Life is because of the gods; with their sacrifice,
they gave us life.
SEBELUM dunia dibentuk, hanya ada satu tuhan yang menciptakan dirinya sendiri. Ometeotl adalah pria, juga wanita, malaikat dan iblis, terang dan gelap, air dan api; Ometeotl adalah Dualitas. Dia melahirkan empat anak yang menguasai Barat, Timur, Utara, dan Selatan. Setelah enam ratus tahun, mereka memulai dunianya masing-masing dengan sebuah pengorbanan.
Dunia itu disebut Matahari.
Tezcatlipoca adalah dewa kegelapan, dialah yang mengorbankan diri menjadi cahaya di zamannya, tetapi karena kehilangan kakinya, Tezcatlipoca yang berkulit hitam hanya mampu menjadi setengah matahari. Beberapa waktu berlalu dan dunia menjadi semakin gelap, dia berseteru dengan Quetzalcoatl, saudaranya, dan kalah. Tezcatlipoca memerintah jaguar untuk memakan semua orang. Runtuhlah Matahari pertama.
Manusia kembali diciptakan untuk menghuni dunia baru. Kali ini Quetzalcoatl memegang kendali, hingga tahun berganti tahun, manusia kehilangan rasa hormat dan berhenti mengucap syukur. Tezcatlipoca menggunakan kekuatannya sebagai dewa sihir, memperlihatkan otoritasnya yang juga merupakan dewa penghakiman. Dia mengubah orang-orang menjadi monyet. Karena sedih, Quetzalcoatl meniup semua monyet dengan badai hebat, melenyapkan mereka, turun dari tahta, dan tak lagi menciptakan manusia. Runtuhlah Matahari kedua.
Tlaloc, dewa hujan, guntur, dan petir, duduk memerintah, tetapi Tezcatlipoca menggoda dan mengambil istrinya, hingga dia berkabung dengan sangat lama sampai manusia terus-menerus merasakan panas berkepanjangan. Para manusia berdoa agar turun hujan, Tlaloc mengabulkannya dengan hujan api yang membakar dunia dan seluruh isinya. Runtuhlah Matahari ketiga.
Istri kedua Tlaloc, Chalchiuhtlicue, adalah dewi air, danau, sungai, dan laut. Dia sangat mencintai orang-orang yang berhasil diciptakan kembali dari debu usai hujan api, tetapi manusia itu menganggap Chalchiuhtlicue adalah dewi yang egois, juga kebaikannya palsu. Sang dewi tersinggung dengan perkataan mereka, sehingga dia menangis darah selama 52 tahun lamanya, menyebabkan banjir yang menenggelamkan para manusia. Runtuhlah Matahari keempat.
Para dewa terus berperang. Quetzalcoatl yang tidak terima akan kehancurannya pergi ke dasar bumi, mengambil tulang-tulang manusia, dicelupkan dalam darahnya sendiri, berharap ciptaannya bangkit kembali. Dewi bulan berperang melawan matahari, setiap malam merebut kemenangan dan sinarnya berpendar di langit malam, tetapi Huitzilopochtli yang mengatur waktu siang tak gentar melawan dan mengalahkan Coyolxauhqui.
Manusia yang tinggal di Matahari kelima menyebut diri mereka sebagai 'orang-orang Matahari', memuja dewa perang Huitzilopochtli dan berpendapat tidak selamanya dewa yang dipuja puas dengan dunia yang ditinggali manusia. Maka mereka yang disebut suku Aztek, berinisiatif melakukan ritual dan memberi tumbal agar menyenangi hati para dewa.
Pada Huitzilopochtli, suku Aztek memimpin persembahan. Korban dibaringkan di atas batu suci pada puncak piramida. Seorang pendeta akan memegang pisau dan menusuk dada korban, merobek kulitnya, serta mengambil jantung yang masih berdetak. Sementara tubuh korban digulingkan di tangga piramida, seorang petarung menunggu untuk memotong-motong bagian tubuh sebagai akhir dari persembahan.
Pada Tezcatlipoca, sang dewa malam, suku Aztek mempersembahan pria berperawakan langsing, memiliki kulit yang halus, berambut panjang dan lurus. Pria itu akan diperlakukan serupa dewa, mendapatkan kemewahan hidup dan empat orang istri selama dua belas bulan. Selama itu pula, dia akan berjalan sepanjang jalan Tenochtitlan, memainkan seruling sampai waktunya dibunuh. Pria itu akan dibawa ke atas piramida, mematahkan serulingnya, dan menyerahkan tubuhnya pada pendeta untuk disembelih. Di hari yang sama, suku Aztek akan memilih tumbal yang baru, mengecat kulit dengan tinta hitam yang merepresentasikan dewa Tezcatlipoca.
Pada Tlaloc, ada ritual persembahan khusus anak-anak. Di akhir musim dingin, anak-anak akan dibawa pergi ke kuil yang dibangun khusus untuk dewa hujan, memaksa mereka berjalan ke puncak altar melewati banyak tangga. Apabila anak-anak itu menangis, Tlaloc akan memberkati tanah mereka dengan hujan, tetapi jika anak-anak tidak menangis, salah seorang pengawal harus menyiksa sampai tumbalnya menangis dan mati.
Dan berbagai ritual lainnya.
Aztek percaya matahari akan menghilang jika mereka tidak memiliki manusia untuk ditumbalkan.
FILTHY THIRTY - DAY 5 - karya yang menjelaskan mengapa matahari terbit dan tenggelam
Submitted 676 Words
Apa pendapatmu tentang chapter ini?
Semacam kalau nggak gelap, ada yang kurang.
VOTE. COMMENT. SHARE.
• MosaicRile.com/writer •
KAMU SEDANG MEMBACA
FILTHY THIRTY
Cerita Pendek[SELESAI] MosaicRile's short stories collection 🔞 This stories contain mature themes "It is always words that undress you." [NOVEL COPYRIGHT] Kesamaan cerita, baik ide dan/atau plot, menulis ulang kembali dan memublikasikan atas nama pribadi pada m...