YiBo mendudukkan dirinya diatas sebuah barang-barang rongsokan yang dibuang sengaja disusun dengan rapi walau tempat ini tidak akan pernah rapi lagi. Tempat ini adalah pembuangan akhir dari barang-barang yang tidak digunakan lagi, mengingat adanya peraturan bahwa semua klan dan negara tidak memperbolehkan adanya pembakaran, penimbunan, pembuangan sampah ke manapun yang merugikan alam. Karena bumi di zaman ini sudah sangat rusak. Untung saja pemerintah masih bisa menyediakan air dengan kapasitas normal jadi tidak ada manusia yang mati kehausan.
Hanya saja sumber makanan semakin lama semakin menipis dan itu adalah hal yang tidak bisa dihindari lagi oleh pemerintah. Mau tak mau sekarang manusia harus menghemat makanan dan menghapus kebiasaan membuang yang dulu adalah kebiasaan buruk manusia.
Jadi sekarang di setiap klan tersedia tempat penaruhan barang-barang yang seperti material berat yang tak bisa didaur ulang seperti mobil, sofa, kulkas, besi, plastik, dan semua yang bermaterial berat akan dikumpulkan di satu tempat yang akan dijual kembali setiap triwulan. Tapi sebelum masa jual beli itu tempat ini sudah sering dijadikan para tunawisma untuk sekedar bersembunyi dari matahari yang membakar kulit, hujan yang membuat lebam tubuh, dan musim salju yang membekukan darah.
ZhuoCheng berhasil menyelinap masuk lewat jalur izin imigrasi dengan membayar dan mengancam pengawas imigrasi Xiao yang sangat teramat mudah ditaklukkan. Cukup satu ikat uang dan sedikit ancaman pengawas itu terdiam bukan main. Sedangkan para imigran lain hanya memutar bola mata malas karena mereka belum mendapat informasi terbaru dan terhangat, kalau mereka tau habis sudah kepala mereka.
Sepanjang YiBo berjalan dan menelusuri jalanan yang dipakai para imigran maupun tunawisma asli klan Xiao berlalu-lalang, kepingan matanya sangat diketuk dengan bagaimana hidup orang di masa sekarang bisa sebegitu kontras.
Dia masih ingat ketika orang tuanya masih di dalam klan eksekutif, YiBo bisa makan apapun yang dia mau dari kulkas rumahnya yang berpintu 6, YiBo bisa meminta apapun, dia bisa menghidupkan AC sebanyak dan sedingin yang dia mau, dia bisa berenang sesuka dan selama dia inginkan. Tapi ketika YiBo baru-baru ini dilempar Tuhan kembali ke dunia bawah, anak seumuran dirinya dulu bahkan untuk mandi dan buang air besar saja tidak ada tempat.
YiBo benar-benar menelan hatinya sendiri karena tidak hanya anak kecil, perempuan-perempuan tak berdosa yang terpaksa mengandung dan melahirkan di zona tertipis ini saja masih bisa tertawa dan bersenda gurau dengan buah hati mereka walau tidak ada lagi sosok seorang suami dan ayah disisinya. Para lansia yang entah dibuang, ditinggal hidup atau mati sang anak juga terpaksa membanting tulang lagi di zona ini.
Dunia ini terlalu kejam dan terlalu menyedihkan.
YiBo membuka perbannya dan ia bisa melihat dengan jelas lukanya perlahan-lahan mulai mengering dan sekarang kaki ini tidak lagi menjadi penghalangnya. Ia mengoleskan obat yang Xiao Zhan berikan padanya tempo hari, dari setiap helai daun herbal itu ingatan YiBo mendadak terlempar kembali saat jemari lentik milik pria bermarga Xiao itu menyentuhnya dengan lembut.
"Dia tak sadar kalau penutup mata itu tipis.." YiBo samar samar masih bisa melihat betapa menyedihkannya wajah Xiao Zhan, wajah lelaki itu sangat merah dengan kedua matanya yang teremas karena tangisannya yang begitu deras.
"Padahal dia tak perlu menangis.. bukankah bibirnya jadi terluka.." YiBo menyentuh bibirnya dan ia menampar wajahnya keras.
"Bukannya berhenti membuatnya terus menangis, malah kau memperparah tangisannya , Wang YiBo kau sialan.."
YiBo menghela nafas panjang, ia kembali membalut perbannya dan ringisan kecil terdengar saat ia terpaksa mengikat perbannya dengan agak erat karena kalau tidak saat ia berjalan cepat atau terpaksa berlari nanti iķatann perban itu malah akan terlepas dan memperlambat pergerakan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heroine - YIZHAN
FanficCOMPLETED. Xiao Zhan, seorang dokter kalangan kelas bawah yang tidak pernah mendapat gaji yang pantas sebagai dokter konsultasi umum, hanya selalu menjadi dokter yang dibayar murah karena ia terpaksa melayani orang-orang itu dan juga terpaksa ada di...