Sepuluh; Bersama

2 2 1
                                    

"Kenapa ketawa?" Gerutu Cilla sambil melipat tangannya setelah melihat Raka menjauh.

"Ga kok. Lucu doang,"

"Lucu darimana cobaa.."

"Yaa lucu doang. Baru kali ini aku liat kamu begitu, hiya hiyaa hiyaaa" Goda Lissa yang berhasil membuat pipi Cilla memerah.

"Au ah, Lissa nakal." Kesal Cilla yang langsung memanyunkan bibirnya hingga terlihat lucu.

"Ampun dehh.. Ini jadi enggak halan-halan bareng ama Lana?" Pertanyaan Lissa diabaikan Cilla yang pura-pura marah.

"Yaudah aku tinggal," Ucap Lissa sambil berpura-pura menjauh, Cilla tak tau kalau itu hanya bohongan langsung menarik tangan Lissa.

"Lissa jangan ninggalin aku lagi ihh. Janji deh aku gak bakal marah."

"Dihhh, enggaklah.. Cukup sekali aja aku ninggalin kalian. Bentar, aku mau ngambil motorku dulu," Kata Lissa sambil berusaha melepaskan tangan Cilla yang makin kuat mencengkram lengan Lissa.

"Ikut..."

"Iya iya, dasar cry baby." Mendengar hal itu Cilla tak terima dan langsung menonjok pelan lengan Lissa.

"Aku enggak cengeng! Dan satu lagi, aku bukan bayii!!"

"Bawel ahh." Cuek Lissa sambil berlalu ke garasinya dan digandeng Cilla.

Bisa gak ya aku, Lissa, ama Lana barengan lagi kek dulu? Aku tau ini aneh, mau berteman dengan teman laknat. Yaa mau gimana lagi, aku pengen barengan kaya dulu. Karena secuek-cueknya Lana, dia tetep perhatian.. Semoga berhasil! Batin Cilla sambil mengatur napasnya. Lissa melihatnya diam-diam dan turut tersenyum seolah mengetahui pikiran Cilla.

Aku tau batinmu, Cilla.. Kamu ngak pernah berubah ternyata. Aku harap ini juga berhasill, hehe.

*    *     *

"Kamu aja ya yang bawa motornya," Pinta Lissa sambil memberikan kuncinya pada Cilla dan Cilla menghindar darinya.

"Kenapa sii?" Tanya Lissa heran dan nada yang agak kesal.

"Aku.. Ga bisa naik motor, hehehe." Cilla tertawa kecut pada Lissa.

"Ga bilang. Yaudah ayo naik," Ucap Lissa sambil menaiki motor dan memasukan kuncinya.

Di perjalanan, Lissa dan Cilla asik mengobrol banyak hal. Benar benar seru.

"Eh yaa, Rumahnya Lana masi sama kan?"

"Mungkin," Kata Cilla sambil mengangkat bahu.

"Kok mungkin?" Tanya Lissa heran.

"Abisnya aku ga pernah kesana. Pernah sihh, tapi itu dua tahun yang lalu waktu ngasi apaan yak, lupa ah." Kesal Cilla karena tak berhasil mengingat ingat.

"Yaudah deh, liat aja nanti"

Tak lama kemudian, mereka tiba dihalaman depan rumah Lana. Masih hijau dengan rumput yang masih ada embunnya. Rumahnya masih megah dengan cat yang masih bersih.

"Lissaa...!!" Pekik Cilla sontak membuat Lissa berbalik badan.

"Apa?" Tanya Lissa.

"Aku masi pake piyamaaaa...." Gerutu Cilla yang membuat Lissa tertawa.

"Ya ampun, kok gak nyadar sih kamu. Aduhh... Ahh biarin deh. Kamu juga lupa sih," Ucap Lissa sambil terus tertawa.

"Ayo balik. Ya kalik pake baju gini,"

"Mampuss.. Hahahah, uda telat Bambangg..!" Tawa Lissa yang keras membuat pemilik rumah keluar dan membuat Lissa dan Cilla diam seketika.

"Ee-ehh.. Lanaa.."

Hanya Dia (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang