[SELESAI] MosaicRile's short stories collection
🔞 This stories contain mature themes
"It is always words that undress you."
[NOVEL COPYRIGHT]
Kesamaan cerita, baik ide dan/atau plot, menulis ulang kembali dan memublikasikan atas nama pribadi pada m...
"Ma-maaf, Sir. Saya akan melacak keberadaan Yeromi."
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Menteri Pertahanan, hingga pria itu jatuh tersungkur di lantai berkarpet abu-abu. Idas mengangkat tangan, menempelkan jemarinya di pipi yang masih terasa panas.
Lelaki itu memberanikan diri menatap Presiden. Sementara pria nomor satu di Amerika sedang membenahi kancing jas dan berdeham pelan, Idas bangkit berdiri, menunggu perintah.
"Kenapa masih di sini? Pergi dan pastikan Yeromi baik-baik saja! Mengapa menjaga Yeromi pun tidak becus!" hardik Presiden.
Idas keluar dari ruang Presiden. Melonggarkan dasinya saat keluar dan disambut oleh si sekretaris. Idas menyalakan ponsel, mengirim pesan pada bawahannya. Idas berjalan mendahului.
"S-Sir!"
Idas berhenti melangkah. "Apa?"
"Sir Johnson menunggu Anda di lobi."
Idas mengumpat. Langkahnya lebar menuju lift, menekan angka tiga dan menunggu pintu terbuka. Di kepalanya sudah tersusun beragam jawaban yang akan diberikan pada pimpinan NSC, tetapi Idas tidak memiliki bukti pendukung.
"Kita akan menyiapkan pasukan militer untuk bersiaga," ujar Johnson cepat, tak memedulikan sapaan Idas.
"Kita tidak perlu perang," balas Idas.
Johnson menaikkan alis. "Kau punya alasan bagus untuk menahan perang? Seperti jawaban di mana Yeromi berada? Kau kehilangan dia, bukan? Di mana?"
Idas mengatupkan mulut, tangannya terkepal. "Apa ... yang bisa kulakukan?"
"Mencari Yeromi tentu saja. Kau ikut?"
Idas tidak punya pilihan lain. Mereka harus bekerja sama untuk meredam situasi yang menyulut perang antar negara. Sejak pagi, situasi Washington sudah sibuk dipenuhi wartawan yang mempertanyakan situasi darurat yang mencekam warga. Jalur evakuasi sudah dibuka, dan beberapa upaya telah dicanangkan.
Jika perang terjadi kemungkinan besar disebabkan karena Yeromi membelot, serta segala hal yang dirancang disadap. Idas duduk di sebelah Johnson yang sedari tadi sibuk menelepon. Mereka mengunjungi kedutaan Rusia untuk melakukan negosiasi, tetapi tidak ada satu pun orang di dalam sana.
Johnson memaki, sementara Idas meminta bantuan.
"Pada siapa?"
"Kabinet kami punya tim rahasia untuk memantau keberadaan Yeromi. Jika dia ditemukan, perang akan batal, bukan?" tanya Idas memastikan.
Johnson mengangguk. "Asal dia tidak salah pihak."
Sepanjang perjalanan menuju bandar udara, Idas memiliki firasat buruk. Idas tak lagi berkomunikasi dengan Johnson, tetapi pria itu mendengarkan percakapan yang sepertinya merupakan tanda bahaya.
"Yeromi ... berada di tangan Rusia."
Idas mencengkeram lututnya. Pria itu mengacak rambut, teringat beberapa bulan kejadian sebelum Presiden memutuskan membeli Yeromi. Mereka, sama-sama dijebak ketika menanda tangani kontrak pertahanan senjata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FILTHY THIRTY - DAY 15 - Buat tulisan dengan tema, "Pembelian benda tanpa terencana mengakibatkan perang dunia."
Submitted 379 Words
Apa pendapatmu tentang chapter ini?
Gak tahu ini cerita apaan!!11!!!11
Nulisnya gak nyante, jangan nanya barang apa yang dibeli. Yang kepikir cuma ******.
Okeh, yang penting nggak bolong!
Waktu nulis ini:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selesai bikin cerita absurd versi ngebut tanpa mikir:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.