Gibran Menyatakan Isi Hatinya

98 0 0
                                    


Maya sekarang memakai penutup mata. Ia dituntun oleh Gibran. Entah apa yang mereka bicarakan di dalam mobil tadi sampai bisa membuat Maya memakai penutup mata.

Saat ini adalah waktu senja, Gibran menuntun Maya melewati pasir putih yang berubah menjadi warna orange kecoklatan karena cahaya senja. Setelah sampai ditempat tujuannya,Gibran membuka penutup mata Maya.

Maya sangat terkejut melihat sekeliling lalu tersenyum memandang Gibran

"Gibran..ini indah banget" ucap Maya

"Lo suka?" tanya Gibran

Maya mengangguk lalu berlari mendekati air laut. Ia berputar-putar sambil tertawa. Lalu menyebakkan air laut itu dengan tawanya.

Gibran masih berdiri ditempat awal, ia memandangi Maya dari kejauhan, dan tanpa sadar kedua ujung bibirnya menciptakan sebuah lengkungan. Gibran tersenyum.

"Bran..sini !! airnya dingin bangett.. "teriak Maya

Gibran lalu berlari mendekati Maya.

Mereka berdua bermain air, saling menyiprat satu sama lain sambil tertawa lepas.

"Udah yuk Bran,,baju aku basah ini.." pinta Maya

Mereka berdua lalu berjalan menjauhi air laut dan duduk di pasir sambil memandang ombak air laut.

"Makasih ya, karna lo gue ngrasa hidup gue jadi lebih baik" ucap Gibran sambil memandang Maya

"Itu karena kerja keras kamu juga Bran, aku cuma nemenin kamu aja" jawab Maya lalu tersenyum

Mereka berdua tersenyum satu sama lain.

"Pertanyaan lo yang dulu masih berlaku ga?" tanya Gibran kembali

"Pertanyaan apa Bran?" Maya kebingungan

"Pertanyaan tentang lo yang nembak gue" jawab Gibran malu-malu

Maya terkekeh

"Udah ga berlaku Bran, maaf yaaa" ucap Maya sambil cekikikan

Gibran lalu berdiri dan diikuti Maya.

Gibran memegang tangan Maya.

"Maya Adriana..gue suka sama lo"

Maya melebarkan kedua pupil matanya. Ia sangat terkejut mendengar ucapan Gibran.

"Lo mau ga jadi cewe gue"

Maya masih dengan kebingungannya, ia mengabaikan dua pernyataan Gibran.

"May.. lo mau kan?"

Pernyataan Gibran yang ketiga langsung menyadarkan Maya. Ia lalu memandang Gibran yang wajahnya lebih tinggi darinya.

"Gibran,sejak kapan kamu suka sama aku?" tanya Maya

"Gue harus jujur?"

"Iya, aku pengin kamu selalu jujur sama aku"

"Sejak pertama kali kita ketemu. Waktu itu lo berdiri di halte nungguin bus dateng. Lo pake seragam sekolah, pake tas pink, sepatu pink juga. Saat itu gue ada dipojok belakang ngamati lo dan cuma bisa liat sebagian wajah lo doang. Saat lo nghadep ke belakang gue langsung nunduk dan nutupin wajah gue pake topi. Tapi gue sedikit ngintip ke arah lo dan gue liat full face lo. Lo cantik banget May.."

Maya tersenyum mendengar penjelasan Gibran.

"Tapi Bran, kenapa waktu itu kamu nyuri?" tanya Maya lirih

"Jawab dulu pertanyaan gue May.."

Maya diam cukup lama..

Lalu Maya mengangguk sambil tersenyum

Mereka berduapun saling tersenyum.

"Boleh gue meluk lo?" tanya Gibran ragu-ragu

"Ehh ehh gaboleh, belum muhrim!"

Gibran lalu mengajak Maya untuk kembali duduk di pasiran.

"Sekarang,lo udah jadi cewe gue. Gue akan nyeritain semua yang udah pernah terjadi sama gue yang mungkin selama ini lo juga selalu bertanya-tanya dan selalu kepoin gue lewat Mamah gue"

Maya terkekeh, ia menunggu Gibran melanjutkan ucapannya,

"Dulu, gue pernah kabur dari rumah. Dan gue ketemu sama anak jalanan yang saat itu lagi pada minum alkohol. Gue ditarik sama mereka dan akhirnya gue terjerumus kedunia mereka. Sehari-harinya kita nyopet buat makan. Kalo kita ga nyopet kita ga akan bisa makan. Hampir tiap hari kita mabuk-mabukan sampai ada salah satu diantara mereka yang ngajak gue buat nyobain barang haram itu. Waktu itu gue lagi mabok dan gue ga sadar kalo gue udah dicekokin barang haram itu sama mereka. Lo tau kan May, barang haram itu akan selalu buat penggunanya ketagihan? Dan gue juga gitu. Mulai dari saat itu gue nyopet bukan buat makan, tapi buat beli barang haram itu. Sampe akhirnya gue ketauan nyopet dan orangtua gue nemuin gue di kantor polisi. Mereka waktu itu belum tau kalo gue itu make barang haram itu. Bisa lo bayangin May, tiap malem gue ngrendemin diri gue di bak mandi buat ngilangin rasa candu gue sama barang haram itu. Gue coba sekeras apapun usaha buat ngilangin barang haram itu di tubuh gue sebelum orangtua gue tau. Tapi ternyata semua itu susah May, bahkan lo pun akhirnya tau kalo gue ini kotor"

"Tapi Bran, temen kamu yang anak jalanan itu bukannya baik ya Bran? Mereka aja pernah nolongin aku kan waktu itu?" potong Maya

"Anak jalanan yang gue maksud bukan mereka May, gue ketemu sama mereka baru-baru ini aja belum lama. Gue ketemu sama mereka karena saat itu gue lagi nyari anak jalanan yang udah ngejerumusin gue ke barang haram itu,mereka bilang anak jalanan yang udah ngejerumisin gue udah ditangkep sama polisi dengan kasus narkoba. Gue lega May karena gue udah keluar dari gerombolan mereka. Mungkin kalo waktu itu lo ga neriakin pencuri ke gue, gue ga bakal selamat May.."

Maya menatap Gibran sendu. Ia lalu menggenggam erat tangan Gibran.

"Jangan diulangin lagi yaa..sekarang udah ada aku.." lirih Maya lalu menyenderkan kepalanya di bahu Gibran.

UNTITLED ( Tanpa Judul )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang