Satu bulan sudah Ziza bekerja di tempat Adit. Dia sudah tau kalau sifat Adit bisa berubah-ubah kadang suka marah, cerewet, kaku, juga romantis.
Sering juga Adit membawakan sesuatu untuk Ziza saat pulang kerja."Zi, sini dulu!!"
"Iya tuan" sahut Ziza dengan kepala menunduk.
"Kalau bicara sama orang itu tatap orang nya Zi!"
"Iya, maaf tuan"
"Hhh.. ini gajimu untuk satu bulan ini"
"Terimakasih tuan, tapi apa ini nggak kebanyakan?"
"Tidak, itu sekalian untuk bonus mu"
"Sekali lagi terimakasih tuan"
"Iya, sama-sama"
"Oh iya tuan, keperluan dapur sudah habis"
"Ya sudah nanti siang kamu pergi sama saya, biar tau beli apa aja"
"Iya tuan"
✖✖✖✖
Siang nya mereka pergi ke supermarket. Adit memarkirkan mobilnya.
"Ayo Zi!"
"Iya, tuan"
"Apa dulu yang mau dibeli Zi?"
"Kebutuhan dapur tuan"
"Oh ya sudah ayo"
"Tuan juga ikut?"
"Iya lah, nanti kamu nggak sampai lagi saat ngambil yang diperlukan"
"Saya nggak pendek lho tuan"
"Yang bilang kamu pendek siapa juga"
"Hehehe... ya sudah tuan ayo belanja" ajak Ziza sambil mendorong troli.
"Sini biar saya saja Zi yang dorong" Mereka menyusuri supermarket untuk mengambil semua bahan yang diperlukan.
"Ada yang mau dibeli lagi Zi?"
"Ada tuan, tapi tunggu disini aja ya"
"Saya ikut Zi nanti kamu kerepotan bawa nya"
"Jangan tuan disini aja"
"Saya ikut Zi, ayo ambil barang yang kamu perlukan!" Balas Adit sambil berjalan duluan.
"Iya tuan" ucap Ziza dengan muka tertekuk.
"Ambil Zi apa yang kamu perlukan"
"Tapi tuan balik badan dulu"
"Hhh.. Iya"
Ziza menaruh barang nya di bagian paling bawah.
"Sudah, tuan"
"Semua sudah lengkap?"
"Sudah"
Mereka pergi ke kasir untuk membayar semua belanjaan.
"Apa itu warna pink Zi?" Tanya Adit sambil terkekeh, saat kasir menjumlahkan belanjaan mereka.
"Itu roti stroberi, tuan mau?" Balas Ziza dengan wajah merona.
"Ada-ada aja kamu Zi!" seru Adit dengan mata melotot.
"Hehehe... tuan nanya saya kira mau"
"Hhh.. ayo sudah kita pulang" ajak Adit dengan membawa belanjaan mereka tadi.
"Siap tuan"
✖✖✖✖
Ponsel Adit berbunyi saat mereka sudah dirumah.
Mama...
"Halo, Assalamualaikum ma, ada apa?"
"Waalaikumsalam Dit, papa mu masuk rumah sakit, kamu dipanggil kesini sekarang juga!" Ucap mama Adit dengan suara cemas bercampur tangis.
"Iya ma, Adit kesana sekarang" balas Adit dengan suara panik.
"Ya sudah mama tutup dulu telpon nya Assalamualaikum"
"Iya,Waalaikumsalam ma"
✖✖✖✖
Adit mendatangi Bintang yang sedang bermain di ruang tamu bersama Ziza.
"Bin, kamu ganti baju ya, kita mau ke rumah sakit"
"Siapa yang sakit pah?"
"Kakek kamu"
"Oke, pah bintang ganti baju dulu" ucap Bintang berlalu ke kamar nya.
"Kamu Zi ikut juga ke rumah sakit, biar Bintang ada yang jaga"
"Siap tuan"
Adit, Bintang, dan Ziza pergi menuju ke rumah sakit.
Adit langsung menuju ke ruangan papa nya yang sudah di beritahu oleh mama nya.
"Assalamualaikum, gimana keadaaan papa, ma?" Adit menyalami tangan mama nya yang diikuti Bintang.
"Sudah membaik, itu datangin papa mu ada yang mau dibicarakan"
"Iya ma"
Adit duduk di samping papa nya yang terbaring.
"Assalamualaikum, pa" Adit mencium tangan papa nya.
"Waalaikumsalam"
"Ada apa pa, tadi kata mama ada yang mau dibicarakan?"
"Papa boleh minta sesuatu sama kamu dit?"
"Apa pa? insyaallah kalau bisa Adit sanggupi"
"Papa mau kamu menikah"
Ucapan tuan Abraham bagai petir di siang bolong yang memberi rasa kaget untuk Adit.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Memiliki Mu (End) E-book
RomanceAditya Putra Abraham (35) tahun Azizah Zahidah (18) tahun Adit seorang duda memiliki 1 anak lelaki yang bernama Bintang Surya Abraham (7) tahun. Azizah yang sering dipanggil Ziza nekad merantau ke kota mencari pekerjaan untuk membantu biaya keluarg...