Chapter 4

1.6K 180 7
                                    

.

.

.

Mata tajam nan dingin itu masih setia mentap kearah gadis bersurai pirang itu, tubuh gadis itu sedikit bergetar karena takut, dia tahu bahwa dia sudah mulai bermain api dengan Raja Luke, tapi diapun juga tidak bisa menghindar dari ini semua setelah dia sendiri yang memulainya.

"Yang Mulia Raja, apa salah pelayan itu sampai dia harus di hukum cambuk?" tanya Olivia dengan sedikit takut.

"Dia telah menumpahkan minuman ke bajuku," jawab Raja Luke dengan dingin.

Setelah Olivia mendengar jawaban itu, jantung yang tadinya berdetak dengan kencang karena ketakutan, mulai berangsur-angsur dapat di kendalikan seperti semula.

"Wtf Dude!" maki nya di dalam hati.

Hanya karena hal sepele seperti itu dia memberikan hukuman cambuk pada seorang pelayan?

Itu sungguh keterlaluan!

Tanpa Olivia sadari kedua tangannya mengepal dengan kuat karena menahan amarah, jujur saja dari awal dia membaca buku cerita dongeng itu, Olivia sangat membenci tokoh protagonis Raja Luke.

Tapi dia tidak boleh mengeluarkan amarahnya itu pada Raja, dia harus melakukannya dengan lemah lembut layaknya seorang wanita yang penuh kasih sayang.

Ya, Olivia harus melakukan itu meskipun hatinya menolak mentah-mentah apa yang dia rencanakan saat ini.

Olivia mengambil nafasnya dalam dalam, "Yang Mulia, pelayan itu pasti tidak sengaja melakukannya, anda tidak boleh langsung memberikan hukuman berat padanya, jadi.. "

BRAAKKK..

Olivia langsung ter lonjak kaget dengan suara meja makan yang di pukul keras oleh Raja Luke, dan tatapan tak bersahabat kembali di lontarkan Raja padanya.

"Ya Tuhan.. jantungku rasanya hampir mau copot tadi.." ucap batinnya.

Entah kenapa, Olivia saat ini tidak merasakan takut sama sekali, hatinya sudah teguh ingin membela kebenaran dan menolong orang yang tertindas. Memang benar Raja adalah orang yang berhak memberikan perintah, meskipun itu adalah perintah yang akan merugikan orang lain sekalipun tetap saja orang-orang akan mematuhinya.

Tapi bukan berarti dia boleh menggunakan tahtanya itu dengan semena-mena, Olivia sangat benci dengan tokoh Raja yang seperti itu, dan yang paling membuat Olivia sebal adalah, mengapa harus orang seperti Raja Luke yang menjadi tokoh protagonis nya?

Andai kata dia bisa merubah isi cerita buku dongeng itu, dia pasti sudah melakukannya dari dulu.

"Prajurit!" panggil Raja Luke.

"Ya Yang Mulia," jawab para prajurit.

"Bebaskan pelayan itu!" perintahnya dengan tegas.

Para prajurit langsung mematuhi perintah Raja mereka itu, di lepaskan nya kedua pergelangan tangan si pelayan yang langsung terduduk lemas dengan masih keadaan terisak, lalu dengan cepat Olivia menghampiri nya.

"Hiks.. hiks.. Nona.. hiks.. terimakasih," ucap pelayan itu di sela isak nya.

"Sudah, jangan menangis lagi oke? Kau sudah bebas sekarang," ucap Olivia mencoba menenangkan pelayan muda itu dengan memeluk dan mengusap punggungnya dengan pelan.

"Kepala pelayan!" panggil Raja Luke lagi.

Olivia menatap ke arahnya dan mata mereka saling beradu, namun bukan tatapan yang penuh dengan cinta yang mereka saling lontarkan, melainkan tatapan penuh kebencian lah yang terpatri jelas pada mata mereka masing-masing.

I am Not a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang