Nb. Pertama dan yang paling utama, aku mau minta maaf yang sebesar-besarnya buat kalian karena harus menunggu update-an ceritaku yang lamanya kebangetan. Belakangan lagi banyak pikiran juga lagi minggu-minggu UAS.
Ternyata bener ya, semakin tua umur, semakin panjang urusannya. Tapi, karena aku udah bertekad buat terus belajar nulis dan menyuguhkan cerita yang baik ke kalian semua, maka selama apa pun menghilangnya diriku, kuharap kalian tetap sabar menanti. Karena percayalah, kalian (para pembaca) itu motivasi dan energinya para penulis :)
Aku percaya kalian dan semoga kalian mempercayai bahwa aku akan tetap kembali. Wattpad adalah jalanku pulang, dan ketika aku sedang letih dan kacau pikiran, kalianlah obatnya (plak).
Ya ampun, curhat. Maaf ... Hehe. Ini kulanjutin.. selamat membaca💜
.
.
.
"Ini ... apa?"
Sohyun merapatkan kedua kakinya. Manik matanya tertuju pada sebuah kotak bekal berwarna biru. Ia membawanya dari rumah. Mungkin kondisinya sudah dingin, tapi dapat dijamin kualitas rasanya oke dan tidak berubah.
Sudah dua kali Sohyun dipaksa melakukannya. Bukan kehendaknya sendiri untuk membawakan bekal makan siang pada bos barunya itu. Sebut saja bibi Sohyun terlalu berlebihan. Sebagai wujud syukur dan ucapan terima kasihnya, beliau menitipkan bekal makan siang sang bos melalui Sohyun. Entah sampai kapan.
Beruntungnya, Min Yoongi tidak sama dengan bos besar pada umumnya. Yang begitu angkuh dan ogah bergaul dengan bawahannya sendiri. Lelaki itu betul-betul dikelilingi kebaikan. Kini Sohyun tidak perlu merasa ragu lagi untuk dapat bekerja di sana.
"Sebenarnya Anda tidak perlu repot-repot begini. Saya terbiasa makan siang bersama karyawan saya yang lain."
"Eh, maksud saya ... saya tidak berniat menolak masakan ibu kamu. Hanya saja, saya merasa merepotkan."
"T-tidak, Mister. Saya maupun ibu saya sungguh tidak terepotkan oleh hal ini. Kami merasa senang karena Mister mau menerima pemberian kami yang bukan seberapa."
Bahkan tak terasa, terhitung sejak saat itu, sudah tiga hari terlewat. Sohyun mulai bisa beradaptasi dengan kesibukan barunya sebagai sekretaris. Namun, entah mengapa, pagi itu lebih sibuk dari biasanya.
Semua orang mondar-mandir dengan tugasnya masing-masing. Telepon berdering di sana-sini. Sampai sesekali bahu Sohyun bertabrakan dengan bahu karyawan lain yang sedang berjalan. Lebih tepatnya berjalan tergesa-gesa.
"Permisi, ini ada apa, ya? Kok semua kelihatan sibuk?" tanyanya pada salah seorang office boy yang kebetulan lewat dan berpapasan.
"Nona, tidak tahu? Kabarnya akan ada tamu penting berkunjung ke perusahaan ini. Dengar-dengar terbang langsung dari Amerika."
"Kok Bapak bisa tahu? Padahal, saya yang bekerja di sini saja nggak tahu apa-apa," ucap Sohyun dengan menahan malu.
"Saya beritahu, Nona. Bekerja di Genius itu tidak mudah. Segala informasi kalau tidak dicari sendiri, maka ya nggak akan tahu apa-apa. Saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Boss ✔
RomanceDia gadis ceroboh, pelupa, dan pembuat onar. Hari itu ia mendadak dipindahkerjakan ke sebuah perusahaan raksasa bertitel Genius Inc. Aneh? Memang. Karena posisinya yang selalu dianggap sebagai karyawan kelas bawah, tiba-tiba saja berubah drastis. Di...