"Apa masih dingin?"
Sohyun tak berhenti menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Sore itu salju yang putih turun, melayang seringan kapas. Meski musim dingin adalah salah satu yang menjadi favorit gadis bermata bundar itu, tetapi ia paling benci sensasi beku yang selalu membuat bulu-bulu matanya kaku.
Sohyun tercengang saat Jimin menarik paksa kedua tangannya, lalu ditiupnya telapak tangan yang memucat itu dengan penuh kehangatan. Dalam hati, Sohyun berusaha untuk tidak berpikir macam-macam. Walaupun Jimin cukup dekat dengan Minhyuk, kakaknya, bukan berarti Sohyun dapat berharap lebih dari sikap manis dan romantis yang biasa Jimin tunjukkan.
"Stop, Sohyun! Tidak mungkin laki-laki sekeren dan sepopuler ini suka padamu, apa kelebihanmu?" batinnya menggerutu.
Di tengah-tengah pikiran yang kalut itu, hal yang bahkan tak pernah Sohyun duga terjadi. Sesuatu yang bertolak belakang dengan logikanya. Sesuatu yang mampu menggetarkan hatinya dengan begitu dahsyat.
Park Jimin, lelaki berusia 25 tahun itu mengucapkan sebuah kalimat yang bersejarah. Tanpa beban, tanpa keraguan, terlihat penuh keyakinan.
"Kim Sohyun,"
Lelaki yang dicintai dalam diam selama kurang lebih lima tahunan, lelaki yang menjadi pandangan pertamanya, bahkan tak peduli berapa banyak wanita yang telah ia kencani. Pada akhirnya, Kim Sohyun berhasil mendapatkannya.
"Maukah kau jadi pacarku?"
Mungkin kedengarannya terlalu mendadak. Mungkin sedikit aneh dan tidak realistis. Namun, Sohyun yakin bahwa Jimin adalah takdirnya. Ia tidak menyesal menunggu begitu lama karena ia tahu saat itu akan tiba. Saat di mana Jimin akan menjadikan Sohyun miliknya satu-satunya. Gadisnya.
"Oppa ... a-aku mau."
***
"Hei, Sohyun!"
Sohyun terbangun dari tidurnya. Ia memegangi kepalanya hang sedikit pusing, mencoba membuka matanya pelan-pelan dan menyesuaikannya dengan cahaya yang menyilaukan.
Ketika ia sadar bahwa baru saja ketiduran di kantor, dan di jam kerja, buru-buru Sohyun berdiri dan membungkukkan badan. Seseorang yang datang dan menegurnya adalah ketua departemen tempatnya mengabdi. Matilah gadis itu karena hari ini tercatat mengacau lagi.
"Apa kamu masih niat bekerja? Kamu tahu kan, Hi-Tech bukan tempat untuk bermain dan tidur-tiduran?"
"Maafkan saya, Pak. Saya salah."
"Sekali lagi saya pergoki kamu sedang tidur, saya tidak akan segan untuk mengajukan surat pemecatanmu kepada direktur."
"Jangan, Pak. Tolong maafkan saya."
"Sudah, kebetulan saya sedang tidak ingin marah-marah. Datanglah ke ruangan Sajang-nim. Beliau memanggilmu."
Deg. Jantung Sohyun seakan berhenti berdetak. Apakah ini akhir hayatnya? Kenapa sajangnim mendadak memanggilnya? Kalau bukan untuk diberi peringatan, pasti ia dipecat. Iya, dipecat!
Dengan kaki gemetaran, Sohyun melangkah ke lantai lima belas, tempat direkturnya berada.
Lagian, bukan salahnya juga jika semalaman lembur sampai tidak tidur. Seniornya melimpahkan seluruh tugas mereka untuk dikerjakan gadis malang itu. Apa yang bisa diperbuat Sohyun? Mau melawan tapi takut hidupnya di kantor jadi tidak tenang. Mau menceritakannya pada Jimin, tapi takut ia dituduh tidak profesional. Semua malah menjadi serba salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Boss ✔
RomanceDia gadis ceroboh, pelupa, dan pembuat onar. Hari itu ia mendadak dipindahkerjakan ke sebuah perusahaan raksasa bertitel Genius Inc. Aneh? Memang. Karena posisinya yang selalu dianggap sebagai karyawan kelas bawah, tiba-tiba saja berubah drastis. Di...