C.Y.D Bab 4

6.8K 524 41
                                    

Bian sudah di pindahkan ke ruang Vvip untuk menjaga keamanan dan kemudahan Riyuji saat memeriksa atau merawat Bian. Semua biaya memang sebagian uang Bian, tetapi diam-diam Riyuji membiayai semua kebutuhan Bian di rumah sakit. Itulah sebabnya kenapa Bian tidak ingin berlama-lama di rumah sakit.

"Dokter, aku sudah mendingan. Lebih baik aku pulang saja." ujar Bian.

"Kamu harus istirahat disini dulu selama dua atau satu hari lagi, turuti saja apa kataku." sahut Riyuji tegas.

Bian awalnya terdiam kemudian ia pun mulai berbicara lagi. "Tapi aku takut kalau seseorang akan mencariku,"

Riyuji terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak lama kemudian ponsel Bian berdering, bukan nada telpon melainkan hanya nada pesan saja. Bian pun membuka ponselnya.

'Sayang, maafkan aku. Malam ini aku tidak pulang kerumah, karena aku harus pergi keluar kota selama tujuh hari. Ada pekerjaan mendadak, i love u.'

Isi pesan dari Glen, air mata mengalir saat Bian membaca pesan itu. Bian sangat yakin kalau Glen pergi bersenang-senang dengan selingkuhannya. Ya itu sekretarisnya sendiri, Dong Hae. Bian meletakkan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya. Lalu ia pun berbicara dengan dokter Riyuji.

"Aku bersedia di rawat denganmu, tetapi aku bosan kalau harus di rumah sakit selama satu minggu ini." ujar Bian sambil mengusap air matanya.

Riyuji mendekat dan menghapus air mata Bian. "Aku akan membawamu kerumahku, aku akan merawatmu disana."

"Baiklah, terimakasih." ujar Bian sambil  tersenyum.

Riyuji pun mempersiapkan segalanya untuk kebutuhan pengobatan Bian. Meski tidak terlalu parah, tetapi Riyuji juga harus berjaga-jaga demi kesehatan Bian. Apapun pasti akan Riyuji lakukan untuk menjaga Bian. Riyuji dan Bian pergi meninggalkan rumah sakit, soal biaya semahal apapun tidak Riyuji tidak perduli. Karena rumah sakit itu adalah milik almarhum kedua orang tua Riyuji. Ayah Riyuji meninggal tepat pada usia Riyuji tujuh belas tahun karena kecelakaan. Sementara ibu Riyuji meninggal saat melahirkan Riyuji.

Mereka berdua sudah sampai di rumah Riyuji, lalu Riyu membawa Bian masuk kedalam rumah bercat putih dan sangat elegance. Rumah yang sangat mewah dan bagus, bahkan jauh lebih bagus dari rumah yang Glen beli untuk Bian. Tetapi Bian tidak memandang harta sama sekali, karena pada dasarnya Bian adalah anak orang kaya, bahkan jauh lebih kaya dari Glen.

"Kamu tunggu disini, aku akan membereskan kamar sebentar." ujar Riyuji.

Bian mengangguk dan duduk di sofa yang menghadap ke kolam renang, lalu pembantu Riyu datang memberikan minuman dan cemilan untuk Bian. Pembantu itu terlihat sangat cantik di usianya yang sudah paruh baya. Bian menyapanya dan mengajaknya berbicara.

"Bibi, di rumah sebesar ini apakah dokter Riyuji hanya tinggal berdua denga mu?" tanya Bian penasaran.

Pembantu itu tersenyum lalu berbicara.  "Tidak nak, ada beberapa pembantu yang lain. Sedari kecil saya yang sudah mengasuhnya, sejak kedua orang tua tuan Riyu meninggal, hidupnya sangat menderita dan kesepian."

Bian tercekat dan tak tau lagi harus berkata apa, kemudian pembantu itu menyuruh bian minum dan makan. Sementara pembantu itu pergi meninggalkannya sendiri.  Bian duduk di sofa, saat kakinya merasakan sesuatu  yang lembut menggesek-gesek kakinya. Bulu matanya menggantung kebawah ia melihat seekor anjing yang sangat mahal dengan bulu yang lebat dan lembut. Bian mengelus-elus kepala anjing yang duduk di hadapannya dengan wajah yang sangat imut.

BL- Cinta Yang Dalam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang