Sohyun membantu OB meletakkan gelas air putih di atas meja rapat. Bukan rapat besar, hanya saja dihadiri oleh dua orang penting, yaitu rekan kerja Yoongi bersama dengan sekretarisnya. Dan tugas Sohyun adalah mencatat setiap hal penting selama rapat—atau lebih pasnya disebut diskusi—berlangsung.
Sohyun mengedarkan matanya ke pintu ruangan Yoongi. Setengah jam lagi, diskusi akan dimulai namun pria itu belum menampakkan keberadaannya. Usai membereskan ruang diskusi, Sohyun berjalan mendekati ruang kerja Yoongi dan berniat mengetuk pintunya.
"Mister? Anda di dalam?"
Tidak ada jawaban. Sohyun mengangkat kedua bahunya lalu dengan asal membuka pintu tanpa izin.
"Kamu nggak perlu memberikan tas semahal ini padaku, tasku sudah banyak, Yoon."
"Jadi nggak diterima? Padahal aku sudah susah-susah mengimpornya dari Paris. Kau tega membuang-buang uangku?"
"Lagi pula, siapa yang memintamu untuk membelinya hah? Dasar tukang boros."
Sohyun merasa membuka pintu disaat yang tidak tepat. Sebuah kesalahan karena kedatangannya justru membawa canggung antara dua orang yang sedang berdebat kecil—entah soal apa—di dalam sana. Sohyun membungkukkan badan lalu mengucap maaf. Ia baru akan keluar, namun Hani mencegah.
"Hei, mau ke mana? Bukankah kau ada keperluan dengannya?" ucap Hani sambil menunjuk pria di sebelahnya.
Sohyun tak merasakan adanya keformalan. Hani bicara seperti biasanya—ketika mereka hanya berdua saja—seolah sudah terbiasa. Sayangnya, reaksi berbeda datang dari Min Yoongi. Pria itu tidak suka aktivitasnya diganggu, apalagi dengan suasana sok akrab yang Hani ciptakan untuk ketiganya.
"Maaf mengganggu, Bu Hani. Saya hanya mau memberitahukan kepada Mister Yoon bahwa setengah jam lagi akan ada diskusi dengan perwakilan perusahaan eksportir Gammaleon."
"Dan Anda lupa mengetuk pintu?" tanya Yoongi dengan sopannya.
Oh, ya. Sohyun lupa. Min Yoongi yang kasar dan sombong akan berubah menjadi baik di siang hari. Gadis itu menggigit bibirnya dalam, setelah ini, apa yang akan terjadi nanti malam? Tampaknya Sohyun tak bisa berharap banyak untuk mendapat sedikit kebaikan Yoongi sesudah apa yang dilakukannya barusan.
"Maaf, Mister. Saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Ya sudah, tidak masalah. Sebaiknya, kita segera ke ruang diskusi saja," respon Yoongi. "Hani, kau bisa lanjutkan pekerjaanmu."
"Baiklah, Mister. Saya permisi."
***
"Produk notebook G11 rencananya akan kami luncurkan besok lusa. Setelah peresmian, kami harap perusahaan Anda bersedia meng-handle kegiatan ekspor ke luar negeri, terutama fokuskan ke Indonesia."
"Baiklah, Tuan Yoongi. Lalu, penawaran atau keuntungan apa yang kami dapat jika produk Anda berhasil kami ekspor dan promosikan melebihi target?"
"Kami pasti akan memberikan 50% dari keuntungan penjualan. Juga, sebagai kompensasi jika rencana tidak mencapai prediksi, kami akan mengembalikan modal yang perusahaan Anda pakai sebanyak dua kali lipat. Bagaimana? Apakah perusahaan Gammaleon bersedia menerima penawaran dari Genius?"
"Baiklah, Tuan. Kami menyetujuinya. Senang bekerjasama dengan perusahaan teknologi terbesar di Korea Selatan ini."
"Terima kasih, Tuan Yongsuk. Anda berlebihan. Perusahaan kami yang justru merasa beruntung dapat bekerjasama dengan Gammaleon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Boss ✔
RomanceDia gadis ceroboh, pelupa, dan pembuat onar. Hari itu ia mendadak dipindahkerjakan ke sebuah perusahaan raksasa bertitel Genius Inc. Aneh? Memang. Karena posisinya yang selalu dianggap sebagai karyawan kelas bawah, tiba-tiba saja berubah drastis. Di...