Doctor - 2

4.8K 580 29
                                    

Xiao Zhan bisa melihat jelas wajah pria yang ada di depannya sekarang, wajahnya sangat tampan, ia akui itu. Tubuhnya sedikit lebih rendah darinya dan juga wajahnya terlihat lebih muda daripadanya. Sudah jelas pria di depannya ini masih berusia kepala 2. Tapi Xiao Zhan tak peduli, tak peduli anak di depannya ini masih muda atau sudah tua, bahaya kalau pria di depannya tau lebih dalam lagi.

"Hei-hei, tenang. Kenapa kau panik begitu?"

Xiao Zhan mengernyitkan keningnya, ia kembali bertanya, "Untuk apa kau dibawah sini bocah? Apakah kau tak punya rumah? Kau tak tau aku siapa?"

Dia menggelengkan kepalanya, "Kau siapa?"

Sekarang Xiao Zhan benar-benar bingung, bahkan dirinya mulai mengira anak di depannya ini sangat dimanjakan, sampai-sampai dia tak tau siapa itu Xiao Zhan? Xiao Zhan yang kepalanya senilai dengan 1 perusahaan besar diatas kota sana? Bahkan anak SD pun tau siapa Xiao Zhan! Bagaimana lelaki remaja sepertinya tak tau?

"Kau.. tak mengenalku?"

Pria itu kembali menggelengkan kepalanya, "Justru itu aku mau bertanya. Kau siapa? Apa perlu aku mengenalkan diriku? Namaku-.."

Xiao Zhan mengibaskan tangannya dan berbalik badan, ia berjalan kearah pintu kliniknya dan hanya berfokus membuka pintu kliniknya. "Lebih baik kau pergi saja, tak ada gunanya kau dibawah sini. Kau punya rumah kan?"

Ada keheningan yang tiba-tiba melingkupi ruangan ini, sangat hening dan Xiao Zhan bahkan sampai merasakan bulu kuduknya merinding karena keheningan yang mendadak seperti itu.

Ia mengadahkan kepalanya dan melihat pria yang ia katakan bocah itu menatapnya dengan sendu, ada ekspresi yang sangat teramat sedih dan dicampur dengan ekspresi kekosongan yang teramat. Pria itu tersenyum, tapi ia tak tersenyum di dalam hatinya, "Aku tak tau apa itu rumah.. aku.. sepertinya tak punya rumah.."

Xiao Zhan menghela nafas, jujur saja ia juga tak tega dengan seseorang yang nasibnya seperti itu. Kehilangan rumahnya dan kehilangan arah jalan tujuan hidup. Terlalu menyedihkan.. walau dirinya sendiri sama menyedihkannya.

"Kau.." Xiao Zhan mendecih, ia membuka pintunya dan menggerakkan kepalanya dengan memberi kode supaya pria itu cepat masuk, "Masuklah."

"Bukankah kau bilang aku tak boleh masuk?"

Xiao Zhan memutar bola matanya malas, ia hanya berdiri diam di daun pintu sembari menatap pria di depannya dengan malas. Tapi malah mengundang gelak tawa dari lelaki berpakaian putih bagaikan hantu saja.

Ia tersenyum, dan berjalan masuk ke dalam setelahnya. Xiao Zhan akui senyum itu sangat manis dan bisa-bisa ia tertipu karena senyuman itu bisa saja membuatnya berada di posisi menguntungkan atau malahdi posisi yang sangat merugikan. Xiao Zhan masih tak mau berpikir jauh, dia lebih mementingkan betapa beresikonya kalau pria ini sebenarnya sedang berbohong padanya.

Xiao Zhan ikut masuk dan menutup pintunya, tak lupa ia membuka tanda bahwa kliniknya sudah buka lagi. Pria itu sedang duduk di sofa yang sering dipakai hanya untuk basa-basi kalau ada pasien yang baru mengenal kliniknya. Tapi mengingat siapa target pasiennya, jarang ada yang duduk disana.

"Apa kau tak pernah datang ke klinik? Kau sangat tercengang huh?" Xiao Zhan berjalan masuk dan menggantun coat nya, tak lupa ia menaruh semua belanjaannya di dalam lemari dan kulkas. Ruangan ini tak terlalu panjang, dan karena sunyi juga jadinya sekecil apapun suaramu pasti akan terdengar.

"Boleh kuakui? Aku jarang ke klinik. Pernah itu pun satu kali saja." Xiao Zhan menggelengkan kepalanya dengan tangannya masih aktif menaruh barang-barang dari kantong belanjaannya.

"5 sehat 1 sempurna huh?" Ia bisa mendengar ada suara tawa rendah dari depan sana dan hanya ada suaranya yang berujar aku bukan bocah.

Xiao Zhan tak tertarik untuk melanjutkan percakapannya, toh kalau dipikir yang menyerobot masuk itu dia, jadi untuk apa ia capek-capek menghibur tamunya?

My Heroine - YIZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang