Melihat Sean berjalan sendirian adalah sesuatu yang aneh, semisal sepatu yang hanya dipakai sebelah, terasa timpang. Namun, Sean tidak begitu menggubris tatapan heran dari semua orang di sepanjang koridor sekolah, ia sudah terbiasa jadi pusat perhatian.
Sejak pertama masuk ke kampus berdua dengan Kris, mereka langsung menyedot atensi kaum hawa yang kepincut pada pesona mereka. Saling melengkapi satu sama lain, Kris tinggi karismatik.
Sean imut, cantik, dengan senyuman seperti Dewi Saraswati.
Hal yang berbeda setelah Sean tinggal di kampus beberapa lama, semua sifat aslinya keluar. Alih-alih seperti Dewi Saraswati, dia malah mirip karakter Sun Gokong di film Journey to the West, liar,nakal,brutal, membuat semua orang menjadi gempar. Walau halangan, rintangan, membentang tak jadi masalah dan tak kan jadi beban pikiran, haha.
Beruntung, ayah Sean dan ayah Kris adalah donatur terbesar Nanjing University, walaupun mereka melanggar banyak aturan, Dewan Kampus tidak berani untuk menjatuhkan sanksi yang berat.
Hanya saja mereka tetap tinggal di kelas yang sama karena sering bolos dan tidak memenuhi tugas yang diberikan para dosen. Kedua tuan muda itu menjadi makhluk abadi penunggu setia kelas arsitektur karena 2 kali tinggal di kelas yang sama.
Kris dan Sean tidak ambil pusing dengan itu semua, toh meski tidak lulus, keturunan orang kaya seperti mereka berdua masih bisa bekerja di perusahaan ayahnya. Dengan posisi yang tinggi tanpa menuntut nilai akademi yang mumpuni.
Haoxuan berjalan ke arah Sean dengan tergesa, setelah ia mendengar sendiri dari Jiyang kebenaran cerita penusukan di parkiran sebulan yang lalu. Haoxuan kembali berkawan dengan Sean. Lagi pula, menjauh dari Kris dan Sean adalah malapetaka bagi Haoxuan.
Ia sudah terbiasa dengan fasilitas super mewah dari mereka berdua. Setelah terlepas dari The Shield, Haoxuan kembali pada habitatnya yang lama. Menjadi preman kampus yang meminta uang jajan para junior, dan itu menguras tenaga.
"Sean...di mana Kris?" Haoxuan berusaha berjalan sejajar dengan Sean yang berada di depannya.
"Kau tidak tau, teman kita akan menjadi aktor terkenal, membintangi film Hollywood, namanya akan sejajar dengan Leonardo D'Caprio, Antonio Banderas, Keanu Reeves, Vin Diesel, pokoknya dia akan merajai kancah perfilman internasional dan aku akan jadi managernya!" Sean tertawa.
Haoxuan jengah, mendengar ucapan Sean yang berlebihan.
"Baguslah" jawaban Haoxuan singkat, membuat Sean mengerutkan kening.
"Hei, ini sesuatu yang besar kau harus ikut bahagia mendengarnya...."
Haoxuan memutar bola matanya malas.
Terbesit ide di benak Sean, ia pun berbalik ke arah Haoxuan dan membisikkan sesuatu.
Mendengar itu, wajah Haoxuan yang tadinya sedikit muram langsung berteriak girang dengan senyum andalan bak iblis yang berhasil menemukan mangsa."Aku akan ikut" nadanya terdengar penuh semangat. Kemudian Sean melanjutkan lagi berbisik di telinga Haoxuan. Kali ini, wajahnya tidak berbinar seperti tadi, justru terbelalak tak percaya.
"Rencanamu konyol, aku tidak mau terlibat dengannya."
"Ayolah, apa Haoxuan yang kukenal sekarang mulai takut pada tantangan?" Sean mencoba menggoda iblis jahat yang belum sepenuhnya menampakkan diri.
"Aku akan memberikanmu separuh uang jajanku selama sebulan jika kau berhasil melakukannya" Sean menaik turunkan alisnya membuat penawaran yang menggiurkan.
Haoxuan tampak berpikir sebentar,(uang jajan Sean satu bulan jika dirupiahkan setara 50juta, separuhnya berarti 25 juta, aku bisa membeli beberapa hadiah manis untuk Jiya-ge) kemudian ia mengangguk dan tersenyum seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue My Heart (end)
FanfictionHati, jika kau sakit tunjukkan padaku seseorang yang bisa mengobatinya. Sean Xiao.