Tanggal 9 November
Langit sangat cerah hingga sore hari, warna kuning masih setengah tenggelam di ujung barat, warna jingga yang terbias seperti kuas maharaksasa telah melukisnya muncul dari timur, seolah mengikuti laju matahari yang akan segera pergi.
Sean sudah bersiap di depan cermin, ia melihat tampilannya untuk yang keenam kali berganti pakaian. Kenapa jadi seserius ini?pikirnya. Ini hanya pertemuan penulis dan penggemar, kenapa Sean merasa gugup seperti orang yang akan kencan dengan gebetan.
Haoxuan menelpon beberapa kali, ia meminta gaji lebih awal karena Jiyang menyetujui permintaanya untuk makan malam jam delapan nanti. Sean menggerutu, ia mengambil ponsel di atas kasur lalu menyemprot Haoxuan dengan teriakan.
"Kenapa kau cerewet sekali ... aku sedang bersiap menemui Lan Zhanku, bisakah kau menunggu sebentar tuan menyebalkan? "
"Hem...." hanya gumaman yang terdengar, Sean mengecek nama pemanggil yang tertera di layar ponsel. Ternyata bukan Haoxuan si biang kerok, melainkan Yibo si dokter muda.
"Maaf Yibo, aku kira kau si biang onar itu, maaf ya ... Apa kau ada keperluan denganku?"
"Hem, tidak .... "
Sambungan telepon pun mati, Sean mengedikkan bahu, temannya yang satu ini benar-benar aneh. Dua hari yang lalu menelpon hanya berkata kabarku baik-baik saja.
Sekarang dia menelpon di waktu penting Sean, hanya untuk mengucapkan kata 'hem' dengan sangat singkat. Ada apa sebenarnya? Sean merasa si dokter muda ini sedikit tak waras. Atau dia benar-benar merindukan Sean tapi malu untuk mengatakan sesuatu?
.
Sean berada di depan sebuah minimarket tempat dimana Lan Zhan akan menjemputnya. Ia sangat tidak sabar, melihat jam di ponselnya. Sudah lima belas menit berlalu, ketika orang yang menganggap dirinya Lan Wangji itu mengabarkan pada Sean bahwa ia sudah di jalan dan akan sampai sebentar lagi.
Sean melihat mobil dari utara yang melambat menuju arahnya. Ini mobil ketiga yang ia curigai sebagai mobil Lan Wangji, ternyata lagi-lagi Sean salah. Mobil itu berhenti di supermarket tepat di belakang Sean.
Sean mendengus kesal, jangan-jangan Lan Zhan gadungan itu tak akan datang, ia berniat mengerjai Sean. Jika benar begitu, Sean sebagai Wei Ying akan sangat marah. Ia berniat melaporkan aku wp Lan Zhan sebagai tindakan tidak menyenangkan, atau penipuan berkedok jumpa penggemar. Sean sungguh sangat kesal.
Ia menendang botol minuman bekasnya tadi ke jalan, hampir mengenai ban sepeda motor milik seseorang yang tiba-tiba ngerem mendadak tepat di depannya. Sean sudah memasang wajah bersungut-sungut, ia memiringkan bibirnya sebal, tapi tetap saja wajah itu terlihat imut bagaimanapun tingkahnya.
"Sudah lama menunggu?"
Seseorang di atas sepeda motor hitam bertanya pada Sean, yang ditanya malah celingukan mencari orang lain.
"Kau bicara denganku?"
Sean melotot, melihat tampilan orang di depannya. Dimana wajahnya tetutup helm dengan kaca gelap, memakai celana dark navy dengan jaket denim warna abu-abu.Tanpa berkata, pria itu menyerahkan helm lain kepada Sean.
"Naiklah!"Sean yang masih kebingungan tak segera mengiyakan. Ia hanya memeluk helm itu di dadanya, sambil berbisik pelan pada pria misterius itu. "Apa kau Lan Zhan?"
Pria itu mengangguk.
"Oh ya Tuhan, apa benar ini Lan Wangji, Lan Zhan, Lan Er Gege, penulis Wattpad favoritku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue My Heart (end)
FanfictionHati, jika kau sakit tunjukkan padaku seseorang yang bisa mengobatinya. Sean Xiao.