C.Y.D Bab 13

6.1K 443 56
                                    

Setelah membaca surat itu, perasaan kacau dan hancur semakin menyelimutinya. Ia menangis sejadi-jadinya, merasa bersalah itu pasti. Tetapi penyesalan itu datangnya terlambat, kini semua telah hancur. Jika waktu dapat di putar kembali Glen ingin sekali merawat Bian yang sedang sakit. Bahkan selama ini ia sudah berbuat curang dan jahat, ia menyesal dan ingin meminta maaf tetapi bahkan dirinya sendiri juga tidak tahu dimana Bian di makamkan.

Tiga jam sebelum Glen di bawa kerumah sakit, Bian dan Riyuji menelpon bahkan mengirimkan sebuah email kepada dokter Anton. Dokter Anton menyalin salinan itu kemudian meneteskan darah bekas operasi ke surat yang ia buat atas suruhan Bian dan Riyuji. Kali ini drama telah dimulai, apa yang sudah Glen perbuat akan mendapatkan balasannya. Bian dan Riyuji hanya melakukan tindakan sebatas surat dan buku itu, tetapi selebihnya tuhanlah yang mengaturnya.

Glen masih menangisi surat itu, lalu Dong Hae bangun dan menghampiri Glen. Membawa Glen kembali masuk kedalam kamar dan menyuruh Glen berbaring. Dong Hae mengambil surat itu, kemudian membacanya. Hatinya pun ikut terkejut saat mbaca surat itu, sama-sama meratapi penyesalan tetapi semua sudah terlanjur. Dong Hae tidak akan pernah membiarkan Glen bersedih lagi, ia pun membuang surat itu ke tong sampah.

Setelah beberapa hari dirumah sakit, Glen pun akhirnya di bolehkan pulang kerumah. Tetapi sejak sepulangnya dari rumah sakit Glen berubah layaknya mayat hidup, tatapan matanya kosong, melamun, bahkan matanya sembab oleh air matanya sendiri. Dong Hae yang mengurusnya merasa tidak tega, bagaimana bisa ia melihat cintanya seperti itu. Mau tidak mau, suka tidak suka ia harus rela merawat kekasihnya yang ia cintai. Selama berbulan-bulan lamanya Glen seperti orang linglung kini ia mulai sadar dan kembali bangkit.

Glen dan Dong Hae membangun kembali perusahaan yang terbakar itu, tidak sulit untuknya membangun kembali perusahaan itu karena rekan bisnis dan relasinya yang sangat percaya akan kepintaran Glen dalam berbinis. Tetapi hatinya masih sangat hancur disaat ia mulai mengenang segalanya saat ia masih bersama Bian. Kilasan cinta, kelembutan, dan kasih sayang Bian kembali muncul. Ia duduk di kursi kantornya dan membaca buku yang telah ia berikan kepada Bian saat menyatakan cintanya. Ia tersenyum saat mengingat hal itu, kenangan manis akan cinta pertamanya. Mendadak matanya kabur dan buram karena air matanya sendiri.

Lagi dan lagi Glen menangis, Dong Hae datang dan memeluk Glen. "Maafkan aku, seharusnya aku tidak hadir di tengah-tengah hubungan kalian."

"Tidak perlu meminta maaf, semua sudah terjadi. Hanya satu pintaku jangan pernah pergi meninggalkan ku." ujar Glen lembut.

"Aku akan setia bersamamu, aku tidak akan pernah pergi." sahut Dong Hae.

Mereka berdua masih berusaha membangun apa yang mereka impikan saat ini. Tetapi siapa yang tahu takdir tuhan? Segalanya mudah ia dapatkan tetapi apakah itu akan bertahan lama? Entalah.

Paris, 07.00 waktu setempat.

Di Paris, Bian dan Riyuji sedang duduk bersama dan menonton televisi. Tetapi justru malah terbalik televisi yang menonton kemesraan mereka. "Sayang, malu nanti di lihat bibi,"

"Biarin aja, kan mereka tahu kamu milik ku. Perduli setan, sini peluk babang tamfan mu ini," ujar Riyuji sedikit lebay.

"Ciiiih buuuweeeeeeeek, oh babang tamfan yang tidak ketulungan saking Tamfannya sinih dedek emesh tabok pakai namfan," sahut Bian sambil mencubit perut Riyuji.

"Aduuudududu, kok dedek nackal cubit-cubit babang?" sahut Riyuji sambil memanyunkam bibirnya.

"Abisnya babang gemesin, dedek kan pengen nabok jadinya." ujar Bian sambil mencium bibir Riyuji.

Riyuji membalas ciuman itu, kemudian mereka memutuskan untuk pergi ke desa dan berjalan-jalan. Desa dimana Riyuji dan Bian membangun klinik mereka. Mereka tidak perlu mengawasi bisnis mereka, karena semuanya sudah di serahkan oleh orang kepercayaan masing-masing. Mereka sudah sampai di desa, sampainya mereka disana mereka tidak langsung berjalan-jalan melainkan mengunjungi klinik pengobatan. Setelah selesai berkunjung mereka pun pergi untuk berjalan-jalan di sebuah danau, Bian sudah menyiapkan bekal untuk piknik kecil mereka.

Bian membentang tikar diatas padang rumput yang hijau dan luas, menikmati semilir angin yang sepoi-sepoi. Rambutnya tersibak angin membuatnya terlihat jauh lebih tampan, Riyuji tengah berbaring dan meletakan kepalanya di pangkuan Bian. Bian membelai lembut rambut Riyuji. Terlihat jelas disana garis garis halus kelelahan, dan ekspresi. Bian meneteskan air matanya, tanpa sengaja air mata itu jatuh ke pipi Riyuji. Riyuji membuka matanya dan duduk lalu menghapus air mata Bian.

"Kenapa kamu menangis sayang? Apakah aku menyakitimu atau ada yang sakit?" tanya Riyuji.

Bian semakin terisak lalu menghamburkan tubuhnya ke tubuh Riyuji. "Terimakasih, selama ini dokter sudah bersusah payah untuk membuatku bahagia selalu. Terimakasih, mungkin jika tidak ada dokter Riyu aku sudah mati. Padang rumput ini mengingatkan aku pada hari itu,"

"Tidak perlu berterimakasih sayang, itu sudah kewajibanku. Jangan berpikiran yang tidak-tidak, sampai kapanpun aku akan selalu membahagiakanmu. Apapun itu, aku tidak akan membiarkan mu bersedih lagi. I love u honey," ujar Riyuji seraya mencium Bian.

Bian tidak membalas perkataan Riyuji tetapi semakin mempererat pelukan itu. Bian tidak mau ambil pusing lagi masalah Glen dan Dong Hae biarkan saja tuhan yang membalas mereka semua. Hari sudah sore, mereka pun bergegas untuk kembali ke vapiliun yang mereka miliki di desa. Setelah sampai mereka pun langsung beristirahat, duduk menikmati perapian untuk menghangatkan tubuh mereka.

🌸🌸🌸

Kembali ke korea, Glen terus berusaha mati-matian untuk mendirikan kembali perusahaan itu, perlahan tapi pasti ia berhasil, tapi sayang kecurangan yang ia perbuat selama ini sedikit demi sedikit mulai terlihat. Sepandai-pandainya seseorang menyimpan bangkai rapat-rapat lambat laun akan tercium juga. Lagi dan lagi Glen mengkhianati cinta seseorang, Dong Hae yang sudah setia selama ini menemaninya dalam keadaan susah terpaksa harus menelan kenyataan pahit yang ia alami.

Mendapat perlakuan kasar dan kejam dari Glen, Dong Hae pun tidak terima. Bahkan diam-diam mereka saling berselingkuh. "Kau pikir kau saja yang bisa selingkuh di luaran sana, aku bahkan bisa mendapatkan yang jauh lebih dari kau Glen. Pantas saja mantan mu yang sudah meninggal itu menderita, aku kasihan dengannya ia meninggal dalam keadaan tersiksa."

Plaaaaak

"Tutup mulutmu, jika kau ingin berselingkuh silahkan. Aku bosan denganmu," ujar Glen sehabis menampar Dong Hae.

Seperti dulu setelah bertengkar Glen selalu pergi meninggalkan Dong Hae. Tapi Dong Hae juga tidak tinggal diam mereka sama-sama pergi meninggalkan rumah mereka. Mereka pergi menemui selingkuhan mereka masing-masing. Saling berpoya-poya sehingga tidak menyadari semakin lama uang mereka semakin menipis.

Bersambung.......

Kyaaaaa kuy jangan lupa tinggalkan jejak vote n komennya. Makasih love u mmkuach

BL- Cinta Yang Dalam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang