[19/30] Hearing Coffin

179 10 1
                                    

JIWA-JIWA berbicara padaku tentang banyak hal.

Seorang pria berusia awal tiga puluhan bercerita tentang kariernya yang harus ditinggalkan. Kasus korupsi menjerat lehernya, mengantarnya ke meja hijau. Dia menerima surat kaleng dan pesan teror, mengancam nyawanya apabila dia buka suara tentang penerimaan suap yang dilakukan oleh atasannya. Dia bekerja sepuluh tahun, loyal, dan tidak pernah mengotori tangan. Tapi di hari itu, dia mengakui kesalahan yang tak pernah dilakukan, uang yang sepeser pun tidak mengalir ke rekeningnya, menolak menatap mata istri dan anaknya yang masih batita ketika dia dijatuhi hukuman penjara. Dia menjadi korban kambing hitam.

Aku marah.

Seorang wanita dengan cincin emas di jari manis, begitu berkilau, begitu menawan. Segala persiapan tentang pernikahan sudah matang, rumah seperti apa, bulan madu ke mana, ingin punya berapa anak, dan beragam angan yang hendak dirajut dalam bahtera rumah tangga. Namun, calon suaminya selingkuh, membawa lari uang yang ditabung bersama, meninggalkan tumpukan undangan yang hendak dibagi ke para tamu.

Aku sedih.

Sepasang nenek dan kakek yang sudah sulit berjalan, pendengarannya terganggu, matanya rabun, serta kulitnya keriput juga kering. Mereka berbaring di ranjang setiap malam, bercerita tentang masa lampau sampai hidung berhenti bernapas, tetapi tangan saling mengait.

Aku bahagia.

Seorang bayi yang tak pernah melihat warna dunia, terpaksa menegak ramuan yang menghentikan detak jantungnya. Dirampas begitu saja dalam lindungan janin, keluar dan tidak mengenal siapa ibu dan ayahnya.

Aku pilu.

Banyak jiwa-jiwa bercerita tentang alasan mengapa mereka berbaring di pangkuanku. Kusediakan telinga 'tuk mendengar, juga tempat 'tuk terlelap. Meski aku tidak bisa menghibur mereka yang telah mengembuskan napas terakhirnya, akan kujaga tubuh mereka hingga ragaku lapuk.

 Meski aku tidak bisa menghibur mereka yang telah mengembuskan napas terakhirnya, akan kujaga tubuh mereka hingga ragaku lapuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FILTHY THIRTY - DAY 19 - Buat tulisan dengan tema "Peti Mati"

Submitted 262 Words

Apa pendapatmu tentang chapter ini?

VOTE. COMMENT. SHARE.

• MosaicRile.com/writer •

Dukung SHELTER di Storial, dong.

www.shelter.mosaicrile.com

com

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FILTHY THIRTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang