"Tolong berikan saya profil gadis itu, saya ingin melihat seberapa pantas ia bekerja denganku," sahut seorang lelaki berkulit pucat yang kini duduk santai di atas kursi pijatnya.Dengan lihai, jemarinya membalikkan lembar halaman Curiculum Vitae dari gadis yang dibicarakan Hani sebelumnya.
"Anda tahu, saya tidak pernah main-main untuk mencari seorang sekretaris. Saya butuh yang sigap dan berloyalitas tinggi, menuruti segala peraturan yang saya buat. Dan yang paling penting, seseorang yang mampu menjaga segala hal yang saya miliki."
Sorot tajam matanya tertuju pada seorang pria yang menjabat sebagai HRD manager, Kim Namjoon. Pria yang ia kenal ramah dan tegas, tangan kanan sejatinya. Namjoon mengulas senyum, lesung pipinya terlihat, menghadirkan suasana yang berbeda ketika siapapun melihatnya secara live.
"Apakah Anda meragukan gadis tersebut karena penampilannya yang kurang menarik? Bukankah saya yang terlihat sangar ini telah membuktikan bahwa saya mumpuni? Mister Yoon, saya dan Anda sudah bekerja sama sejak lima tahun lalu. Dan kita telah melalui masa-masa sekolah selama enam tahun. Saya rasa, saya sangat mengenal kepribadian Anda. Anda tidak akan menilai seseorang secara fisik, tapi kemampuan adalah hal yang utama."
Min Yoongi, pria 29 tahun yang menjabat sebagai CEO resmi dari perusahaan teknologi Genius Inc. itu tertawa renyah. Mengakhiri keformalan yang sedari awal ia tampakkan pada Namjoon.
"Kau benar, Namjoon. Aku orang yang memprioritaskan kualitas otak dan bukan fisik. Lalu, apa menurutmu aku harus menerima dia?"
"Kim Sohyun, umur 25 tahun, sebelumnya menjabat sebagai karyawan di bidang administrasi, kemudian mendapat promosi dari Tuan Kangjoon untuk posisi sekretaris baru di Genius. Aku rasa memang ada alasan khusus. Pasalnya, tidak semudah itu karyawan biasa mendapatkan promosi besar-besaran. Awalnya saya curiga, tetapi ... bukankah gadis itu yang telah menyelamatkanmu kemarin?"
Yoongi membisu. Tatapannya masih penuh arti, meskipun begitu Namjoon tak sekalipun pernah bisa menebak apa yang ada di dalam kepala lelaki dengan gummy smile-nya itu.
Yoongi meletakkan berkas CV milik Sohyun di atas meja, lantas ia berdiri dan melangkah mendekati Namjoon. Sebelah tangannya ia tumpangkan di atas bahu lelaki bertubuh 181 cm itu. Perbedaan tinggi mereka yang cukup jelas bahkan tak mampu menghilangkan fakta kalau Yoongi jauh terlihat lebih mendominasi. Mungkin karena jabatan yang ia miliki, atau ada hal lain yang membuatnya tampak lebih karismatik dan bersinar.
"Hani pun mengatakan hal yang sama. Aku orang yang tahu balas budi, jadi pastikan gadis itu kau terima. Aku tidak peduli latar belakangnya di Hi-Tech bagaimana. Kau mengerti?"
"Ne, Mister."
Keduanya pun tertawa bersama sebagai penutup pertemuan singkat sore itu. Masing-masing mengambil tas dan berkemas untuk meninggalkan kantor.
***
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu. Hari yang akan membuktikan bahwa semua anggapan orang terhadap Sohyun benar adanya. Karyawan yang payah tidak akan masuk dengan mudah di perusahaan ternama seperti Genius.
Orang di luar sana sudah siap-siap tertawa, namun Sohyun duduk melamun di meja kerjanya sampai-sampai ia melewatkan jam makan siang. Panik, takut, malu, tentu menjadi risiko terbesar yang harus ia tanggung.
Ia tidak menyalahkan siapapun, tidak pula bosnya dan Jimin yang ikut memberi bujukan untuk mengambil promosi. Ia hanya kecewa saja kenapa Tuhan memberinya jalan ini. Kenapa takdir orang susah selalu dibuat lebih susah? Cukup ia merasa terkucilkan di masa kecil, dan kini ia harus mengalami hal itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Boss ✔
RomanceDia gadis ceroboh, pelupa, dan pembuat onar. Hari itu ia mendadak dipindahkerjakan ke sebuah perusahaan raksasa bertitel Genius Inc. Aneh? Memang. Karena posisinya yang selalu dianggap sebagai karyawan kelas bawah, tiba-tiba saja berubah drastis. Di...