Hari demi hari Maya selalu lewati bersama Gibran. Ayah Gibran tidak jadi mengirim Gibran ke Belanda karena Maya menjamin akan merubah Gibran menjadi lebih baik.
"May, kalo tiap hari lo nempel gitu sama Gibran se antera sekolah ini akan mikir kalo kalian tu pacaran" ucap Anabel
"Terserah mereka mau ngomong apa Bel, aku sekarang punya tanggung jawab buat ngawasin Gibran.."
"Maksud lo apaan May?"
"Emm ga ada Bel,, yaudah ke kantin yuk.."
"Tumben ngajak gue, biasanya ngajaknya si Gibran mulu"
"Kamu liat kan Gibran udah punya temen sekarang jadi aku gamau ganggu dia" ucap Maya sambil melirik Gibran yang dikerumui Irvan,Elang dan lainnya.
Gibran menjadi lebih baik sekarang. Tidak lagi merokok, meminum-minuman alkohol ataupun main keluar rumah malam malam.
Maya yang dengan tlaten selalu mensuport Gibran dan selalu menemani Gibran terapy untuk kesembuhannya.
Sore ini Maya akan menemani Gibran untuk mengambil hasil cek up yang dilakukan Gibran dua hari lalu. Gibran yang menjemput Maya dirumahnya.
Gibran memakai baju hitam,celana hitam dan topi hitam.
Maya berlari dari kamarnya menuju ruang tamu,tapi kemudian langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang duduk di ruang tamu rumahnya. Maya mengamati orang yang sedang menunduk itu yang nyaris menutupi seluruh wajah orang itu. Maya seperti memikirkan sesuatu. Maya seperti pernah melihat orang itu tapi tiba-tiba kegiatan menerka-nerkanya buyar saat orang itu mendongakan kepalanya dan memandang Maya.
"Gibran kamu.." ucapan Maya terpotong
"Ayo nanti keburu malam" perintah Gibran
Maya lalu melangkah sambil berlari di belakang Gibran mencoba mensejejerkan langkahnya dengan langkah Gibran yang sangat cepat. Mereka berdua lalu masuk kemobil Gibran.
"Oya gue lupa belum ijin sama nyokap lo" ucap Gibran tiba-tiba
"Aku yang ijin tadi Bran, Ibuku juga lagi ada acara diluar rumah" ucap Maya
Gibran memandang Maya yang saat ini sedang tersenyum. hidupnya merasa lebih baik sekarang karena Maya.
"Lo..kenapa ga dateng dari dulu.." gumam Gibran dalam hati
Di perjalanan,
Maya mengamati penampilan Gibran yang saat itu tengah fokus menyetir.
"Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya Bran..tapi dimana yaa" ucap Maya sambil memikirkan ucapannya
"Heh bodoh! Kita kan memang setiap hari bertemu. Lo buta apa gimana"
"Emm bukan gitu maksudnya Bran..kita kaya pernah ketemu sebelum kamu masuk ke kelas ku"
Gibran mengerti maksud Maya,
"Iya kita emang pernah ketemu. Gara-gara lo gue hampir aja dipenjara" ucap Gibran.
Maya mengerutkan keningnya. Ia berpikir sangat keras dan tiba-tiba ia mengingat kejadian waktu ia memergoki pencuri di halte bus pada saat ia akan berangkat ke sekolah. Pencuri itu sama persis dengan Gibran.
"Tidak mungkin.." lirih Maya
"Jadi lo udah inget ?" tanya Gibran datar
"Tapi Bran, buat apa kamu nyuri?" tanya Maya lirih
"Nanti gue critain, sekarang ayo temenin gue masuk " pinta Gibran sambil menujuk Rumah Sakit dengan dagunya
Gibran dan Maya duduk di ruangan Dokter. Mereka tengah menunggu Dokter mengambil hasil lab milik Gibran.
Tak berapa lama kemudian,Dokter itu menghampiri mereka.
Dokter itu memberikan map hasil tes darah Gibran. Sebelum membuka map itu Gibran memandang Maya, yang kemudian Maya tersenyum dan mengkode Gibran untuk segera membuka map itu.
Gibran membaca dari hasil tes darahnya dari atas dengan sangat teliti. Dan tiba pada saat ia membaca inti dari tes darahnya ia sangat terkejut melihat ada tulisan
NARKOBA = NEGATIF
Gibran tersenyum dan Maya melihat senyum itu.
"Selamat ya Gibran, kamu sudah bekerja keras" ucap Dokter itu
Gibran menganggukan kepala lalu berpamitan dengan Dokter itu.
Saking senangnya Gibran menarik tangan Maya sambil berlari dari ruang Dokter itu menuju mobilnya. Maya sangat terkejut dengan kelakuan Gibran.
Sesampainya di dalam mobil,
"Gibran,tangan aku sakit.." ucap Maya sambil mengelus-elus pergelangan tangannya
"Maaf..maaf..tadi gue seneng banget" ucap Gibran
Gibran tidak memperdulikan Maya yang terus mengomeli dirinya. Ia langsung tancap gas melajukan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED ( Tanpa Judul )
Romance"Gue juga ngrasain apa yang lo rasain. Tapi mau gimana lagi. Mereka udah terlanjur percaya sama informasi itu dan juga benci sama gue. Mungkin ini karma buat gue May, karna gue udah pernah nyobain barang haram itu. Tapi please May jangan tinggalin g...