[6/30] The Exchange

1K 24 17
                                    

SUDAH lebih dari tiga puluh menit mereka bertiga berhadapan dengan alien berkepala gurita, yang mengenalkan diri sebagai Bangsa Balboai ketika kapal angkasa mereka diperiksa. Vroiqe menatap tangan alien yang berlendir sedang melingkari leher pengemudi kapal, menjerat dua tangan dan kakinya, kemudian memasukkan semacam kue pastri berbahan halusinogen pada Erzach. Mereka terpaksa bekerja sama dengan Balboai kalau tidak ingin berakhir di penjara imigran gelap.

"Kami kehabisan cyro," jawab Vroiqe, menyebut bahan bakar kapal mereka.

"Spesies Sol suka berbohong," si alien hijau menanggapi.

"Kami butuh tumpangan untuk teleportasi ke Knix, menjemput teman kami, dan pulang baik-baik," tambah Vroiqe cepat. Matanya berpindah melihat leher Erzach dicekik makin kuat tetapi pria itu tertawa seperti orang sinting.

"Dan kenapa temanmu bisa sampai ke Knix?" sergah alien yang mengenakan topi, mata zamrudnya melirik tajam.

"Aha! Jadi, temanmu penyelundup senjata dari Sol untuk Knix! Kalian datang sebagai pemasok bom dan turut andil dalam rencana eliminasi Planet kecil. Kalian berkhianat pada Galaksi!"

"Bu-bukan!" Xazier menengahi, melirik Vroiqe. "Teman kami terdampar di Knik. Ke-kekasih Vroiqe. Ada ledakan aneh di lingkaran sentral, kami semua berteleportasi mendadak."

"Lantas kenapa berada di antariksa dengan kapal kargo?"

Vroiqe berdiri bergeming. Lututnya terasa lemah, sementara alat sensor di telinganya mulai rusak. Ada suara-suara dari jauh yang mendatangi kapal mereka, tetapi dua alien di depannya tidak sadar. Alien itu sibuk berdiskusi dan mencari tahu siapa kekasihnya lewat komunikasi intel.

"Alexandra Barou, ilmuwan spesialis teknik mesin dan senjata sains, top one dalam search engine Galaxy. Hey, orang Sol. Apa yang ditemukan si Barou ini?"

Xazier mengetuk lengannya dengan bahu, kemudian menginjak sepatunya agar ia menjawab pertanyaan si alien daun. Vroiqe mengalami migren parah, alat di telinganya mulai rusak. Hanya satu kedipan mata kapal kargo mereka dihantam serangan senjata, kepala si alien menubruk pusat kendali, tak lama kapal mereka jatuh. Dua alien mengejar dengan langkah yang besar dan lebar, berteriak-teriak tetapi Vroiqe kehilangan alat penerjemah.

Erzach meninggal tertimpa puing, Xazier agak luka-luka hingga Vroiqe memapahnya. Mereka bersembunyi di dalam bar dan kasino yang memasang plang "ANTI-ROBOT" di depan. Melihat ke segala arah dengan was-was, baru duduk tenang setelah dua alien tidak terdeteksi kehadirannya.

"Apa rencanamu?" tanya Xazier terengah-engah.

Mereka duduk di atas bar dan mengambil minuman gratis yang rasanya seperti air dikencingi. Vroiqe menjawab, "Menyusul Xandra. Membajak kapal, atau berjudi dan mengumpulkan koin. Mana yang lebih mudah?"

"Berjudi," tanggap Xazier cepat.

"Kau?"

Xazier menggeleng. "Aku bisa mendaftarkanmu masuk kalau mau, Vroiqe. Kau bisa membaca peluang dan berhitung."

"Tapi aku—"

"Ini satu-satunya cara bertemu Xandra. Kita akan pergi ke Knix dan menyelamatkan dia! Vroiqe, aku ingin pulang dan berhenti makan kaleng," keluh Xazier.

Vroiqe berakhir di meja judi, duduk paling sudut sebagai pendatang baru. Lehernya dikalungi alat yang katanya pendeteksi kecurangan serta tak bisa dilepas dengan tangan kosong. Cara bermainnya tidak sulit, Vroiqe hanya perlu menghitung normal tanpa menggunakan otaknya. Kalungnya berat, terbuat dari bahan baja, kulitnya terasa panas.

Vroiqe mendapat sepuluh keping emas atas kemenangannya. Penjaga yang duduk di kursi tinggi seperti juri pengawas menurunkan kacamata hingga bertengger di hidung runcingnya, memandang Vroiqe curiga. Vroiqe berdeham, pura-pura kalah, keping emasnya tinggal setengah. Usai penjaga mengabaikan dan mentertawakan kebodohannya diiringi delik kesal Xazier di seberang, Vroiqe kini menggunakan otaknya. Ia tidak punya waktu bermain-main.

FILTHY THIRTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang