"Arghhh!!" Zara terpekik saat tubuh nya di hempaskan dengan sangat kuat ke tembok. Dia menatap takut ke arah Tika yang menatap nya tajam.
"Eh---lo dengerin gue!!" Desis Tika dengan tajam, sembari menjepit pipi Zara dengan sebelah tangan nya, menyentak nya dengan kuat.
"Jangan lo pikir karna lo pacar Zico, dan adik kesayangan Marvel. Lo bisa seenak nya di sini! Ini sekolah! Punya peraturan!!"
Zara memejamkan mata nya mendengar teriakan berang Tika, kedua tangan nya mencengkram rok nya dengan kuat saat sakit di dagu nya semakin menjadi-jadi, karna cengkraman Tika tersebut.
"Satu lagi! Kalau sampai lo ngadu ke Zico atau siapa pun. Lo lihat aja gue akan hancurin muka cantik lo ini jadi gak berbentuk!! NGERTII!!" Teriak Tika penuh kegeraman dan menghempaskan dagu tersebut dengan kuat.
Zara mengangguk dengan tubuh gemetar, keringat dingin sudah menyucur di wajah nya sejak tadi.
"Sekarang sebagai hukuman untuk lo! Lo harus pungutin semua daun kering ini sampai 1000 lembar, kalau belum pas 1000 lembar, lo gak boleh pulang! Paham!" Ujar Tika dengan tajam.
Zara mengangguk takut.
"Ya udah SANA! NGAPAIN LO MASIH DI SINI!"
Brukkk.
"Argh!" Zara meringis saat kening bagian kanan nya terantuk pada sudut pot bunga, karna Tika yang mendorong nya begitu kuat sampai membuat keseimbangan tubuh nya hilang.
"Ah---sttt---" Zara meringis sembari menyentuh kening nya yang sedikit mengeluarkan darah. Dia lalu dengan susah payah bangkit berdiri sembari merapikan rok nya, sakit di kening nya menciptakan pusing yang begitu hebat di kepala nya.
Zara dengan cepat merapikan rambut nya, untuk menutupi luka di kening nya itu sebelum nanti ketahuan dengan Zico atau Marvel. Dia tidak ingin jadi pusat masalah di sekolah ini.
Zara dengan perlahan meraih karung yang tergeletak di sudut tembok belakang sekolah, lantas mulai memunguti daun-daun kering yang ada di sana, tak lupa menghitung nya. Dia harus teliti, agar tidak salah hitung dan nanti berujung hukuman nya di tambah.
Sudah 15 menit lama nya dia memungut daun kering namun yang dia dapat baru 150 lembar. Masih begitu banyak dari target yang di suruh Tika. Namun, dia sudah begitu lelah dan kepanasan karna terik matahari siang itu. Zara menghela nafas nya, lantas mendudukan diri nya di bawah pohon rindang yang ada di sana sembari mengelap peluh di wajah nya. Dia meringis saat tangan nya tanpa sengaja menyenggol luka di dahi nya itu.
Zara tersentak saat merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipi kanan nya. Dia spontan menoleh, dan mendapati seorang cowok yang tersenyum manis ke arah nya.
"Akbar!" Zara bergumam.
"Hai. Kamu ngapain di sini? Ini panas Za, tuh lihat muka kamu merah semua karna panas-panasan." Ujar cowok bernama Akbar tersebut sembari membelai wajah merah milik Zara, sekaligus mengelap keringat gadis itu.
"Kemana aja tadi? Kenapa gak kelihatan di barisan?" Tanga Akbar menatap lembut pada Zara, dia sudah duduk di samping gadis manis itu.
Zara tersenyum kikuk, tidak lupa menjaga jarak dengan cowok itu. "Hmm---gak papa. Tadi telat aja, trus---"
"Bohong. Orang aku lihat kamu berangkat sama Kak Marvel." Akbar menatap Zara dengan senyum geli nya.
Zara lagi-lagi tersenyum kikuk. "Gak maksud bohong kok."
Akbar terkekeh meliaht jawaban Zara yang terdengar imut di pendengaran nya, tangan nya terangkat dan mengusap puncak kepala gadis itu. Dia memang baru kemarin mengenal Zara, namun entah kenapa di dekat gadis itu mampu membuat nya senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2Z Series 1] OBSESSION LOVE (END) (OPEN PO)
Teen Fiction(Open PO dari tgl 18-27 Februari 2021) Bagi Zico, Zara itu yang pertama dan untuk yang terakhir Bagi Zico, hidup nya adalah Zara Bagi Zico, Zara itu hanya untuk nya. Bagi Zico, Zara itu milik nya. Bagi Zico, Zara itu cinta nya. Bagi Zico, Zara itu s...