Warning Typo bertebaran.....
💋💋💋
Riyuji melupakan demamnya akibat rasa senangnya, selama beberapa tahun terakhir penantian cintanya akhirnya terbalaskan. Riyuji memeluk Bian dan mencium kening Bian, ingin mencium bibir tapi Riyuji masih menahan batasannya. Karena ia tidak ingin orang yang ia cintai merasa tidak nyaman bersamanya.
"Terimakasih, akhirnya kamu membalas cintaku padamu, terasa seperti mimpi." ujar Riyuji.
"Kamu sedang tidak bermimpi kok, tapi istirahatlah dulu karena kamu sedang sakit." ujar Bian sambil tersenyum.
Riyuji balas tersenyum lalu membuka suaranya. "Aku sudah sembuh sayang, aku sudah mendingan."
Bian tersenyum, lalu ia duduk di tepi tempat tidur disusul oleh Riyuji, Riyuji pun membuka suaranya lagi. "Setelah ini apa rencana kamu kedepan sayang? Aku akan membantumu."
"Belum tau, tapi aku ingin ada kegiatan jadi tidak harus berdiam diri dirumah. Aku ingin membuka toko bunga," balas Bian malu-malu sambil meringis menunjukan deretan gigi putihnya.
Riyuji merasa gemas lalu mencium pipi Bian dan kemudian melanjutkan obrolannya. "Baiklah jika itu keinginan Bian ku ini, kita akan membuka toko bunga sesuai ke inginan kamu. Tapi bolehkah aku mengatakan sesuatu padamu?"
"Katakan saja, jangan sungkan." balas Bian.
"Aku ingin pensiun dari rumah sakit dan berhenti menjadi dokter. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku padamu tanpa beban dan tugas yang teramat sangat rumit ini, aku ingin hidup baru denganmu menikmati liburan bersama, menjalankan toko bunga bersama, membuka toko kue bila perlu. Kamu kan suka masak, bagaimana kalau membuka toko bunga dan kue? Jadi ada cafe dan taman bunga di dalamnya." ujar Riyuji.
Bian tersenyum kemudian berbicara. "Kenapa harus berhenti menjadi dokter?"
"Sebenarnya dulu aku memiliki cita-cita untuk menjadi pebisnis, tetapi karena desakan dari orang tua aku menjadi seorang dokter, meski pada awalnya aku tidak menyukainya. Perlahan aku bisa menerima pekerjaanku sebagai dokter," ujar Riyuji.
"Aku tidak setuju kalau kamu harus berhenti menjadi dokter, aku tidak jadi membuka toko kue atau toko bunganya. Bagaimana kalau kita membuka...." ujar Bian yang tidak setuju dengan keputusan Riyuji.
"Membuka apa?" tanya Riyuji.
Bian terdiam sesaat kemudian ia mulai berbicara lagi. "Dulu aku memiliki cita-cita ingin menjadi seorang dokter, membuka klinik lalu membantu orang-orang yang tidak mampu."
"Itu mulia sekali sayangku, apakah itu yang kamu mau? Jika benar aku akan melakukannya untukmu, dan aku juga akan mengajarimu pengobatan. Kita akan membuka klinik dan pengobatan gratis bagi yang tidak mampu. Aku bahkan tidak berpikiran sampai kesana," sahut Riyuji.
Bian tersenyum lalu mengangguk, Riyuji menariknya kedalam pelukan hangat yang jarang di berikan Glen untuknya. Sejak saat itu Bian dan Riyuji membangun klinik di sebuah desa kecil yang memang sangat di butuhkan di desa itu. Penduduk desa sangat senang apa lagi di tangani dengan dokter yang tampan. Riyuji mengajari Bian ilmu kedokteran, siapa sangka Bian sangat pintar dan cerdas. Akhirnya Bian pun menempuh pendidikan kedokteran dimana Riyuji sekolah. Setelah lulus menjadi dokter dan praktek sana sini, Bian bertugas di klinik yang mereka bangun. Bian menjadi dokter umum yang terkenal di desa itu, sementara Riyuji juga menjadi dokter umum bersama kekasih tercinta.
Tiga tahun lamanya menjadi dokter umum, Riyuji dan Bian memutuskan pensiun dan membiarkan semua karyawan yang bekerja. Sesuai janji Bian, mereka akan hidup bersama menikmati hidup dengan suka cita. Bian pun menjalankan bisnis kue dan toko bunganya yang dulu Riyuji katakan, sukses di keduanya dan sudah membuka cabang di mana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Cinta Yang Dalam (End)
RomanceDi musim salju yang pertama pada tahun sebelumnya, Bian dan Glen selalu merayakan hari jadi mereka. Mereka telah menikah dan tinggal bersama sejak memutuskan pisah dari keluarga mereka karena tidak menyetujui hubungan mereka, lalu mereka tinggal dan...