26th

5.5K 394 8
                                    

"tentu tidak" ucap namjoon "Tidak salah lgi"

"Dasar gila"

"Hey! Aku ini oppa mu"

"Yayaya"

Seokjin tersenyum melihat interaksi kaka adik yang sepertinya selalu bertengkar ini

Senyumnya perlahan mengendur kala namjoon kini menatapnya

Kenapa dirinya menjadi ciut seperti ini?

"Hyung, jika adikku hamil kau tau resikonya kan?"

Seokjin tersenyum "aku mencintainya. Jadi aku akan menjadi temannya"

"M-mwo hanya teman?" Tanya jisoo bergetar

Seokjin mengusap rambut jisoo "teman sehidup sematiku"

-🍑-

"Eonnie, taehyung melamar kuu astagaaaa" pekik jennie

Jisoo yang kini sedang merasakan pusing menjalar dikepalanya semakin bertambah akibat teriakan jennie

"Kapan?" Tanya jisoo

"Kemarin malam" jawab jennie yang masih tersenyum

Jisoo mengangguk

"Akhirnya aku bisa terbang ke amerika dengan tenang"

Jennie merebahkan tubuhnya ke ranjang jisoo. Tiba2 dia berdiri dan berlari ke arah kamar mandi

"Anak itu" desis jisoo

Jisoo melirik hp nya dan mendapatkan satu pesan singkat dari seokjin

Seokjin oppa

Apa masih pusing?

Sudah lebih baik

Baiklah, jika terus pusing bilang padaku. Aku akan mengantarmu periksa

Jisoo tersenyum perhatian kecil yang seokjin berikan

Selang beberapa detik jennie keluar dari kamar mandi

"Sudah apa kau?" Tanya jisoo

"Aku baru ingat aku datang bulan hehe"

Jisoo mengangguk

"Oh ya eonnie, pembalut mu masih lengkap. Apa kau tidak datang bulan? Biasanya kau datang bulan barengan denganku"

Jisoo menggeleng tidak peduli. Namun sesekon kemudian ia berlari menuju kalender

"Omo!! Andwee!!!!"

"Yatuhan, eonnie kau kenapa?"

Jisoo menatap lekat mata kucing jennie

"Aku telat seminggu jennie-ya"

"MWO?"

-🍑-

"Bagaimana keadaannya dokter?"

Seokjin bertanya setengah khawatir

Dokter yang ber tag name Lee jieun itu tersenyum "istri ada tengah mengandung tuan"

Seokjin menjatuhkan rahangnya. Begitupun dengan jisoo

"Kandungannya masih sangat muda, jadi saya harap anda bisa menjaga istri dan calon anak anda dengan baik" ucap sang dokter

Seokjin mengangguk

"Saya akan menuliskan vitamin2 untuk kesehatan ibu hamil"

Seokjin mengangguk sambil menunggu dokter itu menuliskan vitamin2 apa saja yang harus jisoo makan. Tangan seokjin terus saja menggenggam tangan jisoo

Setelah mengambil beberapa vitamin, seokjin langsung mengantarkan jisoo pulang

"Sooya mianhae"

Ada rasa sakit di hati jisoo saat seokjin mengucapkan kata maaf padanya. Apa seokjin tidak mengharapkan anak mereka?

"Kenapa kau meminta maaf? Apa kau tau senang jika aku mengandung anakmu?" Tanya jisoo

"Ani, astaga bukan seperti itu"

Seokjin menggenggam tangan jisoo "aku sangat senang jisoo, sangat senang"

Perlahan hati jisoo menenang

"Tapi aku takut kau terbebani. Aku bodoh sekali saat itu malah mengeluarkannya didalam"

Jisoo tersenyum dan menggenggam balik tangan seokjin

"Aniya, aku tidak terbebani. Asalkan kau terus berada di sampingku"

Tak terasa ternyata mereka sudah sampai di depan rumah jisoo

Seokjin menatap jisoo sejenak kemudia mengecup dahi wanita yang tengah mengandung anaknya

"Aku akan menikahi mu. Secepatnya"

Jisoo tersenyum. Entah keberanian dari mana dari gadis polos itu, ia mencium bibir seokjin dan memberi sedikit lumatan

Tidak. Ini bukan ciuman penuh nafsu seperti saat itu. Tapi  ini ciuman tulus dari kedua nya

"Aku ingin eskrim"

"Kaja kita beli!"

...

Vote coment

Innocent girl [JINSOO] ✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang