"Ayo, kau pakai baju ini!"
"Ah, tidak, tidak! Tidak pantas! Coba yang lain!"
Sohyun mendesah dalam kebosanannya. Ia menghabiskan waktu lebih dari setengah jam hanya untuk memilih pakaian. Bukan dirinya, melainkan Lee Sungkyunglah yang tampak sibuk mengobrak-abrik almari. Gadis cuek itu pagi ini sangat memerhatikan adiknya yang baru saja diterima kerja di perusahaan besar.
"Yeobo! Sarapanmu sudah siap, ayo makan!"
Kali ini terdengar teriakan dari Minhyuk. Orang rumah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Mereka begitu antusias di hari pertama Sohyun bekerja.
Semua orang bahagia, setidaknya aku harus bahagia. Pikir Sohyun. Gadis itu mengabaikan luka hatinya semalam. Gara-gara Jimin lebih memilih masuk ke dalam bar dan meninggalkannya yang menangis sendirian di larut malam.
"Nak, ada kiriman bunga untukmu!"
Mendengar notifikasi dari suara sang bibi, Sohyun melenggang pergi meninggalkan Sungkyung yang kebingungan dengan pakaian. Gadis berambut sepunggung itu menghampiri bibinya yang kelihatan memegang sebuket bunga mawar merah.
"Untukku?"
"Iya, coba kau lihat."
Ditemukannya sebuah catatan kecil dalam bungkusan bunga itu. Sohyun membukanya dengan hati-hati. Tertulis sebuah kalimat, selamat atas pekerjaan barumu. Aku pasti menepati janjiku. Maaf tidak bisa mengantarmu.
Sohyun langsung membuang asal bunganya di atas sofa. Ia kembali ke kamar Sungkyung dan meminta agar kakak perempuannya itu cepat-cepat mengambilkan pakaian. Sohyun mendadak ingin segera berangkat.
"Kak, sepatu dan tasmu," ujar Beomgyu yang datang dari arah kamarnya.
"Kenapa repot-repot? Aku bisa mengambilnya sendiri."
Tak biasanya Sohyun sewot pada Beomgyu. Lantas, bocah remaja itu menatap aneh kakaknya. Ia hanya melakukan hal yang mudah, itu pun sebagai bentuk rasa senangnya atas kehidupan baru Sohyun. Sayangnya, tanggapan Sohyun berbeda.
"Bibi, aku berangkat."
"Loh, makan dulu sarapanmu."
"Maaf, aku sudah terlambat."
Minhyuk yang menyusul di ambang pintu, ikut menyaksikan kepergian Sohyun yang sedikit mencurigakan.
***
"Kemarin membuatku menangis. Pagi ini, mengirimkan bunga. Apa maksudnya? Apa dia tidak tahu? Bukan bunga yang aku minta, tapi kehadirannya. Dia sama sekali tidak mau menengokku, padahal hari ini aku sudah tidak bekerja lagi di Hi-Tech."
Sepanjang perjalanan, yang Sohyun lakukan hanyalah menggumam. Beberapa orang memperhatikannya, ia seperti orang gila baru. Rambut acak-acakan, dan wajahnya yang tanpa make up membuatnya pucat seperti mayat.
Turun dari taksi, Sohyun bergegas masuk ke gerbang Genius Corp. Suasana mewah mulai ia rasakan. Gerbang berwarna silver setinggi tiga meteran, juga beberapa penjaga yang senantiasa menyapa para pekerja baru maupun lama. Kantor Genius tampaknya jauh lebih ramah dari yang ia bayangkan.
Sohyun pun memasukinya tanpa ragu, wajahnya penuh senyuman.
"Pagi, Pak!" sapanya pada seorang penjaga ber-name tag Insung.
Puas mendapat balasan, gadis itu melangkah lebih masuk lagi. Namun, apa yang terjadi? Tiba-tiba saja langkahnya terhenti. Ia berdiri kaku, sementara orang-orang di sekitarnya berlalu-lalang masuk ke lobi di lantai satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Boss ✔
RomanceDia gadis ceroboh, pelupa, dan pembuat onar. Hari itu ia mendadak dipindahkerjakan ke sebuah perusahaan raksasa bertitel Genius Inc. Aneh? Memang. Karena posisinya yang selalu dianggap sebagai karyawan kelas bawah, tiba-tiba saja berubah drastis. Di...