#NoCopas
#StopPlagiat!Happy Reading...
***
"Aku terbuai akan manisnya cinta, sampai lupa menyiapkan hati kala terluka.
-Agisha Maheswari-
***
Agisha tidak tahu kata apa yang cocok untuk menggambarkan perasaannya hari ini. Karena kata bahagia saja sepertinya tidak cukup untuk menjelaskan. Lewat ijab qabul yang diikrarkan oleh laki-laki tampan berwibawa di depan ayahnya pagi tadi, dirinya resmi menyandang status sebagai seorang istri. Istri dari Rafandhika Rahagi. Laki-laki pemilik hatinya sejak usia belasan tahun.
Hari ini akan menjadi sejarah baru dalam perjalanan hidupnya. Dimana ia akan mengabdikan hidupnya pada Rafan sebagai seorang pendamping. Agisha tidak menyangka mimpinya bertahun-tahun lalu kini menjadi nyata. Dan rasanya sungguh luar biasa.
Waktu menunjukan pukul sebelas malam ketika Agisha sampai di kamar hotel yang disewa oleh mertuanya selepas acara resepsi pernikahan berakhir. Rasa lelah karena seharian menyalami tamu undangan seakan tak sebanding dengan kebahagiaan yang ia dapatkan. Senyumnya yang sejak tadi mengembang bertambah lebar ketika memandang dekorasi kamar pengantin di depan matanya. Ratusan kelopak bunga mawar bertebaran memenuhi sisi ranjang dan di tengahnya terdapat sebongkah mawar merah muda berbentuk hati. Seakan belum cukup menakjubkan, foto-foto pra-wedding dirinya dan Rafan yang dikaitkan dengan lampu tumblr yang menyala redup bergantian menambah keindahan dengan menghiasi dinding kamar.
Suara pintu yang terkuak membuat Agisha mengalihkan tatapan. Dan di sana keindahan lainnya muncul. Agisha tidak mengira akan kembali terpesona pada wajah tampan kelelahan milik Rafan. Padahal tampilannya tidak serapih waktu di pelaminan. Dengan kemeja putih yang tergulung setengah, jas putih yang sudah tergantung di bahu, juga rambut yang mulai berantakan, justru membuat aura dan kharisma Rafan semakin menakjubkan. Semua terasa sangat sempurna, perpaduan Rafan yang tampan ditambah indahnya kamar pengantin yang sebentar lagi mungkin akan menjadi saksi penyatuan cinta keduanya. Agisha menggeleng kuat dengan pipi merona. Astaga, apa-apaan pikirannya ini. memalukan!
"Kamu kenapa? Pusing?" suara berat milik Rafan terdengar diikuti tubuhnya yang mendekat.
Agisha refleks menahan napas. "A-aku nggak apa-apa, Fan, eh-maksudku, Mas." Ia memang sudah memutuskan mengganti panggilan untuk suaminya agar terdengar sopan.
Rafan hanya mengangguk dan tidak membalas. Namun sorot matanya terus menatap Agisha dengan lekat. Yang tentu saja membuat Agisha menjadi kikuk dan salah tingkah sendiri. Ia bahkan perlu melarikan pandangan untuk mengurangi rasa gugup.
Berselang beberapa menit dalam keheningan Rafan kembali bersuara. "Sebaiknya, kamu segera bersihkan dirimu. Setelah itu," Rafan menjeda sejenak, membuat Agisha mendongak menatap suaminya. "Saya ingin bicara sama kamu."
Agisha belum sempat merespon ketika Rafan lebih dulu beranjak. Meletakkan jas di sandaran sofa sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu.
Ada yang berbeda dari sikap Rafan. Kesan itulah yang ditangkap oleh Agisha lewat bahasa tubuh dan tatapan laki-laki itu. Rafan memang bukan tipe orang yang banyak bicara, tapi malam ini dia terlihat asing dan lebih dingin. Padahal saat di pelaminan tadi senyumnya terus mengembang. Atau mungkin karena efek lelah? Ya, Agisha lebih berharap begitu. Karena entah kenapa perasaan tak nyaman ketika acara lamaran kala itu datang lagi mengusiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
RomancePernahkah kamu mengejar seseorang yang tak pernah sekalipun melihatmu? Tak mempedulikanmu? Atau mengabaikanmu hanya karena tak cukup memiliki perasaan yang sama? Kalau belum, Agisha akan menunjukkannya. Bagaimana rasanya berjuang sepihak untuk sebua...