Riyuji masih memandangi wajah Bian yang yang tengah tertidur. Wajah pucat itu terlihat damai kalai tidur. Tetapi begitu rapuh saat ia mulai sadar dan membuka matanya. Riyuji tidak pernah meninggalkan Bian sedetikpun, takut kalau orang yang ia sukai bangun dan merasakan sakit. Ia membelai rambut Bian yang hitam dan lebat. Riyuji tersenyum lalu kemudian ia membuka ponselnya dan mulai mencari-cari pendonor untuk Bian.
Bian terbangun, ia menatap wajah Riyuji yang terlihat frustasi dan lelah. Kemudian Bian bergumam dalam hatinya. 'Andai saja orang yang saat ini duduk di samping ku itu dirimu Glen, bukan orang lain yang bukan siapa-siapa yang bahkan dia rela menungguku semalaman begini? Dulu saat aku jatuh dan berdarah, kau bahkan sangat berlebihan bahkan kau tidak ingin aku sakit atau terluka sedikitpun. Tapi sekarang?'
Kilasan masa lalu kembali menghampiri Bian. Dulu sewaktu masih SMA, waktu pertama kali mereka bertemu, Bian adalah anak yang sangat populer di sekolahnya, anak laki-laki dan perempuan sangat menyukai Bian. Ketika Bian tersenyum kesemua orang yang menyapanya, senyuman itu mampu melelehkan hati seseorang termasuk Glen.
Glen dan Bian duduk hanya berbeda satu bangku atau lebih tepatnya bersebelahan, waktu itu adalah hari dimana mereka sedang ujian ulangan. Glen terkenal pemalas dan tidak suka belajar, pada saat ulangan sejarah Glen sempat di hukum. Tetapi, Bian yang membantu Glen untuk terbebas dari hukuman. Sejak saat itu mereka mulai dekat bahkan Glen mau belajar bersama.
"Jika kau tidak belajar dengan giat, kau akan mendapat hukuman lagi." ujar Bian.
"Iya iya bawel," sahut Glen, saat itu Glen hanya dekat dengan Bian.
Bian dengan rajinnya memberi arahan dan mengajari Glen. Kemudian Glen mendekat dan mencium wangi dari tubuh Bian. "Kau wangi,"
Aroma melati semerbak di tubuh Bian, tak heran kenapa dia beraroma melati seperti itu. Kakek Bian adalah orang yang sangat kaya raya, bahkan kakek nya Bian memiliki taman melati yang luas. Saat melati itu mulai mekar, Bian selalu memetiknya dan mengantonginya saat pergi kesekolah sebagai pengganti parfum. Sejak dulu Bian tidak pernah memakai minyak wangi. Bian bersemu merah kemudian ia pun membuka suaranya.
"Terimakasih," ujar Bian.
Sejak saat itu interaksi antara Bian dan Glen semakin dekat, bahkan saat Bian di ganggu oleh anak lelaki lainnya Glen tidak segan untuk memukul dan menghajar orang itu. Disaat banyak para gadis yang mendekati Bian, Glen selalu menakut nakuti anak gadis itu. Karena Glen tidak ingin orang lain memiliki Bian. Saat pertandingan basket, banyak anak laki-laki dan perempuan yang menyukai Glen. Saat Bian hadir dan menonton pertandingan Glen, performa Glen sangat bagus bahkan selalu memenangkan pertandingan. Bian menjadi semangat untuk Glen saat pertandingan dan pelajaran.
Mulai sejak itu Glen menjadi anak yang rajin belajar dan selalu mendapat nilai terbaik. Saat mereka selesai ujian, Bian menempati posisi pertama dan Glen mengambil peringkat kedua. Saat Glen latihan Basket, banyak laki-laki dan perempuan yang ingin memberikan minuman atau menjaga barang-barang milik Glen, tetapi Glen menyerahkan semuanya kepada Bian yang membuat semua orang kecewa. Semuanya di lakukan karena Glen mencintai dan menyangi Bian. Cinta anak muda yang menggebu-gebu dan penuh semangat. Glen tidak pernah jatuh cinta sama sekali dengan gadis atau laki-laki mana pun, saat ia mulai jatuh cinta justru ia jatuh cinta kepada Bian.
Waktu itu Bian tengah asik membaca buku di perpustakaan Glen datang dan ikut membaca buku. Bian tersenyum kearahnya dan melihat buku milik Glen.
"Apa kau yakin ingin membaca buku itu?" ujar Bian.
"Iya, emangnya kenapa?" tanya Glen.
"Anak sepertimu jarang ke perpustakaan, dan sekarang tiba-tiba kepepustakaan membaca buku masakan dengan posisi terbalik." ujar Bian menahan tawanya.
Glen malu-malu lalu meringis menunjukan gigi putihnya. Wajahnya bersemu merah, kemudian Bian menepuk kepalanya pakai buku.
Buuuk
"Heh bocah aneh, singkirkan senyuman mesum mu itu!" ujar Bian, memanggil Glen dengan sebutan bocah, padahal umurnya jauh lebih muda dari Glen.
"Kalau marah makin tampan dan manis," sahut Glen. Kemudian Glen kembali berbicara. "Sebenarnya aku mau memberimu sesuatu,"
Glen mengeluarkan sebuah buku dan memberikannya kepada Bian. "Aku tahu kau suka membaca buku sejarah, jadi aku membelikan buku ini untukmu, dan aku harap kau juga menyukaiku."
Glen mengutarakan perasaannya kepada Bian, Bian tersenyum dan menerima buku itu. Lalu mengagguk tanda iya. Glen sangat senang, sejak saat itulah mereka jadian dan pacaran. Bian sering membawa Glen pulang kerumah kakeknya, memetik melati bersama-sama dan Glen selalu merangkai melati itu menjadi sebuah kalung lalu memberikannya kepada Bian. Rasa cinta anak muda yang tumbuh dan mengalir begitu saja, selama sepuluh tahun mereka sudah hidup bersama, tapi kini cinta itu hilang seiring berjalannya waktu dan posisinya di gantikan oleh orang lain.....
~●~●~●~
Tak terasa air mata Bian mengalir begitu saja, Riyuji yang melihatnya langsung menghampiri dan duduk disamping Bian. Lalu menghapus air mata kesedihan itu dengan ibu jarinya. Rasa hangat dan damai menghiasi hati Bian, entah apa yang kini ia rasakan, selalu merasa aman dan damai berada di dekat Riyuji. Tetapi Bian buru-buru menepis perasaan itu, karena hatinya hanya untuk Glen, tetapi apakah Glen memikirkan nya? Tidak!
'Aku akan selalu menghapus air matamu. Aku tidak ingin melihat kesedihan di matamu, aku berjanji.' Gumam Riyuji dalam hati.
Bian menatap lekat mata Riyuji, terlihat jelas didalam mata bulat berwarna coklat terang, bulu mata lentik, dan bulat itu sebuah ketulusan dan cinta yang dalam. Kemudian Bian pun berbicara. "Dokter, bolehkah saya pulang hari ini?"
"Kamu boleh pulang, aku kan mengantarkanmu." ujar Riyuji sambil tersenyum.
Riyuji mengantar Bian kembali kerumahnya, setelah sampai di rumah Bian langsung masuk kedalam rumah karena udara sangat dingin. Entah kenapa semenjak sakit tubuh Bian lebih rentan akan cuaca yang dingin. Riyuji pun langsung kembali kerumah sakit setelah mengantarkan Bian. Bian menerima bunga anggrek yang harganya mahal itu. Kemudian ia meletak-kan di dekat jendela, ia pun menyiram bunga itu agar tetap segar. Lalu pintu rumah terbuka dan Glen pun muncul, melihat anggrek di tangan Bian amarahnya pun memuncak. Dengan nada sakartis Glen menanyakan dari mana Bian mendapatkan Anggrek semahal itu.
"Sejak kapan kau punya anggrek semahal itu? Apa kau menghabiskan uangmu hanya demi anggrek tidak berguna itu?" ujar Glen.
Bian belum menjawab, ia hanya menghela napas dan tidak ingin berdebat dengan serigala itu maksudnya Glen. Glen merasa di abaikan, lalu ia menarik tangan Bian ke arah tempat tidur, lalu menampar Bian sekeras mungkin. Bian terhuyung, telinganya berdengung akibat tamparan itu. Lalu Bian pun bersuara.
"Ciiiih, berani kau menamparku Glen Frederico. Kau pikir kau siapa? Orang tuaku saja tidak pernah berani menamparku, kau hanya orang asing yang pernah hadir dalam kehidupanku, cukup rasanya selama sepuluh tahun terakhir aku mencintaimu dan tinggal bersama mu. Kau sudah menuduh ku yang tidak-tidak, kau pikir aku juga tidak tahu kau memiliki hubungan gelap dengan asisten di kantormu? Aku tahu semuanya. Aku ingin kita putus!!!" seru Bian sambil memegangi pipinya yang memerah. Hidungnya mimisan dan mengeluarkan darah, lalu Bian buru-buru lari ke kamar mandi.
Bersambung....
Hai maaf ya kalau aku lama upnya... aku lagi sibuk banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Cinta Yang Dalam (End)
RomanceDi musim salju yang pertama pada tahun sebelumnya, Bian dan Glen selalu merayakan hari jadi mereka. Mereka telah menikah dan tinggal bersama sejak memutuskan pisah dari keluarga mereka karena tidak menyetujui hubungan mereka, lalu mereka tinggal dan...