Tissue

5K 418 129
                                    

Akhirnya setelah sekian lama bisa update juga ff ini

Oh iya aku peringatkan untuk tidak salah lapak
Ini cerita bl, yaoi, homo dan ada kata-kata frontal
Mohon kesadarannnya untuk tidak masuk sembarangan
Cz ini udah kedua kali aku dapat surat cinta dari Wattpad tadi siang
Tentang gambar dan ujaran vulgar

Mohon perhatiannya
And
Selamat membaca

🤗





Sean membersihkan mulutnya dengan tissue, ia tersenyum lebar ke arah Yibo.

"Dokter, ini kali pertama aku melakukannya, selama ini aku dan Kris hanya saling memegang, mengurut, sampai cairannya keluar. Kami teman yang saling membantu, dari pada harus menyewa wanita penghibur, benar kan?"

Yibo tidak menjawab pertanyaan Sean. Ia memasang kembali celana dalam dan piyamanya setelah mencuci area intimnya dengan bersih di kamar mandi.

"Apalagi banyak penyakit yang akan ditularkan, jika kita sering gonta ganti pasangan. Tapi tenang saja dokter, Kris itu tidak suka bermain dengan sembarang orang. Mungkin dia hanya tidur dengan pamanmu?"

"Bisakah mulutmu itu berhenti berbicara?ini sudah malam, waktunya untuk tidur ...!" Yibo membalik tubuhnya membelakangi Sean.

Pemuda bertahi lalat itu memajukan bibirnya. Ia melangkah ke ranjangnya sendiri.

Dasar, tak tahu terimakasih. Gerutu Sean dalam hati.

Yibo berniat untuk memejamkan mata, tapi perkataan Sean tadi membuat kepalanya dipenuhi ribuan pertanyaan.

Bagaimana jika si tiang berjalan bernama Kris itu melakukan hal semacam itu dengan orang lain? Bagaimana perasaan pamannya? Sangat terlihat bahwa Suho masih memujanya.

Yibo membalik tubuhnya, melihat ke arah Sean yang tertidur lelap.

Pemuda ini sungguh menggoda, sayangnya Yibo telah memiliki seseorang di hatinya. Jika ia bertemu Sean lebih awal, mungkin Yibo tidak akan tertarik pada orang lain.

.

Sean semakin mengagumi sosok Yibo, yang tenang dan pendiam. Berbicara sesuai takaran, tidak berlebihan. Tapi wajahnya terlalu datar, dan setiap ditanya jawabannya selalu hem dan iya.

Tapi di klinik Yibo bisa berbicara panjang lebar tentang diagnosa penyakit berikut penanganannya.

Seperti saat ini, Sean yang tengah memeriksakan diri sesuai jadwalnya. Mendapat penanganan dari Yibo. Dokter muda itu tak berhenti memberikan nasehat dan peringatan, tentang bahaya alkohol dan semacamnya.

Sean sangat kagum akan kemampuan Yibo menguasai dua bidang yang bertolak belakang. Arsitektur dan kedokteran.

Yibo menyentuh dada Sean dengan stetoskop. Tiba-tiba jantungnya merespon cepat, berdetak lebih keras dari biasanya. Sean yakin Yibo bisa mendengarnya dengan jelas, dengan bantuan alat kedokteran itu.

Yibo juga memeriksa perut Sean, dalam keadaan tubuh terlentang Sean berkata.
"Periksa juga yang di bawah perut, Dok ...."

Yibo melotot ke arahnya, Sean membalasnya dengan nyengir kuda.

"Aku akan menulis resep obatnya, ambil di apotik, dan ingat jangan mengkonsumsi alkohol lagi ...!!!"
ucap Yibo.

Sean mengangguk, tangannya terulur untuk mengambil kertas yang Yibo tulis. Tapi bukan hanya itu yang Sean lakukan, ia juga menggenggam tangan Yibo dan menariknya.

Rescue My Heart (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang