Matahari mulai tenggelam, Namjoon segera mengajak Hyossang untuk kembali ke kapal, pertama mereka membeli tiket dulu, setelahnya mereka mengantri dan naik ke kapal. Sepanjang perjalanan, Hyossang tak melepaskan tangan Namjoon, rasanya benar-benar berat harus melepaskannya walau kata Namjoon ia akan segera kembali begitu urusannya selesai, Hyossang hanya takut penyerangan yang dulu dialami Namjoon terjadi lagi dan membuatnya harus berpisah lama dari laki-laki yang kini resmi menjadi kekasihnya itu.
Menyadari kekuatiran kekasihnya, Namjoon mendekatkan diri ke arah Hyossang dan merangkul pundak Hyossang, "Tidak usah terlalu khawatir, aku bisa jaga diri, kalau ada apa-apa aku pasti mengabarimu, kali ini aku tidak akan ceroboh lagi, aku sudah menyimpan nomer ponselmu di banyak tempat termasuk di ponsel Hoseok, Jimin, Jungkook bahkan Yoongi hyung." ucap Namjoon berusaha menenangkan.
"Aku berusaha tidak khawatir oppa, tapi orang-orang itu semakin nekat bahkan kau disinipun mereka masih menyerangmu." tutur Hyossang, yang disambut pelukan dari Namjoon.
Kapalpun bersandar kembali di dermaga Central, semua penumpangnya turun. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.49 artinya mereka harus segera kembali karena penerbangan Namjoon jam 20.00, dan perjalanan dari Hang Hau ke Hongkong International airport memakan waktu hampir 1 jam.
Kembali mereka memilih MRT sebagai angkutan untuk membawa mereka kembali ke Hang Hau. Saat mereka berdua tengah berada di dalam MRT mata Hyossang menangkap sosok yang tidak asing, itu Taehyung. Hyossang berusaha membenarkan duduknya untuk mengahalangi pandangan Namjoon dari Taehyung, sedangkan Namjoon sedang asik dengan ponselnya.
"Kau kenapa sayang? Tidak enak badan?" Tanya Namjoon yang menyadari gerak gerik aneh Hyossang.
"Ah tidak oppa, hanya ingin membenarkan posisi dudukku saja." Jawab Hyossang bersikap biasa saja.
Untungnya Namjoon tidak menyadari keberadaan Taehyung disitu, dan nampaknya Taehyungpun begitu. Setibanya mereka di Hang Hau, Hyossang dan Namjoon turun, Hyossang kembali memperhatikan sisi yang tadi ditempati Taehyung, namun ia tidak melihat Taehyung disana, 'sepertinya dia sudah turun, biarlah, yang penting Namjoon tidak melihatnya, bisa perang dunia kalau Namjoon sampai menghajar Taehyung' batinnya.
"Jadi kita punya 1 jam tersisa Jung ahgassi." kata Namjoon membuyarkan lamunan Hyossang.
"Ahh, emm, 1 jam ya?" jawab Hyossang gugup.
"Kenapa gugup?" Namjoon menatap Hyossang bingung.
"Tidak, tidak apa-apa, kita ke rooftop saja bagaimana?" Tawar Hyossang mengalihkan pembicaraan.
"Itu ide bagus, ayo!" Kata Namjoon.
Mereka kemudian naik ke rooftop apartemen Namjoon, tepatnya di lantai 60, sesampainya disana tidak ada siapapun kecuali mereka berdua. Rooftop ini hanya dikunjungi orang di weekend saja, kalau hari biasa jarang sekali yang kesana, meskipun hari libur. Sesampainya disana mereka duduk di sebuah bangku panjang. Namjoon memposisikan kepalanya di pundak Hyossang. Tidak ada percakapan sampai waktu yang cukup lama. Angin malam menerpa wajah mereka berdua, dirasakan tangan Namjoon mulai menggenggam tangan Hyossang dengan erat.
"Tanganmu dingin sekali sayang." Ucap Namjoon. Tidak ada sahutan dari sang empunya tangan, Hyossang hanya diam mematung memandangi keadaan kota di malam hari. Namjoon mengangkat kedua kakinya ke bangku, kemudian menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Hyossang, setelah insiden di taman tempo hari, ia selalu ingin mengulang posisi ini. Namjoon memejamkan mata, sedangkan Hyossang kini asik memandangi wajah kekasihnya, 'imut sekali' batinnya sambil mengulas senyum, sesekali ia rapikan rambut di dahi kekasihnya yang mulai panjang, terakhir ia memberikan kecupan yang tulus di dahi kekasihnya, namun Namjoon tak bereaksi, ia tetap tenang dengan posisi mata tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUE IT! [BTS RM] ✔
Fanfic[COMPLETE] ⚠️[Mengandung konten : kekerasan] ⚠️ Jika sudah bersinggungan langsung dengan ambisi, bahkan keluargapun seperti tak ada harganya, semua dikorbankan, semua dijadikan batu pijakan untuk meraih ambisi, tapi sadarkah dia bila apa yang dia mi...