"Aㅡayah, " Jungkook memanggil dengan gugup.
Sebelah tangannya meremat hoodie jimin, sedangkan jimin mengusap punggungnya guna menenangkan kekasihnya.
"Dari mana?" Tanya papa jeon dengan tangan yang disilangkan ke dada.
"H-habis makan yah" jawab jungkook takut takut.
"Adek mu lagi kesakitan gitu kamu sempet sempetnya keluar ninggalin sendirian? Pikiran mu kemana, jungkook?" Nada suara papa jeon berubah.
"Ayah, jungkook udahㅡ "
"Gimana kalo ada orang jahat lagi yang sembarangan masuk? Kamu ini gak becus banget jaga saudara sendiri !" Bentak papa jeon yang total marah.
"Om, ini rumah sakit jangan kencang kencang ngomongnya" ucap jimin mengingatkan.
"Jimin, mending kamu masuk kedalam. Tenangin bunda yang masih shock"
"Tapi omㅡ "
"Masuk jimin, ini urusan saya sama anak saya. Kalau kamu gak mau bantu silahkan pulang, dan kamu siapa?"
Taehyung kaget saat wajahnya ditunjuk papa jeon, sementara jimin langsung masuk kedalam karna gak ada pilihan lain selain tenangin mama jeon dari pada dia pulang.
"Saya teman nya jungoo om, mau jenguk" jawab taehyung kikuk.
"Ayah kecewa sama kamu jungkook," papa jeon hanya menatap sekilas taehyung yang masih berdiri dan menatap jungkook kembali.
"Lihat, lagi lagi jungoo yang kena akibat dari keteledoran kamu ! Apa apaa an ini lagi, rambut dipanjang panjangin kaya anak jalanan. Buat malu orang tua kerjaannya, ayah jauh jauh datang ke kampus mu cuma buat kena tegur dosen gara gara absen mu yang jelek ! Pikirmu biaya kampus murah?" Papa jeon mencengkram bahu jungkook dengan tatapan tajam.
"Jawab! Jangan jago nya buat onar tapi ciut sama ayah,"
Plak!
Pipi jungkook kena tampar, langsung merah dan jungkook menunduk sambil mengusap pipi nya yang panas.
"Om ㅡ "
"Diem kamu gak usah ikut campur!" Bentak papa jeon sambil menatap taehyung yang baru aja mau tarik jungkook.
"Kalau mau jenguk yhaa kedalam, kalau mau ikut campur mending kamu pulang!"
"Ini bukan salah dia om, dㅡ "
"Saya gak suruh kamu buka suara nak, jangan ikut campur" potong papa jeon yang dikuasai emosi.
.
.
.
Jungkook duduk sendirian ditaman rumah sakit, total kacau. Berkali kali ia mengusap air matanya sambil meringis kesakitan,
Ia menatap sebuah sepatu didepannya, bukan sepatu jimin orang satu satunya yang jungkook harapkan ada disampingnya saat ini. Matanya menatap sosok taehyung yang tergila gila dengan saudara kembarnya berdiri dengan plastik ditangannya.
"Boleh gua obatin?" Tanya taehyung dengan hati hati.
Jungkook hanya diam dan kemudian taehyung duduk disampingnya, menatapnya prihatin apalagi ia menyaksikan sendiri didepan matanya. Sempet kena pukul juga tapi di rahangnya tapi gapapaa.
"Maaf gak bisa bantu banyak, lu oke?"
"Mending lu pergi deh. Lu kesini mau liat jungoo kan yaudah sana liat jungoo," ucap jungkook sambil menatap taehyung.
"Gua mauㅡ "
"Pergi sialan ! Gua gak butuh dikasihani !" Potong jungkook sambil mendorong bahu taehyung.
"Gua kesini tulus mau bantu sialan! Gak tau diri malah ngomel ngomel" taehyung kepancing emosi.
"Iyaa emang gak tau diri, jadi mending lu pergi! Lu liat aja tuh pujaan lu disana gak usah sok perduli perduli setan sama gua"
"Bukan gitu maksud gua! Ck, tau lah, terserah."
Dan taehyung kesel, niat baik nya gak dihargain jadi dia memilih buat balik kerumahnya sendiri. Masih ada orang tua jungkook dikamar jungoo males juga ketemu bokapnya, taehyung mutusin buat balik.
Sementara ditaman, jungkook melempar plastik berisi obat obatan yang taehyung bawa tadi ke tempat sampah. Ia mengusak rambutnya kasar, semua orang cuma perduli sama jungoo sedangkan dia selalu jadi tempat amukan ayah nya sendiri.
Malam itu jungkook menangis sejadi jadi nya ditaman, gak perduli diliatin orang. Gak perduli wajahnya lebam akibat pukulan dari ayahnya, hati nya terlalu sakit. Diusir orang tua sendiri dan gak boleh temui jungoo setelah dihina begitu dalam.
Jungkook sangat benci ayahnya, ia benci kenapa harus terlahir kembar dan ia benci hidupnya sendiri.
Aku juga terkadang benci diri sendiri:(