wadah air. Kesel gue!" Revando berdecak kesal. Semua orang di UKS tertawa akibat tingkah Revando yang kocak termasuk Cilla yang masih berbaring di ranjang.

"Aku udah boleh ke kelas? Aku ngak bisa kalo udah ketinggalan pelajaran 1 bab." Rengek Cilla.

"Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak!" Kata Cantika sambil menggelengkan kepalanya dan tangan di pinggang. Cilla langsung lemas.

"Udah, gapapa. Lo disini aja. Gue temenin ama Cantika. Lagian gue gak suka pelajaran di IPS. Pliss yaa," Mendengar perkataan Revando, Cilla terkekeh geli dan mengiyakan perkataan Revando.

"Yaudah, gue kekelas dulu ya? Gue gak terlalu suka bau obat di UKS." Kata Rahmat sambil berlalu dari UKS.

*     *     *
Rahmat ke kelas dengan wajah yang kesal mengingat kejadian sewaktu Lana mengunci Cilla di toilet. Setibanya Rahmat, ia langsung mendekati Lana dan menggebrak mejanya keras.

"Kenapa lo?" Tanya Lana heran.

"Gapapa, gue cuman kesel aja lo ngunci Cilla dikamar mandi sampe PINGSANN!!" Bentak Rahmat.

Cilla, Cilla, dan Cilla! Mengapa cowok itu membanggakan Cilla? Padahal cowo itu juga benci pada Cilla.

"DAN GUE JUGA KESEL LO NGOMONGIN CILLA DI DEPAN GUE!!" Marah Lana. Rahmat malas mendengar perkataan Lana dan meninggalkan Lana dengan tatapan kesal dan pergi ke bangkunya.

"Woy, santuy bro. Gausah sok pahlawan ama Cilla." Kata Arda teman genk Rahmat yang lain.

Rahmat memijat keningnya dan menghembuskan nafas kasar.

"Hhh... Bisa gak sih jangan ngomong gue care ama Cilla? Gue cuman ngelindungin dia dari genk gue sendiri. Tangan mereka gatel pengen bully bocah culun itu! Kalo lo tanya kenapa alasan gue ngelindungin Cilla, itu karena dia udah kasi pinjem PRnya. Kalo gak ada dia, udah abis gue ditangan Bu Tantri! Jelass?!" Ucap Rahmat panjang lebar dan dibalas anggukan temannya.

"Terus, sekarang Cilla ada dimana?" Tanya Arda penasaran.

"UKS lah, ya kalik di kantin." Balas Rahmat jutek.

"Judes amat lo."

"Bodo amat" Rahmat pergi menghadap guru IPSnya untuk izin ke UKS menjenguk Cilla.

"Bu, permisi. Saya izin ke UKS hendak menjenguk Cilla disana." Kata Rahmat santun. Teman sekelasnya terheran-heran mendengar kosakata dari mulut Rahmat. Ada yang sampai melongo mendengarnya, salah satunya Lana. Lana menatap Rahmat dengan kesal. Rahmat menyadarinya dan membalasnya dengan tatapan sinis.

"Wuahh.. Kamu ternyata santun juga. Ya, boleh. Kamu boleh ke UKS." Kata Bu Guru. Dengan semangat Rahmat berlalu dengan cepat.

*    *     *
"Revando, lo ngapain ngak ke kelas ama Rahmat. Kasian, sendirian" Kata Cantika sambil membenahi selimut Cilla.

"Gapapa sih, gue cuman mau bebas dari IPS. Palingan ntar Rahmat balik kesini" Balas Revando.

BRAAKKK!!
Terdengar bantingan pintu yang keras. Ternyata itu Rahmat yang sedang terengah-engah. Cilla menoleh pada Rahmat dengan tatapan bingung.

"Akhh.. Jangan mikir kenapa Rahmat jenguk aku mulu. Ntar, aku yang nge-fly. Paling-paling besok dia bakal bully aku lagi.." Batin Cilla pasrah dan mengubah arah pandang. Cantika mendekati Cilla dan punggung tangan Cantika menyentuh dahi Cilla.

"Kamu panas Cilla. Mending pulang aja" Kata Cantika sambil tersenyum hingga menampakan gigi putih rapinya.

"Jangan Oy! Kalo Cilla pulang kagak ada pemandangan!" Marah Revando.

"Aapaan lo, Cilla panas. Yang pasti butuh istirahat. Kalo terus disini, keganggu ama lo apalagi ama bocah yang ada di dekat pintu itu," Balas Cantika sambil melirik Rahmat.

"Ooo.. Oke, fine. Gue pergi, lagian sebenernya gue udah males ama Cilla." Ketus Rahmat sambil memakai kembali sepatunya yang tadi kemasukan kerikil.

"Aaa boong lo. Yaudah Cantika, gue aja yang nganter Cilla," Kata Revando sambil cengengesan.

"Gak ah, ntar lo apa-apain Cilla. Lagian Cilla pengennya ama gue. Ya kan,?" Ucap Cantika sambil menengok Cilla sedang terbaring dan dibalas anggukan setuju dari Cilla.

"Tuh, kan. Cilla maonya ama gue, yaudah sono ke kelas!" Perintah Cantika dengan sok cantik. Saat Revando dan Rahmat beranjak pergi, Cantika ikut keluar.

"Ngapain lo ngikut?" Tanya Rahmat datar.

"Serah gue dong, gue cuman mau ambil tasnya ama ijin." Balas Cantika sambil berlari meninggalkan dua cowo itu.

Mereka bertiga cepat menghilang dimata Cilla. Mereka sebenarnya sahabat yang baik, entah mengapa mereka tidak menyetujuinya.

"Emang Rahmat khawatir ya ama bocah culun kek aku?" Tanya Cilla pada dirinya sendiri.

Hampir lima menit menunggu, Cantika belum juga datang ke UKS. Cilla menjadi bosan sendiri, Cilla terus saja mempermainkan selimutnya. Lalu tiba Cantika yang terengah-engah dengan tas milik Cilla.

"Haduh, lama ya? Maaf, tadi muter-muter nyari guru BK buat minta izin. Tas kamu berat banget loh, untung aku kuat. Haha," Ucap Cantika sambil mengusap keringatnya.

"Hmm, agak lama. Tapi gapapa kok, makasih ya udah cape-cape. Jadi ngerepotin," Kata Cilla merendah.

"Ehh, iya.. Tadi Revando ngomong 'get well soon ya buat Cilla'. Dan, gak ada titipan salam dari Rahmat"

"Hahh, siapa juga yang ngeharapin ucapan salam dari dia," Ketus Cilla sambil berusaha berdiri dan dibantu oleh Cilla. Saat Cilla dibopong Cantika terdengar teriakan dari Rahmat.

"WOYY..!! CILLA.. BESOK LO HARUS BERANGKAT SEKOLAH! TITIK!!" Rahmat berteriak.

"Pasti mau bully aku lagi. Tapi tenang aja, aku bakal masuk sekolah ko.." Batin Cilla sambil menaiki kendaraan milik Cantika.

*     *     *
Wkwk, disekolah sampe tiga chapter :v. Wihh, ada yang ngeShip Cilla ama Rahmat gak nih? Ato Cilla ama Revando? Mungkin Cilla ama Cantika? Yang jawab ketiga auto salah.

Inget! Update setiap lima chapter sekali. Jadi wajarlah yah. Belum lagi PR, apalagi suruh belajar, hape disita, disuruh ditidur cepet, dan bla bla bla..

Ada yang mau ditanyain?

Sincerely,

Fris Tyty

Hanya Dia (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang