Prolog

4.7K 369 20
                                    

.

.

.

.

.

Terlihat seorang pemuda dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya itu sedang menatap layar laptop dengan serius. Dia tidak tahu bahwa tugas dari salah satu dosennya itu harus di kumpulkan hari ini.

Dia memang pusing harus menyelesaikan tugas itu dalam waktu yang terbatas, tapi tangannya tidak berhenti menari diatas keyboard, dia mengetik setiap kata dalam kecepatan yang membuat orang akan takjub dengan keahliannya itu.

Bahkan temannya yang saat ini sedang duduk bersamanya merasa tak percaya bahwa dia bisa mengetik begitu cepat.

"SELESAI!!" teriak pemuda itu sambil mengangkat tangannya tinggi tinggi.

"Kau.. kau bahkan hanya mengerjakannya kurang dari setengah jam!" ucap temannya takjub.

"Hahaha.. tidak ada kata menyerah dan pasrah dalam hidupku!" ucap pemuda itu bangga.

"Itu sungguh keren bro! Otak mu itu pasti terbuat dari mesin!"

"Sudahlah jangan memujiku, aku tak biasa di puji seperti itu."

Setelah berkata demikian mereka pun beranjak dari meja kantin dan berjalan menyusuri koridor menuju kelas mereka.

"Oh iya Allen, katanya ada toko buku tua yang baru saja buka di sekitar jalan The Mall, apa kau mau pergi kesana denganku setelah pulang kuliah?" ajak temannya.

Pemuda bernama Kayden Allen itu terlihat berfikir, lalu kemudian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Boleh juga, lagi pula aku sedang tak sibuk akhir pekan ini, mungkin bisa aku habiskan waktu ku untuk membaca buku tua hahaha.. "

Mereka berdua pun masuk ke kelas dan duduk ditempat mereka seperti biasa, saat dosen memasuki kelas semua siswa mengucapkan salam.

.

.

.

.

.

"Hei Billy!" teriak Allen memanggil sahabatnya itu.

Billy menoleh dan menatap Allen dengan kerutan di dahinya, "ada apa?" tanyanya.

"Kau mau kemana? Kenapa terlihat terburu-buru sekali?"

"Ahh... aku baru ingat bahwa orang tuaku datang berkunjung ke apartemen ku malam ini, makanya aku bergegas pulang utuk menyiapkan kedatangan mereka."

"Lalu bagaimana dengan rencana kita untuk pergi ke toko buku tua?"

"Oh iya!" ucap Billy sambil menepuk jidatnya, "aku lupa, maafkan aku Allen rencana itu batal, mungkin lain kali saja kita pergi ke sana." setelah selesai berbicara Billy kembali melangkahkan kakinya menuju gerbang Universitas.

"Lalu kapan kita akan kesana?" tanya Allen sedikit teriak karena temannya itu sudah sedikit jauh.

"Mungkin minggu depan!" jawab Billy, lalu tak butuh waktu lama sosok Billy pun akhirnya menghilang diantara kerumunan orang.

"Huuff.. " Allen menghembuskan nafasnya dengan sebal, dia tidak mau menghabiskan akhir pekannya hanya menonton TV dirumah, dia bosan dan ingin mencari hiburan.

Hanya saja dia bukan tipe laki-laki yang mudah mencari kesenangan, karena baginya kesenangan itu akan timbul bila dia bersama dengan orang yang dia kenal dan dia sayangi.

Tapi sayangnya sahabat dekatnya itu tak bisa menemaninya untuk sekarang, dan Allen pun juga belum banyak mempunyai kenalan di Universitas yang baru saja dia masuki itu.

I am Not a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang