08

92 8 0
                                    

"Hati-hati dek, jangan sampai jatuh, ini dalem tebing nya" peringat Raden pada junior-juniornya.

Raden, dan Nathan mengawasi dari belakang, mereka berjalan di belakang untuk memantau semuanya, takut-takut terjadi sesuatu pada mereka.

"Anjayyy..tebing nya curam banget gess.. mau liburan aja kok ya susah" cerocos Vierra.

"Ya ini namanya touring, harus menantang!" Ucap Aulia.

"Iya sih.."

Pada saat turun, kebetulan jalan licin, membuat Vierra hampir terjatuh jika saja tidak ada Alder, dia pasti akan terjatuh ke dalam jurang yang dalam.

"VIERRA!!" Teriak mereka semua.

Vierra terdiam, dia masih berpegangan dengan alder.

"Alhamdulillah ya Allah.. untung gue gak mati.." gumam nya yang di dengar Alder.

"Hati-hati" ucap Alder.

"Makasih kak, kalo gak ada kakak gue pasti inalilahi" ucap Vierra.

Alder mengangguk.

"Iya, yang bener jalannya" Ucap Alder.

"Iya kak"

"YANG LAIN HATI-HATI, JANGAN SAMPE KAYA DIA, CEROBOH!" Teriak Nathan.

Vierra membalikkan badannya dan melihat Nathan sinis.

"Jalan licin!" Ketus nya.

Lalu dia kembali berjalan.

Dasar! Enak aja bilang Vierra ceroboh.

"IYA KAAKK" ucap mereka semua.

Hampir 25 menit mereka menuruni tebing, akhirnya mereka sampai di tujuan, di pemandian air terjun.

"Wuih...cantik banget..." Pekik Yarra takjub.

Yang lain mengangguk membenarkan.

"Gak sia-sia nurunin tebing yang tingginya pengen gue pendekin" Celetuk Vierra.

Semua tertawa mendengar celetukan Viera.

Gimana tebing tinggi mau di pendekin coba?

"Ada-ada aja Lo Vie" ucap Sierra.

"Duduk dulu adik-adik, istirahat sebentar" ucap Naim.

Mereka semua mengangguk dan duduk untuk istirahat.

Setelah beberapa menit istirahat, mereka mulai mandi-mandi.

Untung yang perempuan udah pada ganti baju tadi di atas, jadi tinggal nyebur aja di sini.

"Uhh.. dingin banget airnya.." ucap Vierra

"Ya namanya air terjun, di tambah lagi semalam hujan, gimana sih?" Ucap Sierra

"Ya..gimana, namanya gue gak tau.." cebik Vierra.

"Haihhh.." mereka menggelengkan kepala mereka.

Disini lumayan dalam, jadi sebagai pegangan di ikatkan tali dari pinggir tebing ke seberang.

"Gak jejak, asli" ucap Aulia

"Orang pendek, ya gimana" ucap Vierra acuh.

Yarra, Aulia, dan Sierra menatap Vierra tajam.

"Lo kalo mau ngehina orang liat-liat ya nyet! Rata-rata Kami disini mungil!" Ucap Aulia sangar.

Vierra nyengir.

Lalu tanpa di duga mereka bertiga mengeroyok Vierra.

Gak keroyok beneran kok, cuma main-main.

Tapi karena ke isengan mereka, membuat Vierra terlepas pegangan dari tali sehingga Vierra terbawa arus.

"VIERRAAA" teriak mereka

Para cowok yang lagi mandi-mandi di dekat air terjun mendengar teriakan anak cewek.

"Kenapa?" Tanya Ian.

"Denger-denger mereka nyebut nama Vierra?" Ucap Alder.

Mata Raden dan Vierra membelalakk.

"Vierra?" Beo mereka.

Nathan melihat Vierra yang terbawa arus.

"DIA HANYUT!!" Teriak Nathan.

Dengan segera Nathan berlari menuruni batu-batu untuk menolong Vierra.

Begitupun Raden, Raden juga ikut mengejar Vierra

Pada akhirnya Vierra terselamatkan oleh Raden, karena Raden cepat mengejar Vierra.

 
Vierra terlanjur pingsan, sepertinya banyak air yang dia telan.

Raden membaringkan Vierra di atas batu, dengan mereka semua yang mengelilinginya.

"Dia masih hidup kan kak?" Tanya Shalitta.

Nathan mengecek nafas Vierra, dan Alhamdulillah, Vierra masih bernafas.

"Dia pingsan itu kak, kebanyakan keminum air" ucap Naim.

"Biasanya kaya gitu di pompa dada nya kan?" Tanya Ian memastikn.

Naim mengangguk.

Mendengar itu Nathan ingin membantu Vierra, tapi Sierra mencegat.

"Ehh..kak, jangan! Biar kak Naim aja, Kak Naim PMR, lagian kakak laki-laki" ucap Sierra.

"Iya than, biar Naim aja" timpal Raden yang di angguki NATHAN.

Naim pun mengambil alih, dia menekan-nekan dada Vierra membuat Vierra batuk dan mengeluarkan air, dan untunglah Vierra tersadar.

"Gue masih di dunia kan?" Ucapnya lirih yang di dengar oleh semua.

"Alhamdulillah.. akhirnya Lo sadar Vie" ucap Yarra, dia lega, sahabatnya tidak kenapa-kenapa.

"Owhh, gue masih di dunia" ucap Vierra.

"Dek, kamu Istirahat disini, jangan mandi lagi, nanti hanyut" ucap Naim perhatian.

.Vierra mengangguk, dia juga jadi trauma.

"Iya kak" ucap Vierra.

"Hati-hati,, jangan ada yang kaya Vierra ya adek-adek" peringat Raden

Semua mengangguk, lalu mereka kembali mandi-mandi.

Vierra? Dia cuma bisa menatap yang lain mandi.

Memang nasib..

Dan lagi, Vierra gak akan mengatakan jika yang membuat nya hanyut tadi sahabat-sahabat nya, dia tau, pasti kalo dia ngaku nanti sahabat-sahabat nya kena masalah.

••

"Kenapa bisa Tenggelam tadi?" Tiba-tiba Nathan ikut duduk di samping Vierra.

"Ha? Kakak kenapa disini?" Tanya Vierra balik.

"Di tanya di jawab, bukan malah nanya balik" kata Nathan datar.

Vierra berdecak.

"Gapapa, gue gak ati-ati tadi" ucap Vierra

"Ceroboh!" Nathan menoyor kepala Vierra membuat kepala Vierra mundur ke belakang

"Gausah noyor juga Bambang!" Gemas Vierra.

"Makanya hati-hati!"

"Yaudah sih, lain kali gue gak buat lagi kak" ucap Vierra, dia memeluk lututnya.

Dingin cuyy..

"Hmm" Nathan hanya berdehem.

Vierra merasa jika Nathan itu perduli kepadanya, membuat Vierra merasakan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya

Gue nyaman Lo perhatiin kak"
Batin Vierra.

"Kak, gue anggap Lo kakak gue gapapa kan?" Tanya Vierra
yang membuat Nathan menatap Vierra dalam

ADA CINTA DI MARCHING BANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang