"Zico---Zico tolong!!"
"Zico---Zico tolong Oca!!"
"Oca lari!! Oca lari sekarang!!"
"Zico---"
BRAAKKK..
BRUUKKK..
"OCAAA!!!"
Zico terbangun dengan nafas terengah, dia seketika terduduk, terbangun dari mimpi buruk tersebut. Keringat dingin lantas saja mengalir di wajah nya, di usap nya rambut nya saat bayangan itu masih berputar di depan mata nya.
Darah
Zico mencemgkram kepala nya berusaha mengenyahkan bayangan tersebut di kepala nya.
"Oca." berulang kali nama itu terus keluar dari mulut nya. Membuat bayangan itu semakin nyata di depan mata nya.
Deg
Hingga Zico tersadar akan suatu hal, dia spontan mengangkat kepala nya dan menoleh ke kiri. Kosong. Dia tidak menemukan Zara di sana.
"Zara---" Zico bergumam panik, dia lantas bangkit berdiri dan berlari menyusuri kamar tersebut.
"Zara!!"
Gadis itu tidak ada di kamar mandi. Tidak, kemana Zara? Nafas Zico memburu, jantung nya berdetak cepat saat tidak menemukan gadisnya di setiap sudut kamar.
"Zaraa!!" Zico mulai kalap, dia berlari keluar kamar dan terus memanggil nama gadis itu. Dia bahkan berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa.
Hingga langkah nya tehenti di depan pintu dapur saat melihat sosok seseorang yang dia cari berada di sana. Seketika dia bernafas lega mendapati gadis itu ada di sana, tampak sibuk dengan gelas yang dia pegang. Posisi gadis itu tampak membelakangi nya.
Zara yang tengah asik meminum minuman nya, di buat terkejut saat tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluk nya dari belakang. Untung saja gelas yang dia pegang tidak terjatuh.
"Kamu ngapain hm?" Bisik suara itu tepat di ceruk leher nya, dia bisa merasakan kecupan kecupan ringan di sana.
"Kak---Kak Zico kenapa?" Tanya Zara saat Zico semakin menenggelamkan wajah di ceruk leher nya, bahkan cowok itu mengendus-endus wangi tubuh nya di sana.
"Kamu---wangi." Lirih Zico, semakin mengeratkan pelukan nya di perut gadis itu. Wajah nya masih dia tenggelamkan di ceruk leher Zara.
Zara bergerak gelisah dan berulang kali menjauhkan kepala nya, saat Zico semakin menjadi-jadi mengecupi leher nya.
"Kak---geli---." Lirih Zara selembut mungkin agar tidak membangunkan amarah di diri Zico.
Zico menghentikan aksi nya, dia lantas membalik tubuh Zara dan dengan mudah menggendong gadis itu untuk duduk di atas meja bar tersebut. Kedua tangan nya berada di sisi kanan dan kiri Zara, kini, posisi gadis itu sejajar dengan wajah nya.
Zara menatap mata Zico dengan gugup, saat cowok itu menatap nya dengan lekat bahkan tanpa berkedip. Jika sudah seperti ini, kemungkinan nya hanya satu, dia pasti telah membuat kesalahan.
"Kak Zico kenapa? Zara ada salah?" Tanya Zara memberanikan diri.
"Aku sudah katakan bukan? Kalau dapur adalah area terlarang untuk kamu hm?" Zico bersuara dingin, tanpa memutus pandang nya dari gadis manis di depan nya itu.
Zara mengangguk samar. "Maaf---tadi Zara cuman haus. Trus ambil minum aja kok, gak ngapa-ngapin." cicit nya dengan suara takut-takut, bahkan tidak berani menatap mata tajam Zico.
Zico masih menatap lekat gadis itu yang kini menunduk, dia masih berusaha mengatur detak jantung nya yang tidak beraturan saat tidak mendapati Zara di samping nya. Semenjak pertemuan nya semalam dengan AntraX, rasa takut entah kenapa menyelubungi nya. Di tambah, mimpi buruk itu kembali datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2Z Series 1] OBSESSION LOVE (END) (OPEN PO)
Teen Fiction(Open PO dari tgl 18-27 Februari 2021) Bagi Zico, Zara itu yang pertama dan untuk yang terakhir Bagi Zico, hidup nya adalah Zara Bagi Zico, Zara itu hanya untuk nya. Bagi Zico, Zara itu milik nya. Bagi Zico, Zara itu cinta nya. Bagi Zico, Zara itu s...