Chapter 8

18 3 0
                                    

Yuna berjalan gontai di halaman kampusnya, dengan tas ransel berwarna hijau tua, kemeja oversize berwarna putih, celana blue jeans warna biru langit dan Converse high merah miliknya. rambutnya yang lurus sebahu ia ikat seadanya, hingga beberapa helai rambut di belakang lehernya masih menjutai tak beraturan.

Setelah kejadian di cafe Hoseok, ia mulai berusaha menata semua yang sudah berantakan di pikirannya dan menyusun puzzle kenangannya satu persatu. ia semakin menyadari, bahwa semuanya memang sudah berakhir. sudah tidak ada lagi yang perlu ia jelaskan kepada Taehyung, semua hal bahkan sudah menghilang sebelum sempat ia jelaskan. tiga tahun yang begitu lama ia tunggu, namun terasa begitu menyesakan ketika semua kenyataan satu-persatu bermunculan di hadapannya.

Ia hanya perlu mengikhlaskan. sembari menunggu waktu yang nantinya mungkin akan berpihak kepadanya untuk membuat semuanya menjadi baik-baik saja.

Lalu kini, ia pun juga hanya perlu mencoba melupakan. Mencoba terbangun dari segala mimpi buruknya. Karena hidupnya adalah alasannya. luka di hatinya yang tidak kunjung menghilang, mungkin memang sudah saatnya diobati. Karena waktu akan terus bergerak, dan masa lalu akan semakin menghilang seiring ia terbangun dari 'tidurnya'.

Meskipun semua tidak akan semudah yang dibayangkan. ia sadar betul, dengan kembalinya Taehyung ke Korea, mungkin setiap moment yang ia temui di berbagai media akan terasa seperti mencabik-cabik hati dan pikirannya sendiri. Namun, sudah saatnya Yuna memikirkan masa depannya di semester akhir kuliahnya. keinginannya untuk pergi dari Korea pun semakin yakin. bukan untuk melarikan diri, namun untuk menata diri dan masa depannya mewujudkan impiannya.

Air mata pasti akan selalu ada dan mengalir di pipinya. lalu pada akhirnya, yang tersisa di hatinya hanyalah sepi dan sedih. Namun ia sudah merasa cukup untuk mengkasihani dirinya sendiri. "Tidak apa-apa" batinnya. Menangis adalah manusiawi, rasa sakit adalah penyebabnya. Maka dari itu ia akan selalu berusaha untuk menyembuhkannya.

"Akulah yang seharusnya kucintai di dunia ini

Diriku yang bersinar, jiwaku yang berharga
Aku akhirnya menyadari, jadi seharusnya aku mencintai diriku
Tidak sempurna namun indah
Akulah yang seharusnya kucintai

Aku ingin mencintai mereka di dunia ini
Diriku yang bersinar, jiwaku yang berharga
Aku akhirnya menyadarinya jadi aku mencintai diriku
Tidak sempurna namun sangat indah

Akulah yang seharusnya kucintai" (BTS-Epiphany Translate)

Yuna terduduk di taman, dengan earphone yang terpasang di telinganya. Iya memejamkan matanya sembari menikmati lagu yang sedang ia dengarkan.

"Yuna!" seorang perempuan berambut pirang, menggunakan kaos berkerah berwarna ungu muda dan rok jeans warna hitam di atas lutut berlari menghampiri Yuna yang hampir tertidur di bangku taman. Yuna membetulkan posisi duduknya yang bersender di dinding dan mengusap matanya.

"Soohyun?"

"Kau kenapa tertidur di sini?" Ucap Soohyun dan duduk di samping Yuna. Yuna mematikan lagu di ponselnya dan melepaskan earphonenya.

"Aku ketiduran.." jawab Yuna sambil menguap.

"kau sudah liat berita di sosial media?"

"Hah? memangnya ada apa?"

Soohyun menunjukan sebuah postingan foto di salah satu web media elektronik.

"ini dirimu kan?" tanya Soohyun memastikan. Mata Yuna membesar melihat sebuah foto yang Soohyun tunjukan. ia merebut ponsel Soohyun dan mencoba memperhatikan foto itu dari dekat.

"Kenapa bisa muncul di sini?" Ucap Yuna heran.

"Jadi itu benar kau?" Pekik Soohyun tidak percaya. Yuna mengangguk

SEESAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang