Chapter 6

29 3 1
                                    

Hoseok mengendarai mobilnya bersama Yuna yang duduk di sampingnya. Wajahnya tampak lega karena setelah mendapatkan penanganan medis di rumah sakit, akhirnya Yuna sudah sadarkan diri dan kini terlihat baik-baik saja. Hoseok memutar lagu di mobilnya, sayup-sayup lagu 134340 terdengar merdu di telinga, namun terasa menyayat hati Yuna. Tetapi ia sudah tidak sanggup lagi untuk menangis. Yuna sudah terlalu lelah untuk semua yang terjadi pada dirinya secara bertubi-tubi. Maka, ia hanya bisa tersenyum kecil, sambil terus menikmati lagunya.

"Jika aku bisa, aku ingin bertanya
Mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan, mengapa kamu mengusirku?
Aku masih mengitarimu tanpa sebuah nama
Perpisahan itu tak berwarna, warna yang tak berubah

Oh aku sudah tak punya nama
Aku tadinya bintangmu
Kamu sebuah cahaya, pasti enak ya
Semua yang kulakukan adalah menerimamu seperti kamu adalah berkah yang jatuh" (BTS -134340 translate)

"lagu ini terdengar sangat menyedihkan, tetapi kau tahu tidak? Awal terciptanya lagu ini karena terinspirasi dari apa?" Tanya Hoseok tiba-tiba. Memecahkan keheningan perjalanan mereka berdua. Yuna menggelengkan kepalanya.

"Dari sebuah planet" jawab Hoseok sambil tertawa.
"Planet?"
"Iya, lagu ini di buat karena suatu pemberitaan bahwa Serikat Astronomi Internasional (IAU) menurunkan status Pluto dan dinyatakan bukan lagi planet. Lagu ini menggunakan situasi Pluto untuk menggambarkan bagaimana cara melanjutkan hidup setelah dicampakkan oleh orang yang kita cintai" Ucap Hoseok dengan bangga. Yuna tertegun mendengar jawaban Hoseok. "Aku masih mengitarimu tanpa sebuah nama. Perpisahan itu tak berwarna, warna yang tak berubah. Aku masih mengitarimu tanpa sebuah nama. Perpisahan itu tak berwarna, warna yang tak berubah" di dalam hatinya, Yuna mengulangi salah satu part dari lagunya.
"Wah.. benar-benar..luar biasa" ucap Yuna terkagum. " lagu ini milik artis yang satu management dengan Yoongi juga kan? hm.. Kim Namjoon?". Hoseok mengangguk. "Ya, Namjoon.. ah.. dia itu. Entah otaknya terbuat dari apa. Dia selalu saja bisa menciptakan lagu yang keren" sambung Hoseok dengan tersenyum bangga.
"Apa kau mengenalnya juga?".
Hoseok mengangguk. "Aku, Kak Yoongi dan Namjoon adalah teman satu komunitas dulu di kampus. Kami bertiga sama-sama berminat dengan musik meskipun kuliah dengan jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan musik. Hahaha"
"Lalu kenapa kau tidak ikut berkarir seperti mereka?"
"Ah.. aku.. hanya tidak terlalu pede. Dibandingkan dengan Kak Yoongi dan Namjoon, aku bukanlah apa-apa. Tekadku tidak sekuat mereka yang berani keluar dari 'Zona aman' mereka. Menentang keinginan keluarga, berani menerjang resiko untuk mengejar impian.. hah.. kurasa, aku tidak sanggup seperti itu"
Ucapnya sambil tertawa kecil. Yuna pun hanya tersenyum mendengar cerita Hoseok.
"Lalu kau... Bagaimana?"
"Apanya?"
"Apa kau tidak berminat untuk lebih serius lagi? Suaramu sangat menjual, aku yakin sekali"
"Kau berlebihan, manajer"
"Hee.. kau ini. Telingaku ini sensitif. Aku bisa membedakan suara yang indah maupun yang paling indah sekalipun!" Ucap Hoseok bersemangat. Yuna tertawa dan memukul bahu Hoseok pelan.

Hoseok menepikan mobilnya di parkiran cafenya.
"Hm? Bukankah itu Jungkook?" Ucap Hoseok sambil keluar dari mobilnya, diikuti oleh Yuna.
Jungkook yang melihat Yuna keluar dari mobil Hoseok, berlari menuju Yuna dan menyentuh bahunya dengan erat dan wajah yang khawatir.
"Kakak! Kau tidak apa-apa? Apakah kau baik-baik saja?!" Ucap Jungkook sambil mengguncang-guncangkan tubuh Yuna dengan keras.
Hoseok menggelengkan-gelengkan kepalanya melihat perlakuan Jungkook kepada Yuna. Ia memukul lengan Jungkook dengan keras, "Haish! Anak ini. Kau menanyakan kondisi Kakakmu dengan cara seperti itu? Bagaimana kalau Kakakmu jatuh pingsan lagi? Hah?". Jungkook terkejut dan berhenti melakukannya. Ia menyentuh kepala Kakaknya dan mendekatkannya ke keningnya.
"Kak? Kau sudah tidak apa-apa kan?"
Yuna menjawabnya dengan mendorong bahu Jungkook dan menyentil keningnya dengan keras. Jungkook pun tertunduk mengaduh sembari memegangi keningnya.
"Kau ini benar-benar ingin membuatku sakit lagi ya? Aku sudah tidak apa-apa". Hardik Yuna kesal. Jungkook tersenyum malu. Hoseok melihat Yoongi tidak jauh darinya yang sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Ah, Kak. Kau sudah mau pulang?" Hoseok berlari kecil menghampiri Yoongi yang akan naik ke mobilnya. Yoongi yang mendengar suara Hoseok menoleh, lalu menghampiri Hoseok, memeluk Hoseok dengan lemas, menjatuhkan tubuhnya di kedua bahu Hoseok dan berbisik kecil, "Hoseook....sungguuh... Aku lelah.. cafe mu hari ini seperti sedang ada shooting drama. Kepalaku sampai pening melihatnya....haah..." keluh Yoongi.
"He? Maksudmu bagaimana? Drama? Drama apa?" Tanya Hoseok kebingungan. Yoongi tidak menjawabnya. Namun matanya menatap Yuna yang sedang berbicara dengan Jungkook dan berjalan ke arahnya. "Ahh... Itu.." Hoseok seakan paham dengan apa yang Yoongi bicarakan. Yoongi melepaskan pelukannya."Maafkan aku, Kak. Padahal waktu kita bertemu seperti ini sangat langka sekali. Tetapi aku malah.."
"Maafkan aku" tiba-tiba Yuna berdiri di samping Hoseok dan memotong pembicaraannya. Yuna membungkuk kecil ke arah Yoongi.
"Maaf aku sudah merepotkanmu dan mengganggu waktumu" sambung Yuna lirih.
"Tidak apa-apa. Tidak usah dipikirkan" jawab Yoongi. Yoongi melirik ke arah Jungkook yang mengekor di belakang Yuna. Yoongi memperhatikan mereka berdua, lalu bergumam sendiri sembari memiringkan kepalanya. Keningnya berkerut, "apa dia benar adikmu?" Tanya Yoongi. Yuna melirik ke arah Jungkook. Lalu mengangguk bingung.
"Ada apa? Apa adikku melakukan sesuatu saat aku tidak ada?"
"Hmm...ya.." Yoongi tampak ragu menjawab pertanyaan dari Yuna karena melihat Jungkook membuat ekspresi memohon-mohon kepadanya di belakang Yuna. Yoongi paham, karena sepertinya Jungkook tidak mau sampai Yuna tahu kejadiannya di ruangan Hoseok tadi. Senyum kecil terlihat di sudut bibir Yoongi.
"Tidak, tidak ada apa-apa kok". Jungkook mengusap dadanya. Lega mendengar jawaban dari Yoongi.
"Ya sudah, aku pergi dulu. Hoseok, aku tidak akan menyerah akan hal 'itu' kau tunggu saja" ucap Yoongi sambil tertawa dan menepuk bahu Hoseok. Hoseok pun tertawa malu mendengar ucapan Yoongi. "Ah.. kakak..sudahlaah...."
Yoongi pun pamit dan masuk ke dalam mobil. Pandangan Yuna terus mengikuti ke mana arah mobil itu berjalan. Tanpa ia sadari, siapa seseorang lain yang berada di mobil yang sama dengan yang Yoongi naiki.

SEESAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang