Chapter 28

534 65 1
                                    

.

.

.

.

.

Ini.. rasanya dingin..

Dan..

Kenapa begitu gelap?

Aku.. aku ada dimana?

Tolong.. siapapun.. tolong aku..

Aku takut..

Tiba-tiba seseorang muncul di hadapan Olivia, hanya saja karena gelap di tak mampu melihat dengan jelas orang itu. Sedikit demi sedikit orang itu mendekat.

Siapa disana?

Apa itu Luke?

Benarkah? Itu Luke kan?

Mata tajam nan menusuk itu menatap Olivia dengan mengerikan, siluet mata berwarna merah itu seakan adalah bola kristal darah, begitu dingin, bahkan lebih dingin dari pada Luke.

Olivia terlonjak kaget dan langsung berteriak dengan takut, dan akhirnya dia terbangun dari mimpi buruknya yang kedua kali dihari ini.

"Nona! Apa Nona baik-baik saja?" tanya seorang wanita di sebelahnya.

Saat Olivia menatapnya dia ternyata adalah seorang wanita muda yang cantik, hanya saja ada sesuatu yang salah darinya. Tubuh wanita itu transparan, mirip seperti sosok yang mengerumuninya kemarin malam.

"AAAHHHH..!!"

Dengan cepat Olivia menarik selimutnya dan berlindung dibaliknya dengan takut.

"Si.. siapa kau?" tanya Olivia dengan suara bergetar.

"Nama saya Emilia, saya adalah pelayan Tuan Levin, jadi Nona, anda tidak perlu takut seperti itu, saya tidak akan melukai anda."

"Levin?"

Setelah mendengar nama itu, Olivia langsung teringat dengan kejadian waktu malam.

.

.

.

Flashback

Mata merah itu menatap Olivia secara tajam, dan hanya karena tatapan itu tubuh nya bergetar dengan hebat. Olivia sangat yakin, siapapun orang yang berada di depannya ini pastilah seorang iblis yang sebenarnya.

Meskipun dulu dia pernah mengatakan bahwa Luke adalah seorang iblis, tapi ternyata ada orang yang bahkan lebih mengerikan dari pada pria bermata biru itu, yang tentunya sekarang berada tepat didepannya dan menatapnya dengan dingin.

Tangan pria itu terulur dan menawari bantuan pada Olivia. Awalnya Olivia bingung namun saat tersadar dia langsung menerima tangan itu yang tanpa di duga sangat hangat.

"Ba.. bagaimana bisa tangannya sehangat ini?" batinnya dengan bingung.

"Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu yang entah kenapa terdengar lebih lembut.

"A.. aku tidak apa-apa."

"Sungguh? Apa benar tidak ada yang terluka?"

Olivia mengangguk dengan cepat tanpa menatap kearah wajahnya.

"Baguslah kalau begitu, aku jadi tidak perlu repot-repot untuk menyiksa mereka semua satu persatu," ucapnya dingin.

Tubuh Olivia langsung menegang, dia sungguh tidak berharap bisa bertemu dengan orang yang sama kejamnya dengan Luke. Tapi kenapa rasanya dia terus saja dipertemukan dengan orang yang kejam seperti ini?

I am Not a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang