12

101 8 2
                                    

Hari ini Vierra di perbolehkan untuk pulang karena Vierra udah sembuh

Ya Vierra juga udah gak sabar untuk pulang, dia tipe bosenan kalo udah di rumah sakit, gak betah.

"Ntar di rumah istirahat, jangan keluyuran!" Nasihat Mama Vierra sambil menuntun Vierra.

Vierra mendengus malas.

"Iya Mah.." ucapnya malas.

"Udah tidur kamu" titah mama nya Vierra

Vierra mengangguk dan langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang.

ADAWWW!!

Vierra baru ingat kalo dia masih belum sembuh total, badannya masih sakit tapi kenapa dia main hempas Ajaa??

"Adohh..lupa guee, mana sakitttt lagi.." ringisnya.

Sekarang dia sudah dalam posisi duduk.

•••

"VIERRA.. VIERRA.."

Huh ada yang manggil? Kaya nya itu temen-temen kampret nya deh?

Suara mereka kedengaran sampe ke lantai satu.

"Apa mungkin pake toa?" Pikirnya, karena penasaran Vierra melihat ke jendela kamarnya.

Bukannya malah langsung turun untuk buka kan pintu, Vierra malah milih untuk mengintip.

Lahh?? Ternyata benerr..
Itu Yarra, sama Aufa lagi manggil Vierra pakai toa

"Kurang kerjaan bener!" Dengusnya tak habis fikir.

"VIEE..ADA TEMEN KAMU NIHH!!" Teriak mama Vierra.

"SURUH MASUK MAAHH" teriaknya balik

Tak ada balasan dari mama Vierra, mungkin mama Vierra lagi menyambut temen-temennya.

"Vie..Vie.. buka!!" Terdengar suara Aufa yang terus menggedor pintu kamar Vierra dengan brutal

Karena takut pintunya rusak, Vierra pun membuka pintu kamar.

"Santuy nyet! Ngeggas amat buka pintu? Kalo rusak gimana?!" Sewot Vierra, dia berubah pinggang.

Aufa tidak menanggapi Omelan Vierra, dia malah masuk di ikuti Yarra, dan lalu memeriksa tubuh Vierra.

Vierra jadi blank.

"Kenapa sih?!" Ucapnya ketika dia sadar dari keterlamunan nya.

"Huftt.. Untung Lo gapapa" ucapnya Aufa yang membuat Vierra menggernyit bingung

"Kita kira Lo makninat Vie, habisnya mamah Lo gak bilang kalau Lo udah sehat terus balik" jawab Yarra.

"Tau loh , sampe-sampe kak Nathan kaya orang gila nyariin elo" sambung Aufa.

Ha? Nathan? Masa iya sampe segitunya? Vierra juga ingat kalo dia masih marahan sama Nathan yang notabenenya sudah dia anggap seperti kakak nya sendiri.

"Masa sih?" Tanya Vierra.

Mereka berdua mengangguk membenarkan.

"Yaudah sih, bilang kalo gue udah pulang". Jawab Vierra acuh.

"Yaudah, ntar gue bilangin deh" ucap Yarra.

"Nghh..Iaan gimana?" Tanya Vierra.

Aufa melihat ke Vierra.

"Masih sama" jawab Aufa yang membuat Vierra menundukkan kepalanya.

"Semua salah gue.." lirih Vierra, dia menangis.

Yarra dan aufa saling tatap kemudian memeluk Vierra.

"Bukan salah Lo, ini udah takdir. Orang tua Iaan juga gak ada nyalahin lo kan?" Ucap Aufa.

Vierra mengangguk membenarkan.

"Tapi tetep gue merasa bersalah" lirihnya.

"Udah deh Ra, jangan kaya gitu! Pokoknya kita semua berdoa aja untuk kesembuhan Iaan!" Ucap Yarra yang merasa kesal karena Vierra terus menerus menyalahkan dirinya.

Vierra mengangguk.

Tapi..

Masih ada yang janggal di hatinya.

"Gue inget! 1 bulan lagi Iaan bakalan tanding antar provinsi, sementara dia masih koma" ucapnya.

Yarra dan aufa menunduk.

Benar

Jadi bagaimana?

"Gue ada saran!" Kata Aufa tiba-tiba.

Yarra dan Vierra melihat ke Aufa.

"Apa?"

"Gimana kalo Elo yang gantiin Iaan?" Tanya nya.

"Gila Lo fa?! Vierra juga baru sembuh! Mana mungkin? Apalagi latihan Iaan itu keras!" Kata Yarra tak setuju.

"Enggak!, Gue terima saran Lo! Gue mau gantiin Iaan sebagai tanda rasa bersalah gue! Semoga Iaan gak marah sama gue karena udah gantiin dia!" Kata Vierra penuh tekad.

"Tapi Raa--

"Please Yarra! Percaya gue.."

"Ok" Yarra pasrah.

ADA CINTA DI MARCHING BANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang