"Jelasin lah, lo itu kenapa?"Tania melepas kunciran rambutnya hingga rambut panjangnya tergerai indah di depan kolam renang dengan cowok ngeselin di sebelahnya.
"Lo mau tau gue kenapa?"
"Iye."
"Lo lepas baju lo sekarang."
Marshall berdercak. "Wah, udah gila. Lo kenapa?"
"Udah si lo lepas aja! Bacot banget lo, Shall."
"Oke," Cowok itu menuruti permainan cewek itu. "Celana gue pake dilepas juga nggak?"
"Ya boleh aja?" Tania ikut permainan ini. "Buruan. Gue pengen liat badan lo soalnya."
Marshall benar-benar melepas baju. Disusul celana jeans. Menyisakan boxer Calvin Klein hitam. "Ni boxer perlu dilepas juga, ngga?"
"Ya kalo lo mau bikin pembantu di rumah gue teriak macem komen cewek cringe: rahimnya basah atau hanget si, boleh aja."
"Oh gitu ya?" Marshall pura-pura kaget. "Yaudah deh. Gue lepas nih?"
Tania tersenyum miring. Sialan Marshall. Tania tidak pernah begini sebelumnya, tapi sekarang ia terpaksa berlagak seperti gadis penggoda karena ingin membuat cowok itu membayar kesalnya pada hal yang Tania sadari: ia yang terlalu berharap.
"Sekarang ganti gue yang lepas."
Jemari Tania menarik tali bathrobe, berakhir benda itu jatuh indah di atas lantai dari batu. Memperlihatkan badannya. Dengan Marshall yang alisnya naik sebelah.
"Lo pantes pake baju renang begitu," ujar Marshall. Datar. "Sexy."
"Oh, jelas," balas Tania nggak kalah datarnya.
Tania tahu itu basa-basi busuk. Pakaiannya nggak ada sexy-sexy-nya sama sekali. Karena Tania juga risih menggenakan baju yang benar-benar terbuka sampai memperlihatkan punggung atau apapun itu. Jadi sekarang Tania kayak ughtea-ughtea yang mau renang. Pakai lengan panjang, juga celana yang sampai mata kaki.
"Udah siap, Bapak Marshall Munro?" Tania merangkulkan tangan ke leher cowok itu yang wajahnya tenang dan biasa aja.
"Demi gue dapet jawaban lo, siap-siap aja gue."
"Bagus," Tania berjinjit, seolah akan memberikan ciuman untuk Marshall, tapi nggak mungkin Tania bego melakukan hal seekstrem itu pada cowok ngeselin di depannya ini. Alhasil ia berganti menceburkan badan cowok itu ke dalam kolam sampai ia sadar Marshall lagi batuk-batuk mendapat serangan mendadak.
Haaaa mampus. Mang enak.
"Gue kira lo bakal peluk gue." Marshall berujar tenang dan datar setelah muncul di permukaan. "Mana gue udah lepas kaus gue lagi. Sayang banget gue didorong."
"Lo pantes dapet itu soalnya."
Marshall tertawa sambil berdercak. Disusul Tania yang menceburkan diri ke kolam.
"Jelasin buru lo kenapa—"
"Lo ke sini nggak dicari sama cewek lo?"
"Siapa?"
"Widih, siapa ya Bapak Marshall? Banyak amat."
"Adevaa maksud lo? Dia ada acara."
"Oh... pantes lo ke sini." Tania tertawa. Sebelum akhirnya ia berenang ke ujung, membiarkan Marshall berdiri di tengah kolam renang melihatnya.
Kenapa si ini anak susah banget ditebaknya!
Saat Tania melanjutkan renang ke arah Marshall, cowok itu mencekal. Mereka berakhir saling bertatapan. Tania terlihat menormalkan napas karena kemasukan air dari hidung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed | ✓
Romantik"who will fix me now?" Kita yang saling menggenggam erat pada lingkup gelap tidak berujung. Ingin menarik, memiliki. Tapi eratnya menyakiti semua, di saat kita tahu kita bukan siapa-siapa. Ingin bersatu yang akhirnya melebur pada kalimat ingin meng...