Prolog

71.1K 2.8K 518
                                    

Aku percepat nih karna banyak yang antusias 😁

Happy reading!!

7 tahun kemudian...

Zara berlari di sepanjang koridor tempat nya bimbel tersebut. Membiarkan rambut panjang nya menari seiring kaki nya berlari, sesekali di lirik nya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya. Sudah pukul tiga sore, itu arti nya sudah 30 menit dia terlambat menemui sang kakak di gerbang bimbel tersebut.

Nafas Zara terengah saat dia sudah tiba di depan gerbang tersebut, namun mata nya tidak menemukan sosok yang selalu rutin menjemputnya setiap kali pulang bimbel.

"Yah! Udah lari-lari, Kak Marvel nya gak ada." Gumam gadis berkulit putih bersih tersebut, mata hitam bulat nya menatap sepanjang pelataran jalan itu.

Gadis kecil yang dulu nya berusia 7 tahun itu, kini sudah menjelma menjadi gadis remaja yang berusia 14 tahun. Kini, hari-hari nya di penuhi dengan sekolah, bimbel, sekolah, lalu bimbel lagi. Kemampuan otak nya yang tidak sepintar sang kakak, mengharuskan dia belajar mati-matian agar nanti bisa masuk ke SMA sang kakak.

Bosan menunggu sang kakak yang sepetti nya telat menjemput nya, Zara memilih untuk berjalan menuju sebuah toko roti yang ada di sana, sekaligus berteduh jikalau nanti hujan turun. Karna, langit sore itu tampak mendung di tutupi awan hitam.

BRUUKKK

Zara yang tengah asik menatap ke depan sana, di buat terkejut saat mendengar suara dentuman yang sangat keras. Dia spontan menoleh ke arah kiri, alangkah terkejut nya dia ketika melihat seseorang tergeletak tidak jauh dari posisi nya berdiri.

Entah kenapa Zara lantas saja berlari ke arah sana saat orang tersebut mencoba bangkit berdiri. Dia spontan memegang tangan orang tersebut, saat keseimbangan orang itu tampak hilang.

"Kakak lagi lemas, jangan jalan dulu." Ujar Zara, dengan mata menatap mata datar milik cowok tersebut.

Tanpa membuang waktu Zara lantas saja membantu cowok berbadan kekar tersebut untuk duduk bersandar di dinding toko tersebut.

"Ya ampun tangan kakak berdarah." Zara bersuara panik saat melihat darah segar mengalir di punggung tangan cowok tersebut.

Dengsn cepat Zara mengeluarkan sapu tangan biru muda nya, lantas melilitkan sapu tangan itu ke punggung tangan cowok itu, guna menghentikan darah yang terus mengalir.

Tanpa dia sadar sorot mata cowok itu terus memperhatikan nya dalam diam. Mata dingin itu sejak tadi tidak putus menatap gadis berkulit putih tersebut, yang tampak manis layak nya boneka hidup.

"Kakak kenapa bisa luka-luka kayak gini? Muka kakak juga lebam semua?" Zara bertanya seraya tangan nya masih berusaha nengikat sapu tangan tersebut.

Zara mengangkat kepala nya, sorot mata nya langsung saja bertemu dengan sorot mata datar milik cowok berpenampilan berantakan di depan nya itu, dengan wajah yang di penuhi dengan lebam, serta rambut yang acak-acakan.

Untuk sesaat pandangan kedua nya terus bertemu, hingga terdengar suara rintik hujan yang turun secara tiba-tiba.

Zara tersentak saat tangan nya di tarik dengan cepat oleh tangan kekar tersebut, dia yang tadi berjongkok hilang kesimbangan dan hal hasil jatuh di atas dada bidang cowok tersebut. Jantung Zara berdetak cepat saat wajah nya tenggelam sempurna di dada kiri cowok itu. Dia tertegun saat merasakan detak jantung cowok itu yang terdengar tidak beraturan. Apa cowok itu punya penyakit jantung?

Zara mengangkat kepala nya, lagi-lagi pandangan nya bertemu dengan cowok itu yang kini mendekap erat pinggang kecil nya. Sorot mata itu masih sama, datar dan tampak dingin, namun seakan mengunci sorot mata nya oleh tatapan tajam tersebut.

[2Z Series 1] OBSESSION LOVE (END) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang