Chapter 20

681 84 3
                                    

.

.

.

"Nona Olivia, apa anda tidak apa-apa?"

Olivia menatap kearah Oliver dengan cemberut, "aku bosan Oliver.."

"Kalau begitu apa ada yang ingin anda lakukan hari ini?"

Dia berfikir sejenak lalu menggelengkan kepala, "aku tidak tahu ingin melakukan apa, tapi aku sangat booosaaann.."

Oliver tersenyum geli melihat tingkah Olivia, entah kenapa semakin lama dia mengenalnya semakin juga terlihat sifatnya yang seperti anak kecil. Bahkan Oliver sudah menganggap Olivia sebagai adiknya sendiri.

"Bagaimana kalau kita pergi ke Kota untuk menemui Esme?" tawarnya.

"Hmm.. sepertinya tidak buruk juga."

"Kalau begitu aku akan meminta izin pada Yang Mulia dulu."

Olivia mengangguk, lalu Oliver langsung meninggalkannya seorang diri ditaman, beberapa detik kemudian suara langkah terdengar mendekatinya, dan Olivia sudah sangat hafal siapa pemilik langkah kaki itu.

"Nona Olivia, apa yang sedang anda lakukan disini seorang diri?"

Olivia menoleh dan mendapati pria berambut putih, "aku sedang menunggu Oliver," jawabnya yang kembali memalingkan muka.

"Menunggu Oliver?"

"Iya, dia sedang meminta izin pada Raja untuk kita pergi ke Kota."

"Kenapa anda suka sekali pergi ke Kota Nona? Apa ada seseorang yang selalu anda temui disana?"

Olivia terdiam, dia pergi ke Kota sebenarnya hanya untuk melepas bosan yang menumpuk di hatinya, namun dia juga terkadang mempunyai tujuan lain, yaitu menemui Esme atau mungkin Alexander?

"Ya dan tidak, aku hanya ingin melepas bosan ku saja, dan memang terkadang aku bertemu dengan anak jalanan disana."

"Apa anda menyukai anak-anak?"

Olivia mengangguk, "aku suka sekali dengan keluguan mereka yang terkadang membuatku tersenyum, ditambah saat mereka tertawa entah kenapa akupun juga bisa merasakan kebahagiaan itu."

"Hmm.. aku mengerti, apa lain kali aku bisa ikut dengan anda pergi ke kota?"

"Tentu saja, kenapa juga aku harus melarang?"

"Oh oke, saya akan pergi dulu Nona, karena Kakek tua bangka sedang mengarah kesini, selamat tinggal!" ucapnya lalu segera pergi dari sana.

Olivia mengerutkan keningnya, rasanya dia tidak asing mendengar sebutan itu, saat dia menatap kebelakang Samuel sudah menghilang dan matanya bisa menangkap sosok pria bersurai hitam dari kejauhan, tatapannya tajam, terlihat dari ekspresi mukanya dia sedang dalam keadaan marah saat ini.

Dia berhenti berjalan setelah cukup dekat dengan Olivia, "Nona, apa anda melihat Samuel?" tanyanya dengan ekspresi kesal.

"Ehmm.. aku tidak tahu dia pergi kemana, tapi dia baru saja dari sini."

"Oh, terimakasih Nona."

"Ya sama-sama, tapi Aiden kenapa kau mencarinya?"

"Anak itu kabur saat hendak diberikan tugas, makanya aku di suruh Frederick untuk mencarinya, benar-benar merepotkan.." Aiden memijit dahinya pelan, sepertinya dia sudah sangat pusing dengan tingkah Samuel.

"Tugas apa?"

"Tentu saja mensurvei sebuah Desa atau Kota, itu adalah salah satu tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri."

I am Not a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang