Marjan

4.9K 560 217
                                    

Gedung bernuansa putih biru sepanjang mata memandang, dengan seliweran petugas dengan warna pakaian yang senada. Di sebuah ruangan dengan pintu kaca buram bertuliskan 'staff only' terjadi ketegangan. Itu karena dokter utama yang hendak melakukan operasi setengah jam lagi, masih berdebat dengan asistennya sendiri.

"Apa kau tidak percaya dengan gelar doktorku?"

Asistennya sedikit mencibir, sambil memakai pakaian warna hijau dan masker.

"Terserah kau saja," sambil mendengus kesal, Yixing kembali menggerutu.

"Untunya aku segera menjauhkan adikku darinya, dasar pria sombong."

Dokter yang merasa tersindir dengan ucapan Yixing, menarik bahunya yang hendak berbalik dari ruangan.

"Kenapa kau bawa-bawa adikmu? dia tidak ada sangkut pautnya dengan operasi ini!"

Yixing tidak menoleh, namun dengan tegas ia berkata, "Ini ada sangkut pautnya dengan temperamenmu."

"Kau...." dokter itu hendak berteriak, namun segera ia sadar posisinya, dan kondisi di sekelilingnya.

Beberapa perawat wanita melihat mereka dengan wajah bingung dan cemas.
Semoga di ruang operasi tidak terjadi hal semacam ini lagi, batin mereka hampir serupa.

Semoga di ruang operasi tidak terjadi hal semacam ini lagi, batin mereka hampir serupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dokter utama, Kim Joon Myeon)

.
.

Kamar itu tidak sempit seperti kamar asrama lainnya, ruangannya luas dengan segala fasilitas dan kemewahan bak hotel bintang lima. Inilah kamar yang ditempati Sean dan Kris selama ini.

Haoxuan memeluk Jiyang hingga tiba di depan pintu kamar itu. Jiyang tidak menepis, juga tidak membalas pelukan Haoxuan.

Baginya pemuda nakal itu sudah seperti adik sendiri. Ia tahu jika Haoxuan sejak kecil kurang kasih sayang, maka tidak salah bagi Jiyang yang punya hati malaikat, untuk menyayangi Haoxuan, terlepas dari sifat jahat yang kadang tersembunyi di pikiran pemuda nakal itu.

"Dimana tuan muda Wang?" Sean meletakkan beberapa minuman di atas meja, sambil bertanya pada Haoxuan tentang keberadaan Yibo.

"Dia pasti datang sebentar lagi," Haoxuan meletakkan camilan dan satu set kartu remi di meja besar itu.

Meja setinggi 15 cm dengan lebar 2 meter berada tepat di tengah ruangan. Meja itu biasa digunakan Sean dan Kris bermain kartu bersama mahasiswa lainnya di waktu senggang.

"Apa yang kau siapkan?" tanya Haoxuan mengambil posisi duduk bersila di samping Jiyang.

"Ini, sirup marjan rasa cocopandan, aku impor langsung dari Indonesia, punya rasa yang khas dan aroma yang kuat," sambil lalu Sean membisikkan sesuatu ke telinga Haoxuan, yang membuat pemuda itu menyeringai.

Tak beberapa lama, pintu kamar Sean diketuk. Haoxuan bangkit dengan penuh tenaga, ia sudah bisa menebak siapa yang datang. Yaitu sepupunya, Wang Yibo.

Rescue My Heart (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang