Bel tanda masuk berbunyi, Jiyang dan Yibo melangkah keluar dari perpustakaan menuju kelas masing-masing. Yibo melewati koridor yang sepi menuju kelasnya yang berada di ujung selatan sampai seseorang tiba-tiba menepuk bahunya dari belakang. Yibo secara reflek menoleh dan mendapati seseorang dengan topeng joker di wajahnya. Seperti biasa Yibo menanggapinya tanpa ekspresi,dia terkejut tapi wajahnya tetap datar. Akhirnya si jahil yang menyerah,melepas topengnya dan tertawa renyah.
"ternyata kau...". Gumam Yibo sedikit kesal,namun wajahnya tampak datar.***
"Bagaimana kau disini?" tanya Yibo heran, yang ditanya malah tertawa."Seharusnya aku yang bertanya,bagaimana dokter muda yang tampan ini berkeliaran di kampusku?" ucap lelaki itu sambil mencolek lengan Yibo.
Yibo langsung mundur selangkah,mengambil posisi aman.
"Bukan urusanmu!" jawabnya ketus.
"Apa kau disini mencariku?" goda lelaki manis itu sambil menaik turunkan kedua alisnya, jika Yibo seorang wanita ia pasti sudah jatuh dalam manisnya senyum pemuda itu.
"Membosankan," gumam Yibo kemudian mempercepat langkah menuju kelasnya.
"Hei, jurusan kita sama, kau juga menyukai arsitektur, tak kusangka dokter muda yang kutemui minggu lalu adalah calon arsitek."
Masih tak ada tanggapan, namun pria itu tak menyerah."Lalu bagaimana kau begitu pintar mengobati lukaku? apa itu bukan dirimu?apa dia kembaranmu? apa kau punya dua profesi? dokter dan mahasiswa? apa kau bekerja paruh waktu di rumah sakit itu?"
Pria manis yang mangikuti Yibo tak henti berceloteh seperti burung beo.Yibo sudah tidak tahan mendengar ocehan pria disampingnya, ia berbalik dan menyudutkan pria itu di tembok melakukan kaboden sambil matanya menatap tajam ke arah pria bernama Sean yang masih menampilkan deretan gigi manisnya itu.
"Jangan membuatku hilang kesabaran!" Telinga Yibo telah memerah menahan amarah.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan jika sedang marah?" Sean nampak santai menyikapi wajah mengintimidasi dari Yibo, ia malah nyengir lebar seolah penasaran menunggu reaksi Yibo berikutnya.
Namun hingga 10 detik berlalu tidak terjadi apa-apa. Yibo mengambil nafas dalam-dalam berusaha tenang,lalu melepas tangannya dari dinding berniat untuk pergi.
Namun kenyataan yang terlihat oleh Kris dari jauh adalah Yibo tengah memojokkan Sean dan hendak melecehkannya.
Dengan segenap rasa peduli pada seorang sahabat, Kris berlari ke arah mereka dan bersiap melayangkan pukulan ke arah Yibo dengan jurus mendasar hasil latihan karatenya,namun Yibo dengan tangkas menghindar dari serangan yang tiba-tiba. Wajahnya sangat tidak ramah,memandang Kris dengan amarah.
"Apa yang kau lakukan pada temanku ha?" Wajah Kris mendongak,menantang Yibo untuk membalas.
Sean yang merasa situasi sedang tidak aman, bergegas menarik Kris dari hadapan Yibo yang memancarkan aura ingin menghajar seseorang.
"Tenanglah Kris, kau telah salah paham!" Sean menarik lengan Kris menuju kelas mereka.
"Nanti aku jelaskan sepulang dari kampus, oke?" Sean memberi tanda dengan jarinya, dan Kris akhirnya duduk tenang di bangkunya.
.Kantin tampak sepi di sore hari,sebentar lagi kantin itu akan tutup,karena jam pelajaran telah usai. Banyak mahasiswa akan kembali ke asrama.
Sementara Sean dan Kris tengah berbincang di salah satu meja sambil menikmati minuman dingin bersoda. Setelah Sean bercerita tentang keisengannya menggoda murid pindahan bernama Yibo itu barulah Kris angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue My Heart (end)
FanfictionHati, jika kau sakit tunjukkan padaku seseorang yang bisa mengobatinya. Sean Xiao.