"Yoongi, mau sampai kapan kau menunggunya?". Tanya Seijin dengan cemas. Terlalu banyak pekerjaan yang mesti ia lakukan di kantor, namun hingga sore hari, Yoongi belum juga beranjak dari Cafe Hoseok.
"Sebentar lagi" jawab Yoongi. Seijin menghela napas.
"Kau mau minum kopi, Kak?" Tanya Hoseok mencoba menenangkan Seijin. Seijin menggelengkan kepala.
"Padahal kau bisa tidak perlu sampai datang mencarinya di kampus, lalu menunggunya seperti ini juga kan? Kau bisa menghubunginya lewat telepon. Atau meminta tolong kepada Hoseok. Kenapa sekarang kau tiba-tiba jadi ingin melakukan semuanya ini sendirian?" Tanya Seijin terheran-heran.
"Hahaha, Kak. Kau seperti tidak tau Kak Yoongi saja. Jika semangatnya sudah membara, seorang Min Yoon-gi yang pendiam dan paling tidak mau capek pun akan berubah menjadi aktif sekali. Iya kan?" Ejek Hoseok sembari tertawa.
"Ah, kau benar. Bahkan dia akan menjadi lebih banyak bicara di banding biasanya"
"Benar, benar. Tetapi aku juga suka sisi Kakak yang seperti itu. Terlihat manis". Sambung Hoseok sambil tertawa bersama Seijin. Yoongi pun tersenyum menaikan satu sisi sudut bibirnya, "kalian berbicara seakan-akan aku tidak ada di sini saja". Sindirnya.
Yoongi duduk sembari memangku dagunya dan memandang ke arah jendela kembali.
Semenjak kedatangannya ke Cafe Hoseok, Entah untuk keberapa kalinya pandangannya terus menuju ke sana. Terlalu banyak orang yang berlalu lalang di sana, tetapi sosok yang ia tunggu belum juga datang."Sebegitu tertariknya kau kepada perempuan itu, sampai begini jadinya.." ucap Seijin.
"Kau juga sama. Mengejar laki-laki yang jelas sudah menolakmu berkali-kali." balas Yoongi.
"Ya! Kau jangan berbicara dengan ambigu seperti itu. Bagaimana kalau orang lain salah paham dengan yang kau bicarakan tadi? Aish... Benar benar." Yoongi tertawa geli.
"Memang siapa, Kak?" Tanya Hoseok penasaran.
"Entahlah. Salah satu teman Yuna. Aku tidak mengenalnya. Tetapi lelaki itu memang akhir-akhir ini sudah Kak Seijin incar untuk masuk agensi. Padahal, Kakak tahu bakat apa yang ia punya pun tidak. Hh.. aku tidak mengerti lagi"
"Teman Yuna? Laki-laki?".
Yoongi mengangguk.
"Ah?? Apakah Seok jin? Ia tinggi dan tampan memang.."
"Iya, betul! Kau mengenalnya?" Tanya Seijin bersemangat. Hoseok mengangguk.
"Aah.. anak laki-laki itu. Aku yakin dia memiliki sesuatu yang besar jika diasah dengan baik. Feelingku tidak akan meleset.." ucap Seijin sembari membetulkan kacamatanya."Kling!"
Suara lonceng di pintu cafe Hoseok berbunyi.
"Maaf aku terlambat.." Yuna berjalan cepat menghampiri Yoongi, Seijin dan Hoseok, lalu membungkukan badannya. Yoongi melihat jam di ponselnya.
"Tidak. Ini masih jam makan siang. Jadi kau tidak terlambat" ucapnya santai. Seijin dan Hoseok pun saling memandang heran mendengar jawaban Yoongi.
"Apa kalian akan membicarakan sesuatu yang penting? Kalau iya, kalian bisa memakai ruang kerja ku""Tidak apa-apa?" Tanya Yoongi memastikan.
"Tidak masalah. toh sebenarnya ruangan itu lebih tepat di sebut kamar tidur ku daripada ruang kerja. hehehe"
"Baiklah.." Yoongi berjalan menuju ruangan Hoseok yang terletak di lantai dua Cafe nya, meninggalkan Yuna yang masih tidak mengerti dengan situasi yang ia hadapi.
"Kenapa kau diam saja?" Tanya Hoseok bingung.
"Manager, sebenarnya apa yang terjadi ketika aku jatuh pingsan?"
"He? maksudmu?"
"Aku benar-benar tidak mengerti. ia tiba-tiba datang ke kampus ku, lalu memintaku ke sini, sekarang sudah di sini, ia hanya ingin berbicara denganku saja. sebenarnya apa yang terjadi?"
Hoseok hanya terdiam sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ia terlihat bingung mesti menjelaskan apa kepada Yuna.
"Manajer, ayolah.. kau pasti tau sesuatu kan? waktu itu dia juga terlihat sangat penasaran dengan adikku. ada apa sebenar--"
"Apa kau masih butuh waktu lebih lama untuk berbicara dengan Hoseok dulu?" Sela Yoongi mengejutkan Yuna. Ternyata tanpa ia sadari, Yoongi masih berdiri di tangga dan memperhatikannya berbicara dengan Hoseok sedari tadi. Yuna tersenyum malu sambil menggelengkan kepalanya, lalu mengikuti Yoongi masuk ke ruangan Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEESAW
FanfictionYuna sudah tidak peduli dengan perasaannya yang sudah luluh lantah karena seorang lelaki bernama Kim Taehyung. Ia merasa sudah lelah untuk menahan semuanya. Tentang perasaannya yang tidak pernah berkurang untuk Taehyung, tentang pikirannya yang tanp...