Chapter 10

23 3 2
                                    

"Apa Kakak masih tidur?" Tanya Namjoon sembari membersihkan lensa kacamatanya. Ia terlihat sudah bersiap untuk berangkat bersama manajernya, Myung.
"Yoongi.. sedari tadi aku tidak melihat ia keluar dari studio nya" jawab Myung sambil melihat ke pintu studio Yoongi.
"Ah, apa ia tidak tidur lagi?" Kata Namjoon cemas dan berjalan menghampiri ruangan Yoongi.
"Kak? Kakak?" Namjoon menekan bel pintu ruangan Yoongi. Yoongi pun keluar dengan wajah dan rambut yang kusut sembari memegang ponselnya.
"Apa?" Sahut Yoongi malas.
"Astaga, kau kacau sekali. Kau sudah makan?"
Yoongi menggeleng. Lalu memperhatikan Namjoon yang sudah rapi.
"Kau mau kemana?"
"Hah? Kau lupa? Hari ini kita mesti menemui salah satu produser musik bukan? Apa Kak Seijin tidak memberitahukanmu?"
"Kak Seijin?" Yoongi mengecek ke dalam ruangannya. Namjoon mengikuti arah mata Yoongi. Terlihat Seijin sedang tertidur pulas di sofa hitam milik Yoongi.
"Aigo.. kalian ini. Kak Myung~ lihat mereka iniiiii" rengek Namjoon. Myung pun ikut melihat keadaan Yoongi dan Seijin.
"Aaa apa-apaan kalian ini. Ayo cepat siap-siap! Kak Seijin! Kenapa kau malah seperti iniiii.. uugh. " Myung menerobos masuk ke ruangan Yoongi dan menarik tangan Seijin. Seijin pun terbangun dan mengusap matanya.
"Hh.. Myung.. ada apa kau ke sini...?"
"Kau yang ada apa! Apa kau lupa hari ini kita harus membawa anak-anak ke Kim Pd nim?" Omel Myung sambil menaruh tangan di pinggang. Seijin pun tersentak kaget dan segera beranjak dari sofa lalu memakai kacamatanya.
"Jam berapa sekarang? Yoongi! Ayo siap-siap!" Seru Seijin sambil menuju toilet untuk membasuh wajahnya seadanya. Yoongi menguap, lalu mengecek ponselnya lagi.
"Hh.. apa dia masih berpikir? Selama itu kah?" Batin Yoongi sembari melihat nama Yuna di kontak ponselnya dan berjalan gontai ke toilet.

---

Yuna duduk termenung sambil memegang gitar di kamarnya. Pikirannya melayang jauh. Obrolannya bersama Yoongi benar-benar mengusik pikirannya. Bagaimana bisa, seorang Min Yoongi, produser muda sekaligus penyanyi yang sedang naik daun memilih seorang perempuan yang sangat biasa seperti dia untuk membantunya dalam membuat lagu? Apa yang sebenarnya sedang Yoongi rencanakan? Bahkan Yoongi hanya mendengar suara Yuna sekali saja. Lalu, kenapa?
Yuna mengecek ponselnya. Jika ia mendengar perkataan Yoongi tentang batas waktu yang ia berikan, berarti tinggal 3 jam lagi waktu Yuna untuk memutuskannya.
"Bagaimana..aku harus bagaimana.." bisiknya.
"Yuna? Boleh Ayah masuk?" Suara Ayah di balik pintu kamarnya memecahkan keheningannya.
"Ya, Masuk saja.." sahut Yuna. Ayah perlahan mendekati Yuna dan duduk di kursi belajarnya.

"ini untukmu" Ayah menyodorkan satu pick gitar berwarna transparant dengan corak bunga matahari. Yuna mengambilnya dengan raut wajah bingung.

"Dalam rangka apa?"
"Tidak ada. hanya ingin saja memberikannya kepadamu" Ucap Ayah sembari tersenyum.
"Ayah rindu melihatmu tertawa riang sembari belajar bermain gitar seperti saat awal-awal kau memainkannya.." Sambung Ayah. Yuna hanya tersenyum dan memandang pick gitarnya. suasana menjadi hening sejenak. Selintas, Bayangan ketika Yuna berusaha keras untuk belajar bermain musik bersama Taehyung muncul di benaknya.

"Adikmu, Jung Kookie.. Mengikuti sebuah audisi"
"Apa? Audisi?!"
Ayah mengangguk.
"Dia sama sekali tidak bicara kepadaku.."
"Dia ingin berbicara padamu, tapi.. dia tidak ingin membuatmu semakin pusing. ditambah kejadian sewaktu dirimu pingsan kemarin, mungkin membuatnya semakin ragu untuk bercerita". Yuna tertegun.

"Dasar, anak itu. lalu, bagaimana hasilnya?"

Ayah menghela napas, "Dia tidak lolos.."

"Sungguh?"

"Iya, tapi dia itu.. bukan anak yang pintar menyembunyikan perasaannya. Jadi, setelah kejadian itu, Ia tidak langsung pulang ke rumah, dia malah pergi ke tempat latihannya dan pulang larut malam.."

"............"

"Dia bilang kepada Ayah, 'mungkin memang jalannya harus begini. Aku tidak bisa menjadi seperti Kakak yang bahkan disodori kartu nama oleh musisi terkenal dan begitu di kagumi oleh Manajer di tempatnya bekerja. Tapi tidak apa-apa, Aku masih punya hal lain yang bisa aku tekuni, meskipun ini hal yang baru untukku, tapi tidak apa-apa'. "

SEESAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang